Nabi Yusuf adalah utusan Allah SWT yang termasuk sosok beriman dan memiliki paras tampan. Sayangnya Nabi Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya dan dibuang ke sumur.
Mengutip buku Sejarah Terlengkap 25 Nabi karya Rizem Aizid, Nabi Yusuf adalah anak yang paling disayang dan dimanjakan oleh ayahnya, serta lebih dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya, terutama setelah ibu kandungnya, Rahil, meninggal dunia ketika Yusuf masih berusia 12 tahun.
Perlakuan berbeda dari Nabi Yaqub AS kepada anak-anaknya itu menimbulkan rasa iri hati dan dengki di antara saudara Yusuf yang lain. Mereka merasa dianaktirikan oleh ayahnya yang terlihat sangat memanjakan Yusuf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasa iri saudara-saudara Yusuf tidak terbendung lagi. Suatu hari, saudara-saudara Yusuf yang benci dan dengki kepadanya berkumpul dan bermusyawarah untuk mengemukakan perasaan mereka masing-masing atas perlakuan sang ayah kepada Yusuf. Mereka memutuskan untuk membuang Yusuf.
Dalam Al-Qur'an kisah ini diabadikan dalam surat Yusuf ayat 11-15, yang artinya, "Mereka berkata: "Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya. Berkata Ya'qub: "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya." Mereka berkata: "Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi". Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi".
Nabi Yaqub AS bertanya kepada mereka, "Mengapa kalian menangis? Apakah terjadi sesuatu pada Yusuf?"
Mereka menjawab sambil semakin menangis tersedu-sedu, seperti yang diterangkan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Yusuf ayat 17 dan 18, artinya, "Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar."
"Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan".
Nabi Yaqub AS memegang bajunya Yusuf. Lalu ia mengangkat baju itu dan memperhatikan di bawah cahaya yang terdapat dalam kamar. Ia membalik-balikkan baju itu di tangannya, namun ia melihat bahwa baju itu masih utuh dan tidak ada tanda-tanda cakaran atau robek.
Nabi Yaqub mengetahui bahwa anak-anaknya berbohong. Ia hanya memohon agar diberi kesabaran dan pertolongan Allah SWT atas sesuatu yang dilakukan terhadap putra kesayagannya.
Nabi Yusuf Diselamatkan dari Sumur
Di sumur tempat Yusuf dibuang oleh saudara-saudaranya, ada kafilah yang sedang berjalan menuju Mesir, yaitu satu kafilah besar yang berjalan cukup jauh sehingga dinamakan sayyarah.
Semua kafilah itu menuju sumur. Mereka berhenti untuk menambah air. Mereka mengulurkan timba ke sumur. Lalu, Yusuf bergelantungan pada timba tersebut.
Orang yang mengulurkan timba mengira bahwa timbanya telah penuh dengan air. Namun, setelah dilihat, kafilah itu terkejut sambil berkata, "Hai, alangkah gembiranya kita. Kita mendapat seorang anak yang tampan."
Yusuf dibawa ke Mesir oleh rombongan orang-orang itu.
Setibanya di Mesir, orang yang menemukan Yusuf itu pun segera menjualnya dengan harga yang sangat murah. Yusuf dibeli oleh salah satu pembesar di Mesir. Ia merawat Yusuf dan menjadikannya anak angkat.
Peristiwa ini diceritakan dalam Al-Qur'an surat Yusuf ayat 19-21 yang artinya, "Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak". Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya."
Laki-laki yang membeli Yusuf bukanlah orang sembarangan, melainkan seorang yang penting. Ia termasuk orang yang berasal dari pemerintahan yang berkuasa di Mesir. Ia adalah ketua menteri yang bernama Al Aziz.
Wallahu 'alam.
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi