Ajaran agama Islam yang kita kenal dan pelajari saat ini tidak lepas dari jasa para sahabat Rasulullah SAW yang telah berjuang menyebarkan dan menjaga kemurniannya. Mereka bukan hanya pengikut setia, tetapi juga saksi hidup yang menyampaikan ajaran Nabi Muhammad SAW kepada generasi setelahnya.
Salah satu sahabat yang memiliki jasa besar dalam menjaga dan meriwayatkan ajaran Islam adalah Abdurrahman bin Sakhar. Lantas, siapakah sebenarnya Abdurrahman bin Sakhar ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdurrahman bin Sakhar, Sahabat Nabi Periwayat Hadits
Abdurrahman bin Sakhar adalah nama asli sahabat yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Hurairah RA. Sebelum memeluk Islam, namanya adalah Abdu Syamsi, namun Rasulullah SAW menggantinya setelah ia masuk Islam.
Nama baru itu diberikan sebagai bentuk penghormatan dan doa kebaikan dari Rasulullah SAW. Sejak saat itu, ia dikenal dengan nama lengkap Abdurrahman bin Sakhar Ad Dausy.
Namun, masyarakat lebih akrab menyapanya dengan nama Abu Hurairah. Dalam bahasa Arab, kata Hurairah berarti "kucing kecil," dan panggilan ini memiliki kisah yang menarik di baliknya.
Julukan tersebut muncul karena Abu Hurairah RA dikenal sangat menyayangi seekor kucing betina kecil. Ia selalu membawa kucing itu ke mana pun pergi, bahkan saat sedang menggembala kambing di padang rumput.
Setiap malam, sebelum beristirahat, ia akan memastikan kucing kesayangannya berada di tempat yang aman. Biasanya, ia menaruh kucing itu di atas pohon agar terhindar dari gangguan hewan liar.
Kecintaannya terhadap kucing membuatnya dijuluki sebagai Abu Hurairah atau "bapak kucing." Rasulullah SAW pun kerap memanggilnya dengan sebutan penuh kasih, yaitu Abu Hirr, yang berarti "bapak kucing jantan."
Jasa Abdurrahman bin Sakhar dalam Islam
DIjelaskan dalam buku Rijalun Haular Rasulu oleh Khalid Muhammad yang diterjemahkan Agus Suwandi, Abdurrahman bin Sakhar atau yang lebih dikenal dengan Abu Hurairah RA adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang memiliki peran besar dalam penyebaran ajaran Islam.
Salah satu kelebihannya adalah kemampuan membaca dan menulis di masa ketika hal itu masih sangat langka di kalangan masyarakat Arab.
Pada zaman tersebut, hanya segelintir orang yang mampu membaca dan menulis, bahkan di dunia Barat sekalipun masih banyak yang buta huruf. Dengan izin Allah SWT, Abu Hurairah RA telah memiliki kemampuan ini, yang membuatnya mampu memahami dan menjaga ilmu dengan baik.
Selain itu, Abu Hurairah RA dikenal memiliki otak yang sangat jenius. Ia mampu menghafal ribuan hadits Rasulullah SAW dengan ketepatan luar biasa, menjadikannya perawi hadits terbanyak di antara para sahabat.
Kemampuannya dalam mengingat dan ketekunannya dalam menuntut ilmu membuat ajaran Islam tetap terjaga hingga kini. Melalui hafalan dan penyampaiannya, banyak generasi setelahnya dapat memahami sunnah Rasulullah SAW dengan benar dan utuh.
Abdurrahman bin Sakhar pernah mengungkapkan tentang dirinya bahwa tidak ada sahabat Rasulullah SAW yang lebih banyak menghafal hadits darinya, kecuali Abdullah bin Amr bin Al Ash. Hal itu karena Abdullah bin Amr memiliki kelebihan bisa menuliskannya, sedangkan Abu Hurairah RA hanya mengandalkan kekuatan hafalannya.
Imam Syafi'i juga memberikan pengakuan terhadap kemampuan Abu Hurairah RA. Ia menyebut bahwa Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak hafal di antara seluruh perawi hadits pada zamannya.
Disebutkan bahwa jumlah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA mencapai sekitar 5.300 hadits Rasulullah SAW. Jumlah tersebut menjadikannya sebagai sahabat yang paling banyak meriwayatkan sabda dan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Ketika ada yang meragukan kebenaran hadits yang ia sampaikan, Abu Hurairah RA menanggapinya dengan bijak.
Ia menjelaskan bahwa para sahabat Muhajirin banyak disibukkan dengan urusan perdagangan, sedangkan kaum Anshar sibuk mengurus kebun mereka, sementara dirinya adalah orang miskin yang memiliki waktu untuk selalu mendampingi Rasulullah SAW dan mengingat setiap perkataan beliau.
(hnh/inf)












































Komentar Terbanyak
Ma'ruf Amin Dukung Renovasi Ponpes Pakai APBN: Banyak Anak Bangsa di Sana
Gus Irfan soal Umrah Mandiri: Pemerintah Saudi Izinkan, Masa Kita Larang?
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran