Kisah Berliku Fajar Garut Menjemput Asa Kuliah di ITB

Kisah Berliku Fajar Garut Menjemput Asa Kuliah di ITB

Hakim Ghani - detikJabar
Kamis, 02 Jun 2022 13:31 WIB
Fajar Nugraha (16) di tempat kediamannya di Garut
Fajar Nugraha (16) di tempat kediamannya di Garut. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
Garut -

"Semoga jadi modal buat saya mengangkat derajat keluarga," itu kalimat pertama yang diucap Fajar Nugraha saat berbincang dengan detikJabar di rumahnya.

Semangatnya begitu menggebu saat detikJabar mencoba mengajaknya menceritakan pengalaman tak terlupakan diundang ke Kantor Kementerian Agama RI di Jakarta. Selama berbincang, pemuda berusia 16 tahun ini selalu emosional ketika pendidikan yang jadi topik pembahasannya.

Nama bocah kampung asal Sukatani, Desa Ciburuy, Kecamatan Bayongbong ini belakangan jadi perbincangan. Itu karena Fajar berhasil lolos seleksi saringan masuk Institut Teknologi Bandung (ITB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi sebagian orang, apalagi anak-anak yang dilahirkan dari keluarga berkecukupan secara ekonomi, hal itu bisa jadi biasa saja. Namun tidak bagi Fajar.

Fajar lahir di tengah keluarga yang kesulitan secara ekonomi. Dia tinggal bersama ibu dan adiknya, serta sang ayah tiri di sebuah gubuk reyot di Kampung Sukatani.

ADVERTISEMENT

Fajar tak pernah putus asa mencari ilmu meskipun dia tahu, untuk keperluan sehari-hari pun, ayah dan ibunya harus putar otak sangat keras.

Fajar berhasil lulus dari Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Anwar Bayongbong dengan nilai sangat memuaskan dan segudang prestasi yang dimiliki. Khususnya di bidang ilmu pengetahuan alam dan matematika.

"Alhamdulillah selalu menantang diri untuk lebih baik. Yang paling suka matematika," ungkap Fajar.

Dengan segudang prestasi dan kemampuan belajar mumpuni, Fajar akhirnya diterima di ITB. Ia diterima melalui jalur SBMPTN yang tak semua pelajar bisa melakukannya.

Cerita Fajar ini kemudian mencuat kala dia kebingungan usai diterima di ITB. Sebab, Fajar tak punya biaya sama sekali untuk merantau ke Bandung dan mengenyam pendidikan di sana.

Namun demikian, tekadnya tetap bulat. Di tengah kebingungan itu, Fajar mengaku putar otak agar bisa tetap kuliah.

Usahanya didengar Tuhan. Tanpa disangka, sejumlah perwakilan Kementerian Agama yang mendengar kisah Fajar langsung gercep alias gerak cepat. Mereka mengundang Fajar ke Jakarta dan hendak memberikan beasiswa.

"Kalau boleh jujur mah, saya teh gemetar. Boro-boro mimpi ketemu pejabat, mimpi anak saya viral juga gak pernah," kata Elin, ibu Fajar.

Fajar Nugraha (16) di tempat kediamannya di GarutFajar Nugraha (16) di kediamannya di Garut Foto: Hakim Ghani/detikJabar

Fajar kemudian bisa bernapas lega. Perjuangannya untuk bisa kuliah di PT favorit akan segera terwujud usai sejumlah pihak memberikan bantuan. Pihak Kemenag berjanji akan memberi uang saku hingga laptop.

Pun dengan pihak ITB. Mereka mengusulkan Fajar menjadi penerima beasiswa dari program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Di ITB, Fajar diketahui lulus dan diterima di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Fajar mengaku tertantang dan tak sabar menimba ilmu di sana.

"Saya sebetulnya tidak suka Biologi. Cuman ya tadi, saya ingin menantang diri saya sendiri," ujarnya.

Fajar mengaku ingin tetap menuntut ilmu meskipun keterbatasan ekonomi yang dialami keluarganya. Dia mengaku akan mencari cara agar bisa belajar.

Sebab perjuangan Fajar saat ini sangatlah tidak mulus. Selain hingga kini belum menerima apapun yang dijanjikan akan diberikan, keluarga Fajar juga harus menerima sindiran dari tetangga hingga menghadapi oknum nakal yang cari untung dalam kisahnya ini.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Polisi Usut Dugaan Kelalaian di Insiden Maut Pernikahan Anak KDM"
[Gambas:Video 20detik]
(ors/ors)


Hide Ads