5 Fakta Suara Gemuruh Misterius di Sukabumi: Warga Rasakan Getaran

5 Fakta Suara Gemuruh Misterius di Sukabumi: Warga Rasakan Getaran

Siti Fatimah - detikJabar
Minggu, 24 Apr 2022 03:34 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi di Indonesia
Ilustrasi (Foto: Mindra Purnomo)
Sukabumi -

Suara gemuruh misterius terdengar di Cisaat, Kabupaten Sukabumi pada 23 April 2022. Saat ini, asal usul suara tersebut masih menjadi teka-teki. Simak deretan faktanya sejauh ini :

Viral di Media Sosial

Media sosial Facebook dihebohkan dengan postingan seorang warga yang mendengar suara gemuruh. Akun dengan nama Sasi Jr itu mengatakan, sudah dua hari di kampungnya mendengar suara tersebut.

"Assalamualaikum wargi sukabumi, ingin bertanya barangkali tahu, warga di kampung saya pada bertanya sudah 2 hari mendengar gemuruh seperti lini (gempa) itu apa ya? Kalau warga lainnya mendengar tidak?," tulis Sasi dalam postingannya yang telah disesuaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikonfirmasi terpisah, pemilik akun tersebut memiliki nama Sasi Johar (26). Dia membenarkan postingan yang ia tulis itu.

"Iya udah dua hari, pertama saya juga kurang ngeuh. Kurang dianggap, cuman penasaran tanya ke tetangga ternyata sama dengar juga udah dua hari," kata Sasi dalam sambungan telepon, Sabtu (23/4/2022).

ADVERTISEMENT

2. Terdengar Selama Empat Jam

Suara gemuruh itu terdengar di daerah Kampung Selajamber, Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi saat dia akan memberi pakan kolam ikannya. Sasi mengatakan, suaranya terdengar setelah matahari terbit sampai pukul 10.00 WIB atau sekitar empat jam lamanya.

"Kalau yang dirasakan pagi setelah matahari terbit sekitar jam 06.00 sampai jam 10.00 masih kerasa. Kaya gemuruh tapi ada getar-getar," ujarnya.

"Warga juga merasakan. Makanya saya juga tanya-tanya dulu takutnya saya doang yang merasakan, ternyata warga lain juga sama mendengarkan," ujar Sasi menambahkan.

3. Diikuti Getaran

Sasi juga bilang, di perkampungannya tidak ada pabrik sehingga kemungkinan besar sumber suara tersebut bukan dari aktivitas industri. Ia sempat khawatir dan mempertanyakan suara itu berasal dari Gunung Gede atau Gunung Salak.

"Suaranya bisa dibilang dari dalam tanah soalnya lagi ngasih pakan ikan di kolam kerasa gemeter sama gemuruhnya, kalau di sawah kerasa lebih gede," imbuhnya.

Beruntungnya tak ada tanda-tanda kerusakan atau keretakan tanah. Hingga saat ini, sumber suara tersebut masih menjadi pertanyaan.

"Nggak ada kerusakan atau retak, udah dua hari. Durasi yang hari ini terus-terusan ada aja gemuruhnya. Nggak berhenti-berhenti (sekitar empat jam) makanya saya langsung tanya di media sosial," pungkasnya.

4. Bukan Aktivitas Gempa

Koordinator Mitigasi dan Gempa Bumi PVMBG Supartoyo mengatakan, suara gemuruh dibarengi dengan getaran bisa bersumber dari gempa atau aktivitas sesar di daerah tersebut. Akan tetapi, di wilayah Sukabumi tidak ada kejadian gempa atau sesar.

"Kalau gempa di Sukabumi sejak kemarin sampai tadi tidak ada," ujarnya dalam pesan singkat kepada detikJabar, Sabtu (23/4/2022).

Dia pun memastikan, sumber suara gemuruh itu bukan berasal dari gempa bumi atau aktivitas sesar. "Benar, dipastikan bukan dari gempa," ujarnya.

Daerah Selajambe sendiri, kata dia, berada di luar garis Sesar Cimandiri dan Sesar Walat. "Di luar garis sesar Cimandiri dan juga sesar walat. Sejak tanggal 17 April tidak ada gempa terasa di Sukabumi," ujarnya.

5. Aktivitas Gunung Gede dan Salak Masih Normal

Sementara itu, dia juga melampirkan hasil analisis PVMBG apabila dikaitkan dengan aktivitas Gunung Gede dan Gunung Salak. Hasilnya, status kedua gunung tersebut masih normal.

"Pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Gede dan Gunung Salak dalam satu minggu terakhir tidak menunjukkan gejala kenaikkan aktivitas, baik visual atau pun kegempaan. Tidak teramati perubahan warna dan tinggi kolom hembusan gas dari arah kawah," imbuhnya.

Dia juga menyebut, gempa masih didominasi oleh gempa tektonik. Sedangkan gempa vulkanik terekam dua kali terjadi pada minggu ini dan dalam batas normal.

"Gempa Vulkanik terekam dua kali kejadian dalam minggu ini, dan ini masih dalam batas jumlah normal. Tingkat aktivitas Gunung Salak dan Gunung Gede saat ini dalam Level I (normal)," sambungnya.




(yum/bbn)


Hide Ads