Kenapa Aisyah Cemburu kepada Khadijah?

Kenapa Aisyah Cemburu kepada Khadijah?

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Senin, 23 Des 2024 05:00 WIB
Arab woman with veil against orange yellow sky
Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets
Jakarta -

Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza lahir di Makkah tahun 68 sebelum hijriah. Ia memiliki nasab yang suci dan mulia. Ayahnya adalah Khuwailid bin Asad yakni seorang tokoh pembesar Quraisy yang terkenal banyak harta namun dermawan.

Dilansir dalam buku Rahasia Sukses Bisnis Khadijah Sang Istri Nabi yang ditulis Khoirul Amru Harahap dijelaskan bahwa Khadijah adalah istri Rasulullah SAW yang paling utama, perempuan terbaik dalam golongan Islam, salah satu dari empat perempuan terbaik di dunia dan salah satu dari empat perempuan terbaik penghuni surga.

Sebelum masa Islam, Khadijah adalah penganut agama hanif (agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim) yang berpegang teguh pada manhaj tauhid. Keimanannya tidak pernah terkotori lumpur dan noda paganisme jahiliyah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah Khadijah dipilih oleh Allah menjadi pendamping Nabi Muhammad SAW, ia menjadi perempuan pertama yang memeluk Islam, percaya dan beriman kepada Rasulullah SAW.

Soal kualitas keimanan Khadijah, Rasulullah SAW pernah bersabda,

ADVERTISEMENT

"Allah tidak pernah memberiku pengganti yang lebih baik dari Khadijah. la telah beriman padaku ketika orang lain kufur. la mempercayaiku ketika orang lain mendustaiku. la memberikan hartanya padaku ketika tidak ada orang lain yang membantuku. Dan, Allah juga menganugerahi aku anak-anak melalui rahimnya, sementara istri-istriku yang lain tidak memberiku anak." (HR Bukhari, Ahmad, dan Thabrani)

Setelah Khadijah wafat, Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa orang istri. Semua istrinya adalah janda kecuali Aisyah binti Abu Bakar. Nabi Muhammad SAW menikahi Aisyah di bulan Syawal.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

"Aku melihatmu (Aisyah) dalam mimpiku selama tiga malam. Malaikat datang membawamu dengan mengenakan pakaian sutra putih. Malaikat itu berkata, 'Ini adalah istrimu.' Lalu kusingkapkan penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Aku bergumam, 'Seandainya mimpi ini datangnya dari Allah, pasti akan menjadikannya nyata'."(HR Bukhari dan Muslim)

Aisyah Cemburu kepada Khadijah

Menurut buku Manajemen Cinta Sang Nabi Muhammad SAW tulisan Sopian Muhammad, seluruh istri Nabi Muhammad SAW ini saling berlomba mendapatkan perhatian sang suami.

Sosok yang sangat pencemburu adalah Aisyah, bahkan dengan istri Rasulullah SAW pertama yang telah wafat, Khadijah.

Reza Pahlevi Dalimunthe dalam bukunya Aisyah Berkata ... Kajian Takhrij Hadits dalam Shahih Bukhari menuliskan kisah kecemburuan Aisyah dari Muhammad bin Ismail Abu Abdullah Al-Bukhari Al-Jufi. Al- Jami' Al-Shahih Al-Mukhtasor (Beirut: Dar Ibnu Katsir, 1407 H/1987 M), No Hadits 5545, 18/415.

"Telah menceritakan kepada kami Ubaid bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam dari Ayahnya dari Aisyah RA. dia berkata; "Aku tidak pernah merasa cemburu kepada siapa pun melebihi kecemburuanku kepada Khadijah sungguh dia telah wafat tiga tahun sebelum beliau menikahiku. Menurut apa yang aku dengar beliau suka menyebut-nyebutnya. Sungguh, Rabbnya telah memerintahkan kepada beliau agar memberi kabar gembira kepadanya dengan istana dari permata di surga. Apabila Rasulullah SAW. menyembelih seekor kambing, maka beliau suka menghadiahkannya kepada para sahabat-sahabatnya Khadijah dari pada dirinya."

Kecemburuan Aisyah terhadap Khadijah hanya karena Rasulullah SAW sering menyebut namanya, memuji akhlaknya dan mengenang kebersamaannya.

"Khadijah hanyalah seorang perempuan tua, dan Allah telah memberi gantinya untuk engkau seorang perempuan yang lebih baik darinya," tegas Aisyah.

Kata-kata Aisyah ini kemudian ditepis Rasulullah SAW yang ingin membela Khadijah agar tak ada yang menjelek-jelekkannya. Apalagi Aisyah berkata demikian tanpa alasan yang jelas dan hanya karena cemburu.

"Tidak! Allah tidak memberikan pengganti untukku yang lebih baik darinya. la sungguh-sungguh beriman tatkala orang-orang mengingkariku. la membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku. la membantuku dengan harta bendanya, di saat orang-orang menjauhi dan memboikotku. Darinya Allah mengaruniakan anak kepadaku," bela Nabi menanggapi kecemburuan Aisyah.

Sikap Rasulullah SAW ini mencerminkan dalamnya cinta dan keutamaan beliau karena senantiasa menjaga nama baik dan kehormatan istri.

Dengan membela Khadijah, bukan berarti Rasulullah SAW kemudian menyudutkan Aisyah. Ini menjadi salah satu proses pembelajaran yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mencintai semua istrinya dan akan menjaga kehormatan sang istri meskipun telah wafat.




(lus/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads