Angkot Cisaat Sukabumi Mogok Operasi Selama 3 Hari, Ini Penyebabnya

Angkot Cisaat Sukabumi Mogok Operasi Selama 3 Hari, Ini Penyebabnya

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 14 Mar 2022 15:53 WIB
Sopir angkot di Sukabumi mogok operasi.
Sopir angkot di Sukabumi mogok operasi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar).
Sukabumi -

Kebijakan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi terkait reaktivasi trayek angkutan kota (angkot) ke Pasar Pelita menimbulkan penolakan dari para sopir angkot. Sebagai aksi penolakan tersebut, mereka berencana untuk mogok beroperasi selama tiga hari ke depan.

"Kita dua sampai tiga hari akan mogok narik penumpang. Enggak ada angkot yang jalan," kata Iwan (32), Sekretaris Paguyuban Angkot 08 saat ditemui usai melakukan aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Jalan Ir. Djuanda, Senin (14/3/2022).

Aksi mogok operasi itu dilakukan oleh sopir angkutan kota jurusan Cibaraja-Cisaat-Sukabumi. Setidaknya ada 431 sopir yang tidak beroperasi sejak hari ini sampai tiga hari ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iwan mengatakan para sopir tidak ingin menggunakan trayek lama yaitu dari Jalan Stasiun-Zaenal Jakse dan keluar di Jalan Ahmad Yani (gedung BRI). Bahkan, sebelumnya mereka sempat melakukan audiensi atas penolakan itu kepada Dishub namun tak mendapatkan hasil.

"Tanggapan Dishub minta tolong dilaksanakan dulu. Ternyata pada saat kita membeberkan itu (alasan audiensi) hasil kesepakatan tidak ada. Makanya kita mau buat dulu surat (ke DPRD) dan lain-lain ya secara regulasi baru kita tentukan langkah selanjutnya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pernyataan mogok untuk menarik penumpang juga dibenarkan oleh salah satu sopir Dodi (42). "Untuk kelanjutannya sopir-sopir semua mogok jalan. Nggak beroperasi sama sekali sampai keputusan ini berlanjut," tutur Dodi.

Dia membeberkan beberapa dampak yang akan dirasakan oleh sopir jika trayek angkutan tersebut diubah. Dampak pertama yaitu biaya operasional akan semakin membengkak, pasalnya trayek lama memiliki jalur yang lebih jauh daripada trayek sebelumnya.

"(Kedua) tingkat kriminalitasnya lebih banyak, karena di sana ada pedagang asongan yang sengaja jual paksa, ketiga kalau awal untuk pendapatan driver pasti berkurang karena belum ada sosialisasi ke pihak penumpangnya," sambungnya.

Pihaknya berharap, kebijakan trayek lama ini tidak diterapkan kembali dan berlaku seperti sedia kala. "Penerapan trayek lama ini tidak diberlakukan lagi tetap pengennya seperti semula dari tahun 1999 sampai sekarang," pungkasnya.

(mso/bbn)


Hide Ads