Penyakit mulut dan kuku (PMK) menjangkiti hewan ternak sejumlah daerah. Di Pangandaran dan Ciamis misalnya, kasus PMK mulai terdeteksi.
Di Pangandaran, saat ini tercatat 35 sapi di Pangandaran terjangkit PMK. Diduga sapi yang menularkan berasal dari luar daerah, salah satunya Jawa Tengah.
"Sebanyak 35 ekor sapi yang tersebar di peternakan Cijulang, Cimerak dan Cigugur sudah terindikasi PMK," ucap Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangandaran Suryadi kepada detikJabar melalui pesan singkat. Selasa (21/6/2022)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, dari 35 sapi yang terjangkit PMK, 30 di antaranya mulai membaik. "Sisanya untuk lima ekor masih akan uji lab, akan diambil darahnya dulu untuk melihat perkembangannya," kata Suryadi.
Di tempat terpisah, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Dian Ghaniyy Fahmi mengatakakan sebelumnya sudah ada penutupan pasar hewan selama dua pekan ke belakang. Hasilnya yang terkena PMK pun nol kasus.
"Karena kami antisipasi masuknya hewan dari daerah Jawa Tengah yang memang sudah banyak temuan kasus PMK. Kami adakan check point selama dua minggu terakhir dengan memeriksa kesehatan hewan dan kelengkapan surat kesehatan hewan. Jika tidak memenuhi, kami putar balik," kata Ghaniyy.
Kemudian Dinas Pertanian Pangandaran diprotes para peternak hewan. "Betul kami diprotes karena penutupan pasar hewan di Pangandaran. Padahal tujuannya cuman meminimalisir tersebarnya PMK. Tetapi mereka bersikeras meminta kembali dibuka dengan dalih perputaran ekonomi para peternak tersendat," ucap Ghaniyy.
Hasil pertemuan dinas dengan para peternak yang didampingi Kapolres Pangandaran, menyepakati dengan adanya pembukaan kembali pasar hewan yang bertahan hanya selama dua minggu, terhitung dari 6-17 Juni 2022.
"Karena kami terbentur anggaran, untuk check point kami hentikan. Sehingga penanganan kasus longgar. Tapi kami sudah memberikan iimbauan kepada para peternak agar selalu mematuhi protokol kesehatan hewan dari mulai pembersihan kandang dan perawatan hewan," ucapnya.
Selain itu, pihaknya telah membuatkan surat edaran kewaspadaan terhdap tanda-tanda PMK, laporan pencegahan PMK ketika wabah terjadi di Kabupaten Pangandaran.
"Kerugian bisa mencapai Rp 6 miliar jika wabah PMK ada di Pangandaran," kata Ghaniyy.
Ghaniyy mengatakan untuk mengatasi PMK biaya antispasi anggaran bisa mencapai Rp 200 juta. Angka tersebut sudah termasuk penanganan, obat, termometer dan tim check point secara berkala. Namun hingga kini anggarannya belum tersedia.
Di Ciamis 11 Sapi Terjangkit PMK
Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) juga terjadi di Ciamis. Dari hasil pemantauan dan pemeriksaan Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis, ditemukan ada 11 sapi yang sudah terinfeksi PMK.
Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis total memeriksa 52 ekor sapi dari tiga kandang dan ditemukan tujuh sapi yang sakit. Namun hasil dari pemeriksaan labolatorium Balai Besar Veteriner (Bivet) Subang hasilnya negatif PMK.
Kemudian Dinas melanjutkan pemeriksaan terhadap 54 ekor sapi dari lima lokasi kandang. Total ditemukan ada 12 sapi yang sakit. Dari jumlah yang sakit itu, mayoritas terjangkit PMK
"Setelah kami kirim sampel untuk cek laboratorium, hasilnya ada 11 ekor yang positif PMK," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis Syarief Hidayat, Selasa (21/6/2022).
Syarief menjelaskan dari 11 ekor tersebut, empat sapi sudah sembuh, lima sapi dipotong bersyarat, dan dua sapi masih terinfeksi PMK.
"Sapi yang masih sakit kami isolasi ketat, serta pengobatan suportif," katanya.
![]() |
Setelah ditemukannya sapi terinfeksi PMK, Pemkab Ciamis kini melakukan pengawasan ketat pada lalu lintas ternak. Salah satunya berkoordinasi dengan daerah tetangga terkait kedatangan sapi yang datang dari daerah lain.
"Ketika bandar akan mendatangkan sapi, kami langsung cek dengan menghubungi daerah tersebut. Untuk memastikan kondisinya sehat dan dilengkapi dengan surat keterangan sehat hewan," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya meminta camat dan desa turut memantau lalu lintas ternak. Mereka juga diminta melakukan jemput bola pemeriksaan hewan kurban.
"Sudah ada 11 ekor sapi yang positif. Harus ditangani serius oleh seluruh jajaran pemerintahan. Pastikan menjelang kurban ini tidak ada yang terkena wabah PKM. Konsumsi hewan saat ini harus dimasak secara matang," tegas Herdiat.
Herdiat menyebut wabah PMK ini sangat merugikan baik bagi bandar, pedagang, maupun konsumen, terutama saat sedang menggenjot ekonomi usai pandemi.
"Pada tahun 2020 lalu, masyarakat melaksanakan kurban perputaran ekonomi tidak kurang dari Rp 100 miliar. Semoga wabah PMK ini bisa segera teratasi," pungkasnya.
Simak Video "Video: Polisi Usut Dugaan Kelalaian di Insiden Maut Pernikahan Anak KDM"
[Gambas:Video 20detik]
(orb/orb)