Seorang sufi wanita yang ingin membakar surga dan memadamkan api neraka ialah Rabi'ah al-Adawiyah. Ia merupakan seorang tokoh sufi terkemuka dan cukup melegenda dalam dunia tasawuf.
Mengutip dari buku Seperti Maryam Seperti Rabi'ah oleh Dian Nafi, Rabi'ah al-Adawiyah diberi gelar Syahidat Al Isya Al Ilahi yang mengandung arti sang saksi kerinduan ilahi. Keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah SWT membuat banyak orang kagum dan namanya dinukilkan dalam berbagai kitab tasawuf.
Oleh sebab keikhlasannya dalam beribadah, Rabi'ah al-Adawiyah pernah melontarkan kalimat bahwa ia ingin membakar surga dan memadamkan api neraka. Lantas mengapa sampai seperti itu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikisahkan bahwa suatu hari Rabi'ah al-Adawiyah tengah berjalan ke Kota Baghdad seraya menenteng air dan memegangi obor di tangan kirinya. Kemudian seseorang bertanya kepadanya, "Rabi'ah, mau dikemanakan air dan obor itu?"
Rabi'ah pun menjawab, "Aku hendak membakar surga dengan obor dan memadamkan api neraka dengan air agar orang tidak lagi mengharap surga dan takut neraka dalam ibadahnya!"
Perkataan Rabi'ah al-Adawiyah tersebut tentunya tidak masuk akal bagi orang awam, sebab membakar surga dengan api dunia atau memadamkan api neraka dengan air dari dunia jelas mustahil. Namun, tidak demikian maksud sebenarnya bagi orang yang berilmu (makrifat).
Makna Ucapan Rabi'ah al-Adawiyah yang Ingin Membakar Surga dan Memadamkan Neraka
Dijelaskan dalam buku Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan oleh Haidar Bagir, orang yang berilmu atau biasanya para sufi dan salafush shalih akan memahami makna tersirat dari ucapan Rabi'ah sebagai pengingat bagi umat manusia untuk selalu ingat dan menyembah Allah SWT bukan karena mengharapkan pahala semata.
Makna tersirat dari jawaban yang dilontarkan Rabi'ah ialah supaya manusia menyembah Allah SWT dengan ikhlas, bukan karena ingin masuk surga atau takut dengan neraka.
Kebanyakan dari manusia melupakan tujuan hakiki ibadahnya. Hakikatnya, ibadah tidaklah bertujuan untuk memperoleh surga atau menghindari neraka, melainkan sebagai bentuk cinta tulus terhadap Allah SWT.
Dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'd ayat 28-29, Allah SWT berfirman:
Ù±ÙÙÙØ°ÙÙÙÙ Ø¡ÙØ§Ù ÙÙÙÙØ§Û ÙÙØªÙØ·ÙÙ ÙØŠÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙØšÙÙÙÙ ØšÙØ°ÙÙÙØ±Ù Ù±ÙÙÙÙÙÙ Û Ø£ÙÙÙØ§ ØšÙØ°ÙÙÙØ±Ù Ù±ÙÙÙÙÙÙ ØªÙØ·ÙÙ ÙØŠÙÙÙÙ Ù±ÙÙÙÙÙÙÙØšÙ. Ù±ÙÙÙØ°ÙÙÙÙ Ø¡ÙØ§Ù ÙÙÙÙØ§Û ÙÙØ¹ÙÙ ÙÙÙÙØ§Û Ù±ÙØµÙÙÙ°ÙÙØÙٰت٠طÙÙØšÙÙÙ° ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØÙØ³ÙÙÙ Ù ÙÙÙÙØ§ØšÙ
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik." (QS Ar-Ra'd: 28-29).
Dalam sumber sebelumnya turut disebutkan salah satu syair Rabi'ah al-Adawiyah yang paling terkenal, yaitu:
"Aku mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut neraka, bukan pula karena mengharap surga, aku mengerti karena cintaku kepada-Nya. Ya Allah, jika aku menyembahmu karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya. Dan jika aku menyembahmu karena mengharapkan surga, maka campakanlah aku darinya. Tetapi jika aku menyembahmu demi engkau semata, janganlah engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang abadi padaku."
Syair karya Rabi'ah al-Adawiyah tersebut menggugah kesadaran spiritualitas manusia bahwa yang harus dikejar adalah cinta dari Sang Maha Pencipta. Surga bukanlah tujuan akhir yang harus dicapai manusia.
Akan tetapi, cinta dan keridhaan Allah SWT menjadi sesuatu yang patut didamba. Sebab atas kecintaan dan keridhaan Allah SWT, sesuatu apapun yang seseorang inginkan akan dikabulkan, terlebih hanya sekadar surga dan kenikmatan.
Dengan demikian, umat muslim hendaknya dapat meneladani cinta seorang hamba kepada Tuhannya sebagaimana dipraktikkan oleh Rabi'ah al-Adawiyah, yakni dengan menjalankan segala perintah dan larangan-Nya tanpa alasan apapun.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi