Kisah Jabir bin Abdullah, Sahabat Setia Rasulullah

Kisah Jabir bin Abdullah, Sahabat Setia Rasulullah

Hanif Hawari - detikHikmah
Jumat, 26 Sep 2025 05:45 WIB
Kisah Sahabat Nabi Singkat dan Hikmahnya
Ilustrasi Jabir bin Abdullah (Foto: Getty Images/iStockphoto/Diamond Dogs)
Jakarta -

Kisah Jabir bin Abdillah adalah salah satu kisah penuh keteladanan dari seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat mencintai dan setia kepada beliau. Jabir bin Abdillah RA dikenal sebagai sahabat yang memiliki ikatan kuat dengan Rasulullah SAW, baik dalam perjuangan di medan jihad maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai sahabat yang dekat dengan Nabi Muhammad SAW, Jabir bin Abdillah bukan hanya meriwayatkan banyak hadits, tetapi juga mendapatkan perhatian khusus dari Rasulullah. Kisah hidupnya menyimpan banyak pelajaran berharga tentang kesabaran, keteguhan iman, dan cinta tulus kepada Nabi SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Jabir bin Abdullah

Mengutip buku Sejarah Hidup Para Penyambung Lidah Nabi karya Imron Mustofa, Jabir bin Abdullah dilahirkan 16 tahun sebelum peristiwa hijrah. Nasabnya berakhir pada Khazraj, dan ia dikenal di tengah masyarakat dengan julukan Abu Abdillah Al-Anshari.

Dalam catatan sejarah, Jabir bin Abdullah RA merupakan seorang ahli fikih dan mufti Madinah pada masanya. Hal ini menunjukkan kedalaman ilmunya serta peran pentingnya dalam membimbing umat Islam setelah wafatnya Rasulullah SAW.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Jabir RA juga dikenal sebagai sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Allah SWT mengaruniakan umur panjang kepadanya sehingga ia sempat menyaksikan kehidupan cucu Rasulullah SAW.

Dalam Fikih Sirah karya Said Ramadhan Al-Buthy, disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat memahami cobaan berat yang dihadapi Jabir dan keluarganya. Hal ini disebabkan karena ayahnya, Abdullah bin Haram, gugur syahid pada Perang Uhud sehingga Jabir harus memikul tanggung jawab besar untuk mengurus saudara-saudaranya.

Kisah Jabir bin Abdullah dengan Rasulullah

Dikutip dari buku Sejarah Hidup Para Penyambung Lidah Nabi, Sejak usia kecil, Jabir bin Abdullah al-Anshari sudah diperkenalkan dengan Rasulullah SAW oleh ayahnya, Abdullah bin Amr al-Khazraj. Ia bahkan sempat ikut serta saat rombongan kaum Anshar berbai'at kepada Nabi di Makkah.

Keimanan sudah menyentuh hati Jabir RA sejak muda, sehingga ia tumbuh dengan rasa cinta yang mendalam kepada Islam. Hubungannya dengan Rasulullah SAW pun semakin erat seiring berjalannya waktu.

Ketika Perang Uhud, ayahnya gugur syahid di medan pertempuran. Sejak itu, Jabir RA memikul tanggung jawab berat sebagai anak sulung untuk menafkahi dan merawat sembilan saudara perempuannya.

Rasulullah SAW menunjukkan perhatian besar kepada Jabir dalam keadaan sulit tersebut. Dengan mukjizat Allah SWT, beliau membantu Jabir melunasi utang ayahnya hanya dengan kurma simpanan yang tidak berkurang sedikit pun.

Sejak wafat ayahnya, Jabir RA tidak pernah absen mengikuti peperangan bersama Rasulullah SAW. Ia menjadi saksi mata dari banyak peristiwa penting dalam perjuangan umat Islam.

Dalam Perang Khandak, Jabir RA menyaksikan mukjizat lain ketika Rasulullah SAW menghancurkan batu besar yang menghalangi penggalian parit. Dengan hanya sekali pukulan, batu keras itu hancur menjadi pasir.

Saat itu, Jabir merasa iba melihat Rasulullah SAW sangat lapar karena tidak makan selama berhari-hari. Ia pun berinisiatif untuk menyiapkan makanan sederhana bersama istrinya dari sedikit gandum dan seekor kambing kecil.

Namun, Rasulullah SAW justru mengajak seluruh sahabat untuk turut serta makan di rumah Jabir. Atas izin Allah, makanan yang sedikit itu mencukupi semua sahabat yang hadir hingga mereka kenyang.

Kisah tersebut menjadi bukti keberkahan dan mukjizat yang senantiasa menyertai Rasulullah SAW. Bagi Jabir RA, pengalaman bersama Nabi itu menjadi kenangan berharga sekaligus pelajaran iman yang mendalam bagi kehidupannya.

Wallahu a'lam.




(hnh/inf)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads