Melakukan infak sebagian harta dan memberinya kepada orang yang tidak mampu merupakan amalan terpuji. Bila seorang hamba mengerjakan perbuatan tersebut, Allah SWT tentu akan memberi ganjaran.
Namun perlu digarisbawahi, amalan yang didasari keikhlasan semata mencari ridha Allah lah yang akan diterima dan diberi ganjaran olehNya.
Menurut buku Keutamaan, Zakat, Infak, Sedekah, infak berasal dari kata anfaqa atau mengeluarkan dan membelanjakan (harta atau uang). Syekh Al Jurjani mendefinisikan infak dalam kitab At Ta'rifat sebagai penggunaan harta untuk suatu hajat atau kebutuhan. Sementara secara istilah, infak adalah segala macam bentuk pengeluaran, baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, ataupun yang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hukum Infak yang Perlu Diketahui Umat Islam |
Allah memerintahkan hambaNya untuk berinfak demi kemaslahatan umat dari rezeki yang telah diberi. Karena hakikatnya, seluruh harta seorang muslim adalah milikNya.
Imam Bukhari, Ahmad, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda dengan menyampaikan firman Allah:
Ø£ÙÙÙ ÙØ§ اؚ٠آد٠ÙÙÙ٠عÙÙÙ
Artinya: "Berinfaklah, niscaya Aku akan menafkahimu." (HR Bukhari, Ahmad & Ibnu Majah).
Dengan mengeluarkan harta di jalanNya, seorang hamba tidak perlu khawatir akan kekurangan rezeki. Karena Allah sudah berjanji akan memberikan rezeki jika hamba tersebut berinfak.
Bahkan, orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dianalogikan dalam surah Al-Baqarah ayat 261 seperti keadaan seorang petani yang menabur benih hingga tumbuh subur. Allah SWT berfirman,
Ù ÙØ«ÙÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙÙÙØ§ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙ Ø³ÙØšÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙÙ ÙØ«ÙÙÙ ØÙØšÙÙØ©Ù اÙÙÙÛ¢ØšÙØªÙØªÙ Ø³ÙØšÙع٠سÙÙÙØ§ØšÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠سÙÙÙؚۢÙÙÙØ©Ù Ù ÙÙØ§ØŠÙة٠ØÙØšÙÙØ©Ù Û ÙÙØ§ÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙØ¶Ù°Ø¹ÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙØŽÙاۀء٠ÛÙÙØ§ÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙØ§Ø³Ùع٠عÙÙÙÙÙÙ Ù .
Arab latin: MaṡalullaŌīna yunfiqụna amwÄlahum fÄ« sabÄ«lillÄhi kamaṡali ឥabbatin ambatat sab'a sanÄbila fÄ« kulli sumbulatim mi`atu ឥabbah, wallÄhu yuážÄ'ifu limay yasyÄ`, wallÄhu wÄsi'un 'alÄ«m.
Artinya: Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.
Dikutip dari buku Tafsir Ayat-ayat Perumpamaan Masalah Aqidah dan Akhlak, ayat di atas mengandung makna bahwa seorang muslim yang menafkahkan atau menginfakkan hartanya di jalan Allah, maka Allah akan memberi balasan atas amalannya dengan ganjaran pahala yang berlipat ganda.
Dalam ayat lainnya yakni surah Al-Baqarah ayat 265-266, Allah memberikan dua perumpamaan lain bagi hambaNya yang berinfak.
