Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan potensi dana umat di Indonesia sangat besar, mencapai Rp 1.000 triliun per tahun. Namun, potensi masif itu dinilainya belum tergarap maksimal untuk mengentaskan kemiskinan.
"Kalau semua pundi-pundi umat ini dikumpulkan, maka hitungan-hitungan saya itu kurang lebih Rp 1.000 triliun," kata Nasaruddin saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2025).
Menurutnya, potensi dana umat tidak hanya berasal dari zakat, tapi juga wakaf, fidyah, akikah, kurban, hingga nazar dan kafarah. Semua itu, kata Nasaruddin, jika dikelola dengan baik dapat menjadi sumber daya besar untuk kesejahteraan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bayangkan, pendapatan pajak kita kemarin Rp 1.200 triliun. Dana umat sebesar ini, kalau diefektifkan dan diintensifkan pendayagunaannya, itu bisa memberdayakan umat. Minimum Rp 500 triliun saja sudah luar biasa," ungkapnya.
Nasaruddin mengatakan, Kementerian Agama tengah memprioritaskan pengembangan wakaf produktif sebagai salah satu sumber utama dana umat. Ia menyebut potensi wakaf jauh lebih besar dibanding zakat.
"Kalau di negara lain seperti Jordan, zakatnya cuma 20 miliar dirham tapi wakafnya 600 miliar dirham. Jadi, tiga puluh kali lipat lebih besar. Harusnya di Indonesia juga begitu," ujarnya.
Ia mencontohkan, bila seluruh ASN atau PNS menyisihkan sebagian uangnya tiap bulan untuk wakaf produktif, maka dana yang terkumpul bisa mencapai Rp 178 triliun per tahun.
"Kalau semua ASN berwakaf produktif, itu bisa memberdayakan umat. Wakaf itu lebih leluasa penggunaannya dibanding zakat yang terikat pada delapan asnaf," jelasnya.
Kendala Dana Umat Belum Bisa Mengentaskan Kemiskinan
Besarnya potensi dana umat diketahui belum bisa mengentaskan kemiskinan. Setelah ditelisik, Nasaruddin menyebut ternyata kendala utamanya ada di masalah pengorganisasian. Maka dari itu, pihaknya kini tengah menyiapkan pembentukan Lembaga Pemberdayaan Dana Umat (LPDU) yang akan menjadi wadah pengelolaan dana keagamaan lintas agama.
"Pertama kendalanya itu ya pengorganisasiannya. Ini yang sedang kita kembangkan. Saya kan relatif masih baru, tapi saya mulai menggerakkan potensi-potensi umat ini," katanya.
"Insyaallah gagasan Bapak Presiden ini akan membentuk LPDU. Kalau ini dikumpulkan, potensinya luar biasa. Tidak hanya umat Islam, tapi juga Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Semua punya charity masing-masing," ujar Nasaruddin.
Menurutnya, jika semua potensi dana keagamaan digabung dan dikelola secara profesional, kemiskinan ekstrem di Indonesia bisa ditekan secara signifikan.
"Kalau dana umat ini dikumpulkan bersama-sama untuk memerangi kemiskinan, maka nggak mungkin ada kemiskinan mutlak di Indonesia," tegasnya.
Menag berharap gerakan wakaf uang produktif yang digagas Kemenag dan Direktur Istiqlal Global Fund (IGF), Ahsanul Haq, dapat menjadi awal kebangkitan ekonomi umat yang berlandaskan nilai keagamaan dan kebersamaan. Ia menyebut wakaf sebagai cara membangun "istana di akhirat".
"Yang kita bangun dari wakaf ini adalah istana kita di surga. Kalau nggak ada wakafnya, nggak ada belanja akhiratnya, jangan kecewa kalau nanti di sana nggak ada tempatnya," tandas Imam Besar Masjid Istiqlal itu.
(hnh/kri)
Komentar Terbanyak
Gencatan Senjata Israel-Hamas Tercapai, Takbir Menggema di Gaza
Ini yang Disepakati Israel dan Hamas untuk Akhiri Perang Gaza
2 Tahun Perang Gaza: 67 Ribu Warga Tewas, Rumah-Tempat Ibadah Hancur