Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (2/6/2022). Mulai dari kepulangan Ridwan Kami dan Atalia ke Indonesia usai sepekan mencari Eril hingga tewasnya warga Bandung.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Atalia Kembali ke RI Usai Sepekan Mencari Eril
Atalia Praratya, istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil, akan kembali ke Indonesia setelah berupaya selama sepekan mencari keberadaan anaknya, Emmeril Kahn Mumtadz, di Sungai Aare, Bern, Swiss. Atalia berpamitan dan mengunggah pesan menyentuh yang ditujukan kepada Eril, sapaan Emmeril.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ril... mamah pulang dulu ke Indonesia, ya.. Mamah titipkan kamu dalam penjagaan dan perlindungan terbaik dari pemilikmu yang sebenarnya, Allah swt, di mana pun kamu berada," tulis Atalia dalam akun Instagram pribadi seperti dikutip detikJabar, Kamis (2/6/2022).
Atalia melanjutkan tulisan yang penuh emosional untuk anaknya itu. Atalia menyebut, Eril tak akan lagi merasa kedinginan dan kekurangan. Justru Eril akan selalu berada dalam limpahan kebahagiaan yang tak pernah berhenti.
"Insyaallah kamu tidak akan kedinginan, kelaparan atau kekurangan apapun. Bahkan kamu akan mendapatkan limpahan kasih sayang, karunia dan kebahagiaan yang tak pernah putus," ujar Atalia.
Atalia pun menyampaikan keikhlasannya dalam melepas anak sulungnya tersebut.
"Di sini, di Sungai Aare yang luar biasa indah dan cantik ini, Mamah lepaskan kamu, untuk kita bertemu lagi cepat atau lambat. Seperti yang pak walikota sampaikan," tulis Atalia.
Di akhir tulisan, Atalia menuliskan bahwa Kota Bern akan menjadi penghubung yang sangat mendalam untuk keluarganya. Atalia juga menuliskan titi mangsa di akhir tulisannya.
"The city of Bern will forever be deeply connected to us. Doa terbaik mamah dalam setiap helaan napas," ungkap Atalia.
Pencarian terhadap Eril sendiri masih terus berlanjut. Petugas melaksanakan operasi SAR di area Marzili hingga pintu air Engehalde.
Dalam keterangan yang diterima, Kepala Protokol Kementerian Luar Negeri Swiss, Duta Besar Beatrice Schaer menemui Ridwan Kamil dan Atalia Praratya pada Rabu (1/6/2022) waktu setempat. Turut mendampingi Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman Hadad.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Schaer menekankan dukungan penuh Pemerintah Swiss atas upaya pencarian putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz, yang menjadi prioritas utama.
Duta Besar Schaer memastikan Kementerian Luar Negeri Swiss sudah berkomunikasi erat dengan Kepolisian Kota Bern dan memantau proses perkembangan pencarian Eril, sapaan Emmeril.
"Adapun proses pencarian Eril pada Rabu (1/6/2022) diintensifkan dengan metode patroli darat, perahu, dan drone, di area Marzili hingga pintu air Engehalde. Selain itu, patroli juga tetap dilakukan di area Schwellenmaetelli hingga Wohlensee. Namun, pencarian belum membuahkan hasil yang diharapkan," demikian keterangan KBRI Bern.
Khilafatul Muslimin di Jabar
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat telah mendapatkan laporan terkait tersebarnya selebaran milik kelompok Khilafatul Muslimin di Jawa Barat. Ketua MUI Jawa Barat KH Rachmat Safe'i mengatakan, laporan tersebut didapatkan langsung dari Polda Jabar.
"MUI dapat laporan dari Polda, sudah. Cibeber Cimahi, Parongpong Bandung Barat ada laporan, Sukabumi dan Garut," katanya saat dikonfirmasi detikJabar via sambungan telepon, Kamis (2/5/2022).
Pihaknya akan mengundang kelompok Khilafatul Muslimin ini dan meminta klarifikasi terkait isi selebaran yang disebut berisikan pesan dakwah.
"MUI akan undang mereka klarifikasi, kalau dalam kalimat-kalimatnya bersifat umum ajakan untuk berdakwah, tapi dalam kondisi sekarang perlu diteliti," ujarnya.
Rachmat menyebut, selebaran yang sama pernah ditemukan di tahun 2016 lalu. Selebaran itu berasal dari Lampung. "Itu sudah terjadi sejak tahun 2016, selebarannya itu dari Lampung. 2019-2020 juga ada," katanya.
Menurutnya, pimpinan Khalifatul Muslimin ini juga pernah ditangkap polisi karena terlibat dalam kelompok terorisme. "Bahkan pimpinannya, pernah terlibat terorisme dan sudah dihukum. Mulai muncul lagi sekarang, perlu diteliti itu apa," ujarnya.
Rachmat juga mengatakan Khilafatul Muslimin bukan ormas Islam yang masuk dalam ormas NU, Muhamadiyah, Persis.
Saat disinggung selebaran itu ramai lagi, menjelang Hari Lahir Pancasila, Rachmat menuturkan, dilihat dari selebaran tidak ada ajakan dakwah yang menolak NKRI. Meski demikian, pihaknya harus kembali meneliti isi pesan dakwah yang ada didalam selebaran itu.
"Tidak ada untuk menolak NKRI dari pernyataannya. Jadi maklumat-maklumatnya itu harus dipelajari lebih dalam. Didalami arahnya ke mana, apakah ada kaitannya, Polda juga sudah beri keterangan tidak ada kaitannya dengan ormas yang ada di MUI, yang terjadi hanya selembaran tahun 2016 (tersebar lagi)," katanya.
Sebelumnya, polisi menyebut konvoi kelompok Khilafatul Muslimin juga terjadi di Jawa Barat. Polisi tengah mendalami kemunculan konvoi tersebut.
"Di Jabar sudah dilakukan pemeriksaan ada beberapa yang melaksanakan konvoi. Ada yang di daerah Cimahi dan Karawang kalau tidak salah," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo saat dikonfirmasi, Selasa (31/5/2022).
Ibrahim menjelaskan sejauh ini belum diketahui maksud dan tujuan dari kegiatan konvoi tersebut. Pihaknya masih melakukan pendalaman.
"Tetapi dari tulisan yang ada, sudah mengajak membuat sistem khilafah yang mungkin bertentangan dengan sistem di negara kita," kata dia.
Kisah Fajar Garut soal ITB
Fajar Nugraha (16), pelajar asal Garut yang sebelumnya terancam gagal masuk ITB kini bisa bernapas lega usai diusulkan menerima beasiswa.
Usai kisahnya mencuat dan menjadi perbincangan masyarakat Garut, pria asal Desa Ciburuy, Bayongbong ini mengaku kerap mendapat telepon dari orang yang tak dikenalnya.
Orang-orang tersebut, kata Fajar mengaku bersimpati dengannya. Mereka disebut Fajar hendak memberikan bantuan. Ia mengatakan, dari sekian banyak orang yang menghubunginya, hanya sedikit pihak yang merealisasikan bantuan.
"Ada yang bilang mau ngasih bantuan," kata Fajar kepada wartawan di rumahnya, Rabu (1/5/2022) siang.
"Ada yang cuman nanya-nanya. Kayak anak siapa, rumah di mana," ujar Fajar menambahkan.
Fajar mencuri perhatian usai diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB). Bagi sebagian orang, hal itu biasa saja. Namun tidak untuk Fajar yang terlahir dari keluarga tak mampu.
Fajar mengaku bingung sekaligus sedih saat mengetahui dirinya diterima di ITB. Sebab, Fajar mengaku hal tersebut adalah impiannya.
"Di satu sisi saya juga tahu enggak mungkin saya masuk karena enggak punya uang," ujar Fajar.
Fajar sendiri akhirnya bisa bernapas lega. Usai pihak ITB memastikan Fajar diusulkan sebagai penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Dengan demikian, Fajar diketahui bisa berkuliah secara gratis hingga selesai.
Fajar juga diketahui sudah dipanggil Kementerian Agama. Pihak Kementerian Agama kemudian berjanji akan memberikan laptop dan uang pembinaan kepada Fajar. Namun, hingga saat ini Fajar belum menerimanya.
Ragam Modus Kecurangan PPDB
Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Jawa Barat rawan terjadi kecurangan. Ragam modus dilakukan guna meloloskan calon siswa lewat 'jalur belakang'.
"Jadi, biasaya banyak oknum masyarakat, LSM dan wakil kita yang terhormat suka nitip siswa bisa lima sampai sepuluh, dia minta (uang) ke orang tuanya," ujar Humas Satgas Saber Pungli Jabar Yudi Ahadiat kepada detikJabar, Kamis (2/6/2022).
Yudi menuturkan praktik tersebut bertentangan dengan aturan PPDB yang tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 29 Tahun 2021 tentang PPDB. Menurutnya, dalam aturan tersebut tidak ada biaya sepeserpun dalam proses PPDB.
"Tidak ada satu pasal pun yang harus bayar biaya, jadi kalau ada yang minta biaya itu sudah pasti pungli," katanya.
Menurut Yudi, ada ancaman pidana bagi siapapun oknum pelaku kecurangan dalam PPDB. Hukuman bui menanti bagi mereka yang terbukti melakukan pungli.
"Untuk PNS bisa dikenakan Pasal 2 dan 3 (UU Tipikor). Kalau masyarakat umum bisa kena penggelapan atau penipuan," katanya.
Pria Bandung Tewas Dianiaya
Seorang pemuda di Bandung tewas usai dikeroyok temannya sendiri. Korban berinisial M ini sempat dibawa ke rumah sakit oleh pelaku namun ditinggalkan.
Insiden tersebut dialami M di Jalan Parakan Saat, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung pada Rabu (1/6/2022). M dianiaya oleh dua orang rekannya D dan R.
"Pelaku sama korban saling kenal. Pelaku tersinggung akhirnya pelaku memukul dan menganiaya korban akibat pemukulan mengakibatkan meninggal dunia," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudi Trihandoyo saat dikonfirmasi, Kamis (2/6/2022).
Kedua pelaku menjalankan aksinya bermula saat berboncengan di jalan. Kedua pelaku lantas bertemu dengan korban.
Di saat itu, korban dianiaya oleh pelaku menggunakan tangan kosong hingga terkapar. Di saat korban terkapar, pelaku menggunakan sepeda motornya membawa korban ke RS Ujungberung.
"Setelah dipukul digebukin sekarat dibawa pelaku ke rumah sakit Ujungberung," tutur dia.
Baca juga: Pria Bandung Tewas Usai Dikeroyok Teman |
Akan tetapi, sesudah berada di RS Ujungberung, kedua pelaku justru meninggalkan korban. Saat itu, nyawa korban tak selamat meski sudah di rumah sakit.
"Disimpan di Ujungberung ditinggalin sama pelaku. Korban disimpan di rumah sakit sudah meninggal," katanya .
Polisi yang menerima laporan langsung melakukan penyelidikan. Dari hasil penyelidikan, satu orang pelaku D berhasil diamankan. Sedangkan R masih dalam pengejaran.
"Pelaku satu diamankan," kata dia.
(bba/ors)