ÙÙÙ ÙØ«ÙÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙÙÙØ§ÙÙÙÙÙ Ù Ø§ØšÙØªÙØºÙØ§Û€Ø¡Ù Ù ÙØ±ÙØ¶ÙØ§ØªÙ اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙØªÙØ«ÙØšÙÙÙØªÙا Ù ÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙØ³ÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ ÙØ«ÙÙ٠جÙÙÙÙØ©ÙÛ¢ ØšÙØ±ÙØšÙÙÙØ©Ù Ø§ÙØµÙاؚÙÙÙØ§ ÙÙØ§ØšÙÙÙ ÙÙØ§Ù°ØªÙت٠اÙÙÙÙÙÙÙØ§ Ø¶ÙØ¹ÙÙÙÙÙÙÙÛ ÙÙØ§ÙÙÙ ÙÙÙÙ Ù ÙÙØµÙØšÙÙÙØ§ ÙÙØ§ØšÙÙÙ ÙÙØ·ÙÙÙÙ ÛÙÙØ§ÙÙÙÙ°ÙÙ ØšÙÙ ÙØ§ ØªÙØ¹ÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ØšÙØµÙÙÙØ±Ù . اÙÙÙÙÙØ¯ÙÙ Ø§ÙØÙØ¯ÙÙÙ٠٠اÙÙ٠تÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ٠جÙÙÙÙØ©Ù Ù ÙÙÙÙ ÙÙÙØ®ÙÙÙÙÙ ÙÙÙØ§ÙعÙÙÙØ§ØšÙ ØªÙØ¬ÙرÙÙÙ Ù ÙÙÙ ØªÙØÙØªÙÙÙØ§ اÙÙØ§ÙÙÙÙٰرÙÛ ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙØ§ Ù ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ø§ÙØ«ÙÙÙ ÙØ±Ù°ØªÙÛ ÙÙØ§ÙØµÙØ§ØšÙÙ٠اÙÙÙÙØšÙر٠ÙÙÙÙÙÙ Ø°ÙØ±ÙÙÙÙÙØ©Ù Ø¶ÙØ¹ÙÙÙØ§Û€Ø¡ÛÙ ÙÙØ§ÙØµÙØ§ØšÙÙÙØ§Ù Ø§ÙØ¹ÙØµÙØ§Ø±Ù ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ§Ø±Ù ÙÙØ§ØÙØªÙØ±ÙÙÙØªÙ Û ÙÙØ°Ù°ÙÙÙÙ ÙÙØšÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙÙØ§Ù°Ùٰت٠ÙÙØ¹ÙÙÙÙÙÙÙ Ù ØªÙØªÙÙÙÙÙÙØ±ÙÙÙÙÙ.
Arab latin: Wa maṡalullaŌīna yunfiqụna amwÄlahumubtigÄ`a marážÄtillÄhi wa taṡbÄ«tam min anfusihim kamaṡali jannatim birabwatin aá¹£ÄbahÄ wÄbilun fa Ätat ukulahÄ áži'faÄ«n, fa il lam yuá¹£ib-hÄ wÄbilun fa á¹all, wallÄhu bimÄ ta'malụna baṣīr. A yawaddu aឥadukum an takụna lahụ jannatum min nakhÄ«liw wa a'nÄbin tajrÄ« min taឥtihal-an-hÄru lahụ fÄ«hÄ ming kulliṡ-ṡamarÄti wa aá¹£Äbahul-kibaru wa lahụ ÅŒurriyyatun ážu'afÄ`, fa aá¹£ÄbahÄ i'á¹£Ärun fÄ«hi nÄrun faឥtaraqat, kaÅŒÄlika yubayyinullÄhu lakumul-ÄyÄti la'allakum tatafakkarụn.
Artinya: Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari ridha Allah dan memperteguh jiwa mereka adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, lalu ia (kebun itu) menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Apakah salah seorang di antara kamu ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan. Kemudian, datanglah masa tua, sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan(-nya).
Perumpamaan pertama yaitu gambaran bagi hambaNya yang mengeluarkan harta yang didasari keikhlasan akan diberi pahala berlimpah atas apa yang diinfakkan. Dan Allah juga mengisyaratkan untuk berinfak sesuai kemampuannya.
Untuk perumpamaan kedua adalah kiasan bagi hambaNya yang menginfakkan harta dengan tidak ikhlas, atau keinginan lain yang tidak mengharapkan ridha Allah, seperti riya. Yang mana pahala yang seharusnya didapat atas harta yang dikeluarkan, malah berujung sia-sia.
(rah/rah)












































Komentar Terbanyak
Cak Imin Sebut Indonesia Gudang Ulama
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan