Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang Menyerahkan Seluruh Hartanya untuk Amal

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Senin, 06 Okt 2025 05:45 WIB
Ilustrasi manusia menaiki unta di Padang Pasir. Foto: Getty Images/Nataniil
Jakarta -

Sebelum melaksanakan amanat Allah yang terakhir, yaitu Pembebasan Tabuk demi melengkapi dakwah Islam ke seluruh Semenanjung Arab, Rasulullah mengumumkan penggalangan dana untuk melakukan perjalanan ke Tabuk dan melakukan pembebasan itu.

Para sahabat Nabi, selalu berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dalam upaya melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, tak terkecuali Umar bin Khattab dan Abu Bakar ra.

Mereka berdua adalah orang yang pertama kali diperintah oleh Rasulullah dalam setiap urusan, sehingga di antara mereka berdua saling mencintai dan mengasihi serta saling berlomba dalam kebaikan. Masing-masing ingin mengungguli yang lain.

Abu Bakar Ash-Shiddiq yang Menyerahkan Seluruh Hartanya

Kisah perlombaan sedekah antara kedua ini terjadi pada peristiwa Perang Tabuk. Dikisahkan dalam buku berjudul Abu Bakar Ash-Shiddiq tulisan A.R Shohibul Ulum diceritakan bahwa Rasulullah menyeru kepada para sahabatnya untuk memberikan sedekah sesuai kemampuannya masing-masing.

Umar bin Khattab pada saat itu memiliki harta kekayaan untuk disedekahkan. Dalam hatinya, dia merenung, "Setiap saat Abu Bakar selalu membelanjakan hartanya lebih banyak dari apa yang telah saya belanjakan di jalan Allah."

Umar berharap dengan karunia Allah, semoga dapat membelanjakan harta di jalan Allah lebih dari Abu Bakar kali ini. Saat itu Umar mempunyai dua harta kekayaan untuk dibelanjakan di jalan Allah.
Kemudian, dia pulang ke rumahnya untuk membawa harta yang akan disedekahkannya dengan perasaan gembira sambil membayangkan bahwa pada hari ini dia akan bersedekah melebihi sahabatnya, Abu Bakar ash-Shiddiq. Oleh karena itu, segala yang ada di rumahnya ia ambil setengahnya untuk disedekahkan.

Lantas, Umar membawa harta itu kepada Rasulullah.

Pada saat itu, Rasulullah bertanya kepada Umar, "Apa ada yang kau tinggalkan untuk keluargamu, wahai Umar?"

Umar pun menjawab, "Ya, ada yang aku tinggalkan, wahai Rasulullah."

Dia menjawab, "Aku telah menyisakan separuh harta bendaku untuk keluargaku."

Tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta bendanya, lalu meletakkannya di pangkuan Rasulullah. Umar bin Khattab berkata, "Aku mengetahui bahwa beliau telah membawa seluruh harta benda miliknya.

Begitulah pembicaraan yang aku dengar dari pembicaraan antara beliau dengan Rasulullah."

Kemudian, Rasulullah bertanya kepada Abu Bakar, "Apa yang kau sisakan untuk keluargamu, wahai Abu Bakar?"

"Aku meninggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya (saya tinggalkan dengan keberkahan nama Allah dan Rasul-Nya serta keridhaan-Nya)," jawab Abu Bakar dengan penuh keyakinan.

Mendengar hal itu, Umar bin Khattab pun sadar bahwa pada saat itu kebaikan Abu Bakar telah mengungguli kebaikannya dan dia lantas berkata, "Aku berkata setelah itu bahwa aku tidak mungkin mengalahkannya dalam segala hal untuk selamanya."

Dikutip dalam Kisah Hidup Abu Bakar tulisan Mustafa Murrad, Abu Bakar adalah khalifah pertama dan penerus Rasulullah SAW. Khalifah pertama dan penerus Rasulullah yang disepakati seluruh umat Islam itu adalah Abu Bakar al-Shiddiq r.a., satu-satunya yang disebut "sahabat" Rasulullah oleh Allah SWT.



Simak Video "Video: Pandangan Islam soal Keutamaan Sedekah Subuh"

(lus/erd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork