Di bumi Allah SWT yang luas ini, manusia tidak hidup sendirian. Allah juga menciptakan hewan-hewan yang diberi nyawa dan takdir untuk hidup berdampingan bersama manusia.
Hadits-hadits Rasulullah SAW banyak mengisahkan tentang berbagai hewan. Lalu, hewan apa saja yang pernah disebutkan dalam sabda beliau?
Hewan yang Disebut dalam Hadits
Beberapa hewan disebutkan langsung oleh Rasulullah SAW dalam berbagai hadits. Berikut penjelasan lengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ular
![]() |
Dinukil dari kitab Alam al-Malaikah al-Abrar & Alam al-Jinn wa asy-Syayathin oleh Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar terjemahan Kaserun AS Rahman, ular adalah salah satu hewan yang disebut dalam hadits.
Dalam riwayat, dijelaskan bahwa ular yang ditemukan di rumah tidak boleh dibunuh. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dari Abu Sa'id Al Khudri RA.
"Sesungguhnya ada sekelompok jin di Madinah yang telah masuk Islam. Maka, barang siapa melihat salah satu dari para 'awamir (jin penghuni rumah; berwujud ular), berilah peringatan sebanyak tiga kali, jika setelah itu masih kelihatan (ular) hendaklah ia membunuhnya, karena itu adalah setan." (HR Muslim)
Ular yang muncul di dalam rumah bisa jadi bukan hewan biasa, melainkan jin yang telah memeluk Islam. Sebab, sebagai makhluk halus, jin memiliki kemampuan untuk berubah bentuk, termasuk menjelma menjadi seekor ular.
Namun, ada pula jenis ular yang secara spesifik diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk dibunuh, sesuai dengan hadits beliau.
"Bunuhlah ular dan bunuhlah ular yang di punggungnya ada dua garis putih, dan ular pendek. Karena kedua ular itu menghapus (membutakan) pandangan dan menggugurkan kandungan." (HR Bukhari).
Hikmah dari hadits-hadits tersebut adalah pentingnya kehati-hatian dalam menghadapi ular, karena sebagian bisa jadi merupakan jin yang telah masuk Islam dan tidak boleh disakiti tanpa peringatan. Namun, jika ular tersebut membahayakan, Islam membolehkan bahkan menganjurkan untuk membunuhnya demi menjaga keselamatan jiwa.
2. Domba
![]() |
Domba disebut dalam hadits sebagai salah satu hewan kurban yang disyariatkan untuk disembelih pada Hari Raya Idul Adha sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Dalam hadits lainnya disebutkan:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ بِهِ فَقَالَ لَهَا يَا عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ (يعني السكين) ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ.
"Dari Aisyah radliyallâhu 'anhâ, menginformasikan sesungguhnya Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam menyuruh untuk mendatangkan satu ekor domba (kibas) yang bertanduk . Kemudian domba itu didatangkan kepadanya untuk melaksanakan kurban. Beliau berkata kepada Aisyah: Wahai Aisyah, ambilkan untukku pisau (golok). Nabi selanjutnya memerintahkan Aisyah: Asahlah golok itu pada batu (asah). Aisyah kemudian melakukan sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah. Kemudian Nabi mengambil golok itu dan mengambil domba (kibasy), kemudian membaringkannya, dan menyembelihnya sambil berdoa: Dengan nama Allah, wahai Allah terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan umat Muhammad, beliau berkurban dengan domba itu". (Hadits Shahih Riwayat Muslim 1967).
Selain domba, hewan yang juga bisa dikurbankan adalah sapi, kambing, hingga unta.
Hikmah dari hadits tersebut menunjukkan bahwa berkurban dengan hewan seperti domba adalah bentuk ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, sekaligus sebagai wujud kepedulian sosial kepada sesama.
3. Unta
![]() |
Unta tentunya merupakan hewan yang memiliki banyak kisah di dalam perjalanan Islam. Dikutip dari buku Al-Lu'lu' wal Marjan 2: Hadits-hadits Pilihan yang Disepakati Al-Bukhari-Muslim oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi, salah satu kisah yang menarik dari unta adalah Rasulullah yang thawaf di atas unta.
Dalam sebuah hadits yang berbunyi:
طَافَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ عَلَى بَعِيرٍ يَسْتَلِمُ الرُّكْنَ بِمِحْجَنٍ
Artinya: "Rasulullah SAW thawaf dalam haji Wada' di atas seekor unta. Beliau mengusap batu menggunakan tongkat." (HR Muslim)
Dalil yang menguatkan cerita unta ini juga bersumber dari Jabir bin Abdullah RA. Ia berkata, "Nabi SAW ketika tawaf pada haji wada dengan menaiki tunggangannya, dan juga sa'i di Safa dan Marwah, orang ramai melihatnya dan beliau dapat menyelia untuk mereka bertanya kepada beliau maka sesungguhnya orang ramai mengerumuni beliau." (HR Muslim).
Hikmah dari kisah ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memberi teladan bahwa ibadah seperti tawaf dapat dilakukan dengan menaiki kendaraan dalam kondisi tertentu, seperti unta, tanpa mengurangi keutamaannya. Selain itu, hal ini mencerminkan kelembutan dan kebijaksanaan Rasulullah dalam memudahkan umatnya.
4. Anjing
![]() |
Anjing juga memiliki kisahnya sendiri dalam sebuah riwayat hadits. Salah satu kisah anjing yang menarik adalah tentang anjing yang kehausan dan seorang pelacur.
Kisah ini diceritakan oleh Rasulullah SAW dengan redaksi sebagai berikut:
أَنَّ امْرَأَةً بَغِيًّا رَأَتْ كَلْبًا فِى يَوْمٍ حَارٍّ يُطِيفُ بِبِئْرٍ قَدْ أَدْلَعَ لِسَانَهُ مِنَ الْعَطَشِ فَنَزَعَتْ لَهُ بِمُوقِهَا فَغُفِرَ لَهَا
Artinya: Ketika seekor anjing berputar atau mengitari pada sumur, di mana dia hampir mati oleh kehausan, tiba-tiba salah seorang pelacur Bani Israil melihatnya. Pelacur itu melepas sepatu kulitnya dan memberi minum (dengan wadah sepatu) kepadanya. Maka perempuan itu diampuni sebab demikian. (HR Bukhari).
Hadits tersebut mengandung beberapa pesan penting bagi umat Islam, salah satunya adalah ajakan untuk memperlakukan semua hewan dengan kebaikan.
5. Cicak
![]() |
Cicak adalah hewan lainnya yang juga diceritakan di dalam riwayat hadits. Dalam buku Kajian Islam Profesi Peternakan karya Retno Widyani, disebutkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan untuk membunuh cicak, karena hewan ini digambarkan sebagai "penjahat kecil" dalam sebuah hadits yang tercantum dalam Shahih Muslim.
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَسَمَّاهُ فُوَيْسِقًا.
Artinya: Dari Sa'id bin Abi Waqqash RA bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan membunuh cicak, dan beliau menamainya si penjahat kecil. (HR Muslim).
Bahkan, terdapat keistimewaan dan ganjaran pahala bagi orang yang membunuh cicak, sebagaimana disampaikan dalam sabda Rasulullah SAW berikut ini.
مَنْ قَتَلَ وَزَغًا فِى أَوَّلِ ضَرْبَةٍ كُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَفِى الثَّانِيَةِ دُونَ ذَلِكَ وَفِى الثَّالِثَةِ دُونَ ذَلِكَ
Artinya: Barang siapa membunuh cicak dengan sekali pukulan, maka dia mendapat kebaikan sekian dan sekian. Barang siapa membunuh cicak dengan dua kali pukulan, maka dia memperoleh kebaikan sekian dan sekian, yang lebih sedikit daripada yang pertama. Jika dia membunuh cicak dengan tiga kali pukulan, maka dia memperoleh kebaikan sekian dan sekian, yang lebih sedikit daripada yang kedua. (HR Muslim)
Hikmah dari hadits ini menunjukkan bahwa membunuh cicak dianjurkan karena hewan tersebut dianggap membawa mudarat dan digambarkan sebagai makhluk yang merugikan. Selain itu, hadits ini mengajarkan bahwa setiap perbuatan baik, bahkan yang tampak kecil seperti membunuh cicak, dapat bernilai pahala di sisi Allah SWT jika dilakukan dengan niat yang benar.
(hnh/inf)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat