Menag: Pengelolaan Wakaf Kuat, Indonesia Siap Jadi Pusat Peradaban Islam Dunia

Menag: Pengelolaan Wakaf Kuat, Indonesia Siap Jadi Pusat Peradaban Islam Dunia

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 05 Agu 2025 19:22 WIB
Menag Nasaruddin Umar dalam acara Rakernas BWI 2025, Selasa (5/8/2025)
Menag Nasaruddin Umar dalam acara Rakernas BWI 2025 di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2025) (Foto: Humas BWI)
Jakarta -

Menteri Agama (Menag) KH Nasaruddin Umar mengatakan bahwa Indonesia siap menjadi pusat peradaban Islam dunia. Hal ini ia sampaikan pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Menurut Menag, besarnya potensi wakaf uang di Indonesia bila dikelola dengan baik dapat menjadi kekuatan ekonomi umat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peran negara sudah hadir sejak lama, dan sekarang saatnya kita optimistis. Lembaga-lembaga keumatan harus diberdayakan untuk menutup celah yang selama ini ada, karena sebagian besar umat Islam kita berada dalam kondisi ekonomi lemah," katanya dalam acara yang diselenggarakan di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, dikutip pada Selasa (5/8/2025).

Menag Menilai bahwa Indonesia berpotensi besar menjadi pusat peradaban Islam dunia menggantikan Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

"Kini saatnya Indonesia mengambil peran itu, dengan dukungan lembaga keumatan dan pengelolaan dana wakaf yang kuat," sambungnya.

Nasaruddin Umar berharap BWI mampu menjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi dan peradaban Islam modern melalui pengelolaan wakaf yang profesional dan visioner.

"Semoga Allah memberkahi awal pekerjaan besar bangsa ini, dimulai dari gerakan rakyat dan Rencana Strategis di BWI. Mari kita kembali pada niat yang tulus," ujar pria yang juga menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 dengan tema Gerakan Indonesia Berwakaf: Meneguhkan Asta Cita Menuju Indonesia Emas di Jakarta pada 5-7 Agustus 2025.

"Jadi kita bersama seluruh BWI se-Indonesia berkumpul untuk membicarakan program-program strategis ke depan, sekaligus memastikan bahwa strategi yang disusun BWI pusat bisa dieksekusi secara masif di seluruh Indonesia," ujar ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof Kamaruddin Amin.

Menurutnya, prioritas utama BWI saat ini adalah menggalakkan Gerakan Indonesia Berwakaf, khususnya dalam bentuk wakaf tunai. Selain itu, BWI juga fokus pada upaya produktivisasi aset wakaf, terutama tanah-tanah idle yang memiliki potensi ekonomi di luar fungsi tradisional seperti masjid, kuburan, dan lembaga pendidikan.

"Ada dua hal penting yang kita bahas, pertama menjaga aset wakaf dan kedua mengembangkan aset wakaf, khususnya yang produktif," jelas Kamaruddin.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pengelolaan wakaf yang baik dapat mendukung pencapaian visi besar Indonesia Emas, yaitu Indonesia yang maju, bebas dari kemiskinan, serta cerdas dan sehat.

"Ultimate goal dari gerakan wakaf ini adalah mengentaskan kemiskinan dan mencerdaskan bangsa. Wakaf bisa menjadi fundamental enabler atau pendukung utama terwujudnya program-program pemerintah menuju Indonesia Emas," sambungnya.

Kamaruddin juga berbicara terkait tantangan rendahnya literasi wakaf di masyarakat. Ia mengatakan bahwa BWI berkomitmen memperluas edukasi publik.

"Kami akan bekerja sama dengan Kementerian Agama yang punya struktur hingga tingkat kecamatan, juga dengan stakeholder lain seperti lembaga keuangan syariah dan ormas-ormas keagamaan," terangnya.

Kamaruddin juga menyebut, BWI memiliki divisi khusus yang menangani literasi wakaf, yang akan mengoordinasikan gerakan ini secara nasional.




(aeb/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads