5 Perkara yang Dilarang ketika Wanita Muslim Berkabung Berdasarkan Hadits

5 Perkara yang Dilarang ketika Wanita Muslim Berkabung Berdasarkan Hadits

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 17 Okt 2023 16:15 WIB
Ilustrasi Wanita Muslim
Ilustrasi wanita muslim (Foto: Getty Images/iStockphoto)
Jakarta -

Berkabung adalah perwujudan duka cita bagi seorang manusia ketika ditinggal wafat oleh orang terdekatnya. Dalam bahasa arab, berkabung disebut dengan ihdad yang diambil dari kata al-Hadd.

Menurut buku Fikih Sunnah Wanita susunan Abu Malik Kamal ibn as-Sayyid Salim, berkabung atau ihdad berarti mencegah atau melarang. Jadi, pada masa berkabung ini ada sejumlah perkara yang dilarang, khususnya bagi wanita.

Dalam sebuah hadits dari Ummu Athiyah ia berkata,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dahulu kami dilarang untuk berkabung atas kematian seseorang lebih dari tiga hari, kecuali karena kematian suami selama empat bulan sepuluh hari. Dan kami tidak boleh menggunakan celak, memakai wewangian, mengenakan pakaian yang dicelup, selain kain beludru Yaman. Beliau memberi kami keringanan pada saat suci, jika salah seorang dari kami telah mandi dari haida, untuk memakai sedikit kayu wangi, dan kami juga dilarang untuk mengantar jenazah." (HR Bukhari dan Muslim)

5 Perkara yang Dilarang ketika Wanita Berkabung Berdasarkan Hadits

Merujuk pada sumber yang sama sebagaimana bersandar pada hadits di atas, berikut sejumlah perkara yang dilarang bagi wanita ketika berkabung.

ADVERTISEMENT

1. Bercelak

Bercelak saat wanita dalam masa berkabung meski tujuannya untuk berobat dilarang. Dalam hadits dari Ummu Salamah, seorang wanita yang mengalami sakit mata dan keluarganya meminta izin kepada Nabi Muhammad untuk memakaikan celak sementara suaminya baru saja meninggal, maka beliau berkata, "Ia tidak boleh bercelak."

"Demikianlah, dan Allah telah memudahkan bagi kaum muslimin dan muslimat untuk memperoleh cara pengobatan tanpa menggunakan celak, karena sekarang terdapat obat tetes, salep, dan yang lainnya, sehingga tidak ada lagi aritnya membuat alasan sakit agar bisa memakai celak, wallahu a'lam." demikian bunyi keterangan dalam buku al-'Adad wal Ihdad tulisan Syaikh Musthafa al-'Adawi.

2. Memakai Minyak Wangi

Terkait keharaman minyak wangi, tidak ada perbedaan pendapat mengenai hal ini ketika berkabung. Dalilnya ketika Ummu Habibah selesai dari masa berkabungnya atas kematian sang ayah, Abu Sufyan, ia meminta minyak wangi dan memakainya.

Namun, ada sejumlah kategori wewangian yang dikecualikan seperti segala sesuatu yang boleh digunakan wanita untuk mandi karena haid agar menghilangkan bau yang tidak enak. Jadi, wewangian tersebut digunakan untuk menghapus sisa-sisa darah.

3. Memakai Inai dan Sejenisnya

Dalam hadits Ummu Salamah disebutkan, "...dan ia juga tidak boleh memakai inai..." (HR Abu Dawud)

Ibnul Mundzir berkata, "Saya tidak menemukan adanya perbedaan pendapat bahwa memakai inai termasuk ke dalam perhiasan yang dialrang."

Termasuk juga dalam hal ini memakai rias wajah. Dikatakan oleh Ibnu Qudamah dalam al-Mughni, "Diharamkan baginya untuk mengenakan inai dan memerahkan wajahnya atau memutihkannya atau menggunakan sesuatu untuk menguningkannya, atau meghiasi wajah dan kedua tangannya dengan gambar. Dan ia juga dilarang untuk melebtkan wajahnya serta hal-hal lain untuk mempercantiknya."

4. Mengenakan Pakaian yang Dicelup Berwarna-warni

Dilarang juga bagi muslimah untuk mengenakan pakaian yang dicelup dengan warna-warni dan pakaian yang dicelup dengan warna kuning serta yang dicelup dengan tanah liat yang berwarna merah.

Pada hadits Ummu Athiyah, "...Dan tidak mengenakan pakaian yang dicelup, selain kain yang tidak berwarna."

Sementara, dalam hadits Ummu Salamah disebutkan, "Istri yang ditinggal mati oleh suaminya tidak boleh mengenakan pakaian yang dicelup dengan warna kuning, atau pakaian yang dicelup dengan tanah liat merah, dan tidak pula mengenakan perhiasan, serta tidak boleh memakai inai dan celak." (HR Abu Dawud)

5. Memakai Perhiasan

Selanjutnya ialah memakai perhiasan. Wanita yang sedang dalam masa berkabung diharamkan memakai cincin, kalung, atau yang lainnya yang terbuat dari emas, perak, dan sejenisnya. Imam Malik berkata dalam al-Muwaththa,

"Dan wanita yang berkabung karena kematian suaminya tidak boleh memakai perhiasan apa pun."




(aeb/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads