Kementerian Agama (Kemenag) segera menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Ramadan 1443 H pada Jumat, 1 April 2022, petang untuk kemudian disampaikan pada publik.
Beberapa tempat telah ditunjuk oleh Kementerian Agama sebagai lokasi pengamatan hilal penentuan awal Ramadan, di antaranya Observatorium Bosscha dan Imah Noong di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Berikut ulasan singkat mengenai Observatorium Bosscha dan Imah Noong Lembang yang jadi lokasi pengamatan hilal awal Ramadan 2022 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Observatorium Bosscha
Observatorium Bosscha di Kecamatan Lembang, Bandung Barat, merupakan bangunan yang sarat dengan nilai sejarah karena telah bertahan lebih dari ratusan tahun.
Observatorium Bosscha didirikan oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda atas prakarsa pengusaha kaya bernama K. A. R. Bosscha yang kelak namanya diabadikan sebagai nama observatorium tersebut.
Observatorium Bosscha diresmikan pada tanggal 1 Januari 1923 adalah observatorium astronomi modern pertama di Asia Tenggara. Observatorium Bosscha menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung sejak 1951.
"Bosscha merupakan tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Bangunan ini didirikan pada tahun 1923. Hingga saat ini, bentuk bangunannya masih sama dan berfungsi dengan baik," kata Pamong Budaya Ahli Muda Sub Koordinator Sejarah dan Cagar Budaya pada Disparbud KBB Asep Diki Hidayat.
Saat ini Observatorium Bosscha telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya sesuai Surat Keputusan (SK) Bupati Bandung Barat Nomor 188.45/Kep.731-Disparbud/2021 dan Nomor 188.45/Kep.735-Disparbud/2021.
Pengamatan hilal penentuan awal Ramadan bakal dilakukan oleh tim peneliti Observatorium Bosscha mulai Kamis (31/3/2022) sore. Pengamatan dilakukan secara daring yang bisa disaksikan secara live streaming.
Imah Noong
Selain Observatorium Bosscha yang memang sudah sohor, Bandung Barat juga punya Imah Noong sebagai tempat pengamatan benda-benda langit dengan konsep yang lebih sederhana.
Imah Noong didirikan sejak 2014 oleh Hendro Setyanto, alumni jurusan astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB). Ide mendirikan Imah Noong telah tercetus sejak 2012 atau 2 tahun sebelum diresmikan.
Imah Noong baru dikenal beberapa tahun kemudian, setelah banyak orang termasuk penyuka astronomi dan awak media yang datang saat ada fenomena langit yang bisa disaksikan termasuk pengamatan hilal awal Ramadan.
Observatorium Imah Noong hanya berupa sebuah bangunan berukuran 3x2 meter yang di dalamnya terdapat sebuah teropong bintang dan teropong portable.
Di sebelahnya ada lagi sebuah bangunan berbentuk dome yang diberi nama Musholatorium. Bangunan yang bisa menampung 25 orang dewasa itu digunakan sebagai mushola sekaligus tempat pertunjukkan tayangan dan film yang berkaitan dengan benda langit.
(mso/bbn)