Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April menjadi salah satu peringatan besar untuk kaum perempuan agar terus bersinar, percaya diri, dan pantang menyerah dalam mewujudkan impian dan cita-citanya dengan melakukan hal-hal positif yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Perjuangan pahlawan perempuan Kartini melawan diskriminasi pada zamannya itu, mendorong perempuan generasi saat ini untuk memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengejar mimpi dan cita-citanya meraih pendidikan tinggi untuk masa depannya.
Diketahui, sosok Kartini memang telah tiada, namun perjuangannya terus bertumbuh hingga sekarang kepada para perempuan dari generasi ke generasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada peringatan hari Kartini 21 April 2022 ini, detikJabar berkesempatan untuk mewawancarai sosok perempuan yang juga dinilai tangguh di lingkungan Polres Subang.
Sosok perempuan tangguh tersebut tak lain ialah Kepala Kepolisian Resor Subang, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sumarni.
Dalam kesempatan kali ini, AKBP Sumarni menceritakan banyak hal atas perjuangan-perjuangan dirinya seperti di masa sulit dahulu hingga kini menjadi Kapolres Subang.
Jika menilik ke belakang, Sumarni menceritakan perjalanan hidupnya yang terbilang banyaknya lika-liku pada kehidupannya yang tidak mudah salah satunya dalam faktor ekonomi.
Bahkan, untuk berjuang menjalani kehidupan Sumarni sempat memilih berjualan makanan sejak kecil setelah pulang sekolah dibandingkan bermain layaknya anak-anak lain di kala itu.
"Sejak kecil saya sudah mandiri di bidang ekonomi karena saya menggunakan waktu saat selesai sekolah untuk berjualan makanan. Sejak kecil sepulang sekolah, saya keliling kampung jualan kue dan barang barang lainnya untuk membantu ekonomi keluarga," ujar Sumarni kepada detikJabar belum lama ini.
Meskipun memiliki kehidupan ekonomi yang sangat sulit dengan banyak keterbatasan, tidak membuat Sumarni putus asa. Kata menyerah pun seakan tak ada didalam pikiran perempuan asal Pontianak, Kalimantan Barat tersebut.
"Namun meski harus menghadapi kehidupan yang berat, saya tidak menyerah dalam urusan pelajaran sekolah maupun mengaji. Saya selalu dapat ranking," katanya.
![]() |
Jika mengingat pada masa-masa sulit dahulu, Sumarni pun tak kuasa menahan tangis atas perjuangan sulitnya. Pasalnya, kegigihan untuk berjuang menjadi perempuan sukses seperti saat ini pun tentunya, Sumarni, tidak lepas mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya.
Ayahnya sendiri merupakan seorang mandor di Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat, serta Ibunya yang hanya sebagai ibu rumah tangga.
"Dari Bapak seorang mandor di Pelabuhan Pontianak, dan Ibu Rumah tangga biasa, Dari empat bersaudara, saya salah satu perempuan yang beruntung dan dimudahkan jalannya oleh Yang Maha Kuasa," kata dia.
Daftar Sebagai Anggota Polwan Tahun 1996
Seiring dengan berjalannya waktu, Sumarni yang dulu hanya dikenal sebagai penjual makanan ringan dari kampung ke kampung, akhirnya memberanikan diri untuk memiliki kehidupan yang lebih layak di kala itu.
Mendaftar sebagai anggota Polwan pada Tahun 1996 pun jalan yang dipilih oleh Sumarni untuk mencapai cita-cita membanggakan kedua orang tuanya.
"Saya memberanikan diri mendaftar sebagai anggota Polwan tahun 1996 dari Kalimantan Barat. Saat itu saya salah satu dari empat perempuan yang terpilih mewakili Kalimantan Barat mengikuti pendidikan Seba PK Polwan angkatan XX tahun 1996," tuturnya.
Setelah itu, dalam waktu pendidikan selama 11 bulan lamanya untuk menjadi bagian dari institusi Polri, akhirnya Sumarni lulus dengan predikat terbaik pada bidang akademik.
"Alhamdulillah setelah 11 bulan menjalani pendidikan, saya lulus dengan mendapatkan predikat terbaik di bidang akademik sehingga saya diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi program D3 PTIk Polwan tahun 1998 yang saat itu diadakan oleh Mabes Polri dalam rangka menggantikan kepemimpinan senior Polwan yang hampir pensiun," ucapnya.
Sebelum menjadi Perwira pun tidak mudah didapatkan oleh Sumarni. Ia kembali dididik selama tiga tahun lamanya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
"Dididik selama tiga tahun di PTIK, 2001 saya lulus dengan predikat terbaik, dan langsung menjadi Perwira pertama. Ditempatkan di Secapa Polri di Sukabumi sebagai staf di Urjarlat dan juga sekaligus mengajar siswa SEcapa saat itu," katanya.
"Enam bulan Kemudian dimutasi ke Mabes Polri sebagai Paurspripim Itjen Polri, lalu pernah bertugas di Polda Metro Jaya, dan pernah di BKO kan sebagai ADC Menperindag dan pernah mengisi beberapa jabatan di Polres Jakarta Utara," ujarnya melanjutkan.
Bergabung dengan KPK
Perjuangan Sumarni dilanjutkan pada tahun 2007 hingga 2008 lalu dengan kembali bersekolah pada program pendidikan S1 di PTIK. Ia pun pernah menjadi penyidik dari Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK)
"Tahun 2007-2008 mengikuti program pendidikan S1 PTIK dan setelah lulus, mengikuti seleksi dan bergabung sebanyak Penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi selama empat tahun. Setelahnya tahun 2012 bertugas sebagai Penyidik di Bareskrim Polri," jelasnya.
Tidak sampai disitu, perjuangan Sumarni kembali dilanjutkan dengan mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) pada tahun 2016.
Setelah itu, bagaikan arti kata 'habis gelap terbitlah terang' pun seperti diimplementasikan kepada sosok dari perempuan kelahiran 1977 tersebut. Terbukti selama menjadi bagian dari Polri Sumarni menjabat sebagai Kapolres Sukabumi Kota dan pada saat ini masih menjabat sebagai Kapolres Subang.
"Tahun 2016 setelah selesai mengikuti pendidikan Sespimmen angkatan ke 56, ditugaskan kembali di Bareskrim Polri. Dan tahun 2020 diberikan kepercayaan menjabat sebagai Kapolres Sukabumi kota dan 2021 sebagai Kapolres Subang," ujarnya.
Gemar Blusukan Bantu Masyarakat Tak Mampu dan Selalu Berikan Motivasi
Melihat atas perjuangannya yang tak mudah, AKBP Sumarni yang saat ini menjabat sebagai Kapolres Subang selalu memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan. Selain memberikan bantuan dirinya pun selalu banyak memberikan motivasi-motivasi kepada masyarakat untuk tidak patah semangat dalam menjalani kehidupan.
"Berkaca dari kehidupan saya yang dulu sulit, dalam setiap kegiatan keseharian saya, akan saya pergunakan untuk banyak membantu orang lain, karena saya sangat memahami beban berat kehidupan warga masyarakat yang ekonominya agak sedikit sulit," kata Sumarni.
Salah satu yang dilakukan Sumarni saat ini, ia langsung terjun ke kampung-kampung untuk memberikan manfaat kepada orang lain.
"Gemar blusukan dari kampung ke kampung, hanya ingin bisa memberikan manfaat keberadaan diri saya di masyarakat," katanya.
![]() |
Selain memberikan bantuan dirinya pun selalu banyak memberikan motivasi-motivasi kepada masyarakat untuk tidak patah semangat dalam menjalani kehidupan. Bahkan, pengalaman pahitnya dahulu pun dijadikan dasar agar generasi saat ini dapat termotivasi dan diharapkan untuk terus berjuang menggapai cita-cita.
"Beberapa kesempatan jika saya diminta memberikan motivasi ke lingkungan santri santriwati, lingkungan sekolah dan saat diklatsar Pemuda Banser maupun Persis, saya selalu menceritakan masa kecil saya yang tidak mudah. Ini saya lakukan agar generasi muda yang mungkin mempunyai latar kehidupan sosial ekonomi yang sulit dan penuh keterbatasan, tidak menyerah, tidak putus asa, asalkan terus berjuang dan sungguh sungguh, Insya Allah diberikan masa depan yang lebih baik," katanya.
(yum/bbn)