Sumayyah binti Khayyat adalah wanita pertama yang mati syahid karena membela Islam. Mengutip dari buku Wanita-wanita Penghuni Surga karangan Endah Suci Astuti, Sumayyah juga merupakan wanita kedua yang masuk Islam setelah Khadijah binti Khuwailid yaitu istri Nabi Muhammad SAW.
Sumayyah dalam berbagai keterangan dituliskan dengan nama Sumayyah binti Khabath ada pula yang menyebutnya Sumayyah binti Khayyat.
Masih bersumber dari buku yang sama, Sumayyah dijelaskan sebagai seorang budak yang dimiliki oleh Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi. Setelah putranya yang bernama Ammar bin Yasir lahir, Sumayyah kemudian dimerdekakan. Lalu ketika Abu Hudzaifah meninggal, keluarganya pun mendapat perlindungan dari Bani Makhzum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun menjadi budak, Sumayyah adalah orang yang berani dan termasuk dalam tujuh sahabat pertama yang memeluk Islam. Ia bersama dengan adalah Abu Bakar As-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Khadijah, Zaid bin Haritsah, Sumayyah binti Khabath, Ammar bin Yasir, dan Bilal bin Rabah termasuk orang-orang istimewa khususnya pada awal kenabian Muhammad SAW.
Sumayyah dinikahkan oleh tuannya dengan Yasir. Abu Hudzaifah melakukan pernikahan ini karena merasa sayang dengan Yasir serta merasa Sumayyah adalah gadis yang pantas.
Hasil pernikahan ini pun melahirkan Ammar, Abdullah, dan Harits. Namun dikisahkan bahwa Harits atau putra bungsunya telah meninggal sebelum kedatangan ajaran Islam karena telah dibunuh.
Mati Syahid di Tangan Abu Jahal
Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul, Sumayyah dan keluarganya perlahan-lahan mulai memasuki Islam. Permasalahan pun dimulai ketika kaum kafir Quraisy yang kejam mulai mengganggu dakwah dan penyebaran agama Islam Rasulullah SAW.
Ketika itu kaum kafir Quraisy belum berani mencelakakan Nabi Muhammad SAW secara langsung. Hal ini dikarenakan Nabi Muhammad SAW merupakan keponakan Abu Thalib yang disegani. Nabi Muhammad SAW juga dilindungi Abu Bakar Ash-Shiddiq yang memiliki kekuasaan.
Gangguan kepada dakwah Rasulullah SAW ini semakin parah ketika kaum Quraisy mulai menyerang orang-orang terdekat Rasulullah SAW. Salah satu cara kaum Quraisy untuk mengganggu Rasulullah SAW adalah dengan menyerang keluarga-keluarga kecil dan lemah sebagai teror dan peringatan.
Keluarga Sumayyah sebagai keluarga budak pun tak luput dari kekejaman yang dipimpin oleh Abu Jahal ini. Keluarga Sumayyah diseret ke pasang pasir di tengah hari kemudian dikenakan baju besi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penyiksaan Abu Jahal yang berlangsung berhari-hari lamanya.
Oleh karena penyiksaan yang kejam itu, Nabi Muhammad SAW tidak berdaya untuk membantu menyelamatkan keluarga Sumayyah. Diriwayatkan lewat Utsman bin Affan, Nabi Muhammad SAW hanya bisa menghibur dan mendoakan mereka sebagai berikut, "Bersabarlah wahai keluarga Yasir, karena tujuan kalian adalah surga," (HR Al-Hakim)
Karena tetap teguh mempertahankan keislamannya dan bersaksi tiada tuhan selain Allah SWT maka Yasir dan Sumayyah wafat dalam keadaan syahid. Keteguhan hati Sumayyah ini membuat jengkel Abu Jahal dan membuatnya langsung membunuh Sumayyah.
Penghormatan Nabi untuk Sumayyah
Rasulullah SAW yang masih terus berjuang berdakwah demi Islam mengetahui putra dari Sumayyah, Ammar, berhasil selamat. Ammar pun bertanya kepada Rasulullah SAW,
"Kapankah siksaan kepada kaum muslim ini akan berakhir? Kapan kaum muslim bisa hidup dengan tenang? Penderitaan yang kami terima ini sudah di luar batas,"
Rasulullah SAW pun menjawab, "Sabarlah, wahai Abal Yaqdha... Sabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian yang dijanjikan adalah surga!"
Setelah itu, Ammar yang ditinggalkan kedua orang tuanya yang mati syahid sangat disayang oleh Rasulullah SAW. Ammar diberikan panggilan Ibnu Sumayyah. Nama yang tidak umum menurut budaya Arab.
Sebab, umumnya panggilan seorang anak akan berdasarkan nama ayahnya. Namun, khusus untuk Ammar disematkan nama Sumayyah karena dianggap sebagai bentuk penghormatan Rasulullah SAW kepada Sumayyah.
Sumayyah pada akhirnya berperan penting tidak hanya menginspirasi umat muslim, namun juga sebagai teladan akan keimanannya. Itulah kisah dari wanita pertama yang mati syahid, semoga kita sebagai umat muslim juga diberikan kekuatan untuk menjaga keimanan seperti Sumayyah ya, detikers!
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa