Semasa hidup Rasulullah SAW, ada banyak sekali kisah yang menarik untuk didengar dan bisa dijadikan sebagai pembelajaran dalam hidup. Salah satu kisahnya adalah tentang pohon kurma yang menangis.
Pohon kurma tersebut menangisi Rasulullah SAW bukan tanpa alasan. Dalam kisahnya, pohon tersebut merasa sedih karena merindukan sosok Nabi Muhammad SAW.
Seperti apa kisah pohon kurma yang menangis karena merindukan Rasulullah SAW? Simak dalam artikel ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah Pohon Kurma Menangis karena Rindu Rasulullah SAW
Dalam sejarah Islam, ada kisah mengharukan tentang pohon kurma yang menangis karena merindukan Rasulullah SAW. Kisah ini terjadi pada suatu Jumat di Masjid Nabawi.
Kala itu, ada batang pohon kurma yang biasa digunakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai tempat sandaran saat khutbah. Namun, pada hari itu tiba-tiba menangis. Kisah tersebut diceritakan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar RA, ia berkata,
"Rasulullah SAW biasa berkhutbah dengan bersandar pada sebuah batang pohon. Setelah dibuatkan mimbar, beliau pun berkhutbah dengan menggunakan mimbar. Maka tiba-tiba batang pohon itu merintih terus sehingga beliau turun untuk mengusapnya." (HR Al-Bukhari dan At-Tirmidzi)
Mengutip kitab Al-Wafa bi Ahwal Al-Musthafa karya Ibnul Jauzi yang diterjemahkan Mahfud Hidayat dan Abdul Mu'iz, kisah ini berawal saat Rasulullah SAW tiba di Madinah setelah hijrah dari Makkah. Hal pertama yang beliau lakukan adalah membangun sebuah masjid yang kemudian dikenal dengan Masjid Nabawi.
Masjid itu dibangun pada tempat berhentinya unta Rasulullah SAW. Menariknya, tanah berhentinya unta tersebut ternyata milik dua anak yatim bersaudara. Kemudian Rasulullah SAW memutuskan untuk membeli tanah itu dari mereka.
Sebelum membangun masjid, Nabi Muhammad SAW memiliki kebiasaan berkhutbah dengan bersandar pada sebatang pohon kurma yang tumbuh di sekitar. Pohon ini menjadi tempat favoritnya untuk berdiri dan menyampaikan dakwah.
Seiring waktu, jumlah jemaah semakin bertambah banyak hingga berdesakan memenuhi masjid. Mereka yang duduk di barisan belakang atau paling jauh tidak bisa melihat Rasulullah SAW dengan jelas.
Lalu, para sahabat juga merasa kasihan kepada beliau yang saat itu kelelahan jika berdiri terlalu lama ketika berdakwah. Sebagian sahabat ada yang mengusulkan untuk membuat mimbar khusus bagi Nabi Muhammad SAW.
Beruntungnya, ada seorang wanita dari kaum Anshar yang memberikan usulan kepada Rasulullah SAW. Wanita itu memiliki seorang budak yang terampil dalam pertukangan kayu, lalu menawarkan jasa budaknya untuk membuat mimbar khusus bagi beliau. Mendengar hal itu, Nabi Muhammad SAW mempersilahkannya.
Setelah mimbar selesai dibuat, pada Jumat berikutnya langsung digunakan Rasulullah SAW untuk menyampaikan khutbahnya. Beliau sempat melalui pohon kurma yang dahulu digunakannya untuk bersandar saat khutbah.
Ketika Nabi Muhammad SAW menaiki mimbar dan berkhutbah, seketika terdengar suara rintihan memelas seperti menangis. Terkadang suaranya seperti unta yang berteriak karena sedang bunting, terkadang juga suaranya seperti rintihan anak kecil yang menangis.
Suara tangisan itu terdengar semakin kencang, bahkan debu-debu dari tembok masjid ikut berguguran. Para sahabat yang mencari sumber suara tangisan itu merasa kebingungan.
Rasulullah SAW yang menyadari akan hal itu kemudian turun dari mimbarnya. Beliau mendekati batang pohon kurma dan mengusapnya dengan lembut, seperti seorang ayah yang menenangkan anaknya yang sedang bersedih. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW berkata,
"Sekarang kamu boleh memilih antara ditanam di tempatmu semula, dengannya kamu dapat tumbuh berkembang sebagaimana sebelumnya, atau ditanam di surga, dengannya kamu bisa meresap sungai-sungai dan mata air di sana, lalu kamu akan tumbuh dengan baik dan buah-buahanmu nanti akan dipetik oleh para kekasih Allah SWT. Apa pilihanmu akan aku lakukan."
Setelah diusap dan ditenangkan oleh beliau, akhirnya perlahan batang pohon itu berhenti menangis. Lalu, Nabi Muhammad SAW menjelaskan kepada para pengikutnya bahwa pohon itu merasa sedih karena ditinggalkan.
Sebab, pohon itu sudah lama menjadi tempat Rasulullah SAW bersandar. Namun ketika ia memiliki mimbar baru, pohon kurma tersebut merasa kehilangan karena sudah tidak lagi digunakan.
Dalam redaksi lain, menurut Syaikh Abu Bakar, pohon kurma itu menangis karena mendengar zikir Rasulullah SAW. Lalu ia merasa sedih karena berpisah dengan beliau yang selalu berkhutbah diatasnya. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Ia menangis karena dzikir yang dulu biasa ia dengar." (HR. Bukhari no. 2095. Disebutkan dalam Riyadh Ash-Shalihin karya Imam Nawawi pada hadits no. 1831)
Setelah kejadian itu, Masjid Nabawi dilakukan sejumlah renovasi. Batang pohon tersebut lalu disimpan di rumah Ubay bin Ka'ab. Namun, seiring waktu batang pohon kurma itu rusak dan dimakan rayap.
"Tatkala Masjid Nabawi dihancurkan untuk direnovasi, Ubay bin Ka'ab mengambil batang pohon tersebut dan ia simpan di rumahnya sampai rusak dan remuk dimakan rayap." (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Kala itu, ia (ayah Buraidah) mendengar Rasulullah SAW bergumam, "Ya, sudah saya kabulkan." Beliau mengatakan hal itu dua kali. Setelah itu ada seorang jemaah yang menanyakannya kepada beliau. Maka akhirnya beliau menjawab, "Batang pohon itu lebih memilih aku untuk menanamnya di surga." (HR Ad-Darimi)
Kisah Pohon Kurma Menangis jadi Tanda Mukjizat Rasulullah SAW
Syaikh Abu Bakar mengatakan, kisah tersebut menjadi tanda dan bukti yang menunjukkan kenabian Muhammad SAW dan kebenaran risalahnya. Hal ini juga yang merupakan mukjizat besar yang hanya dimiliki Rasulullah SAW.
Kisah tersebut merupakan kisah yang benar-benar nyata yang diketahui dari khalaf (yang belakangan) dari salaf (yang sebelumnya ada).
Imam an-Nawawi dalam Syarah Riyadhus Shalihin mengutip pendapat Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah, hadits tersebut menandakan mukjizat Rasulullah SAW. Kisah pohon kurma yang menangis menjadi bukti bahwa Allah SWT terkadang memberi nalar pada benda mati bak seekor hewan bahkan seperti seekor hewan yang mulia.
Demikian kisah mengenai pohon kurma menangis karena merindukan Rasulullah SAW. Wallahu a'lam.
(ilf/fds)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi