Di antara sahabat Rasulullah SAW, ada seorang pemuda yang tidak dikenal oleh penduduk bumi tetapi sangat terkenal di langit. Ialah Uwais Al Qarni, seorang sahabat Nabi yang tidak pernah bertemu beliau.
Dikutip dari Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali karya M. Abdul Mujieb, Syafi'ah, dan Ahmad Ismail M., Uwais Al Qarni adalah seorang sufi yang lahir di sebuah desa terpencil bernama Qaran di dekat Nejed.
Uwais Al Qarni adalah anak dari Amir sehingga memiliki nama lengkap Uwais bin Amir Al Qarni. Karena dilahirkan di desa yang bernama Qaran, ia lebih dikenal dengan sebutan Uwais Al Qarni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Kisah Kehidupan Uwais Al Qarni: Sang Penghuni Langit Kekasih Tuhan Semesta Alam karya Muhammad Vandestra, Uwais Al Qarni tidak berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ia dikenal miskin dan telah lama yatim.
Uwais Al Qarni tidak mempunyai sanak saudara kecuali ibunya yang telah tua dan lumpuh. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Jika menerima rezeki lebih Uwais membantu tetangganya yang juga miskin. Uwais Al Qarni sering berpuasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.
Kisah Uwais Al Qarni dan Rasulullah SAW
Hati Uwais telah lama meronta-ronta untuk pergi ke Madinah demi bertemu kekasih Allah, Rasulullah SAW. Akan tetapi, ia tidak mampu melakukannya karena tidak memiliki bekal yang cukup. Ia juga tertahan oleh kenyataan bahwa ia harus senantiasa menjaga ibunya.
Dikisahkan ketika Perang Uhud, Rasulullah SAW patah giginya karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Mendengar hal tersebut, Uwais segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut menunjukkan betapa cintanya ia kepada Rasulullah SAW.
Kerinduan Uwais pada Rasulullah SAW semakin tidak terbendung hingga pada suatu hari ia memohon izin kepada ibunya untuk menemui Rasulullah SAW di Madinah. Terharu dengan perasaan Uwais, ibunya berkata.
"Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang."
Dengan perasaan gembira, Uwais pun segera berkemas untuk berangkat ke Madinah yang berjarak sekitar empat ratus kilometer dari Yaman, tempat tinggalnya.
Singkat cerita, tibalah Uwais Al Qarni di kota Madinah. Segeralah ia menuju ke rumah Rasulullah SAW, diketuknya pintu rumah itu. Keluarlah Aisyah RA dari rumah.
Uwais Al Qarni lalu menanyakan keberadaan Rasulullah SAW. Ternyata, Rasulullah SAW tidak sedang berada di rumah melainkan di medan perang. Betapa kecewa hati Uwais. Sempat terpikir baginya menunggu Rasulullah SAW hingga pulang dari medan perang, tetapi ia teringat akan pesan ibunya agar segera pulang. Uwais Al Qarni pun pulang dengan berat hati.
Sepulang dari perang, Rasulullah SAW langsung bertanya mengenai orang yang mencarinya. Beliau juga menjelaskan bahwa orang itu, Uwais Al Qarni adalah penghuni langit atau orang yang sangat terkenal di langit.
Aisyah RA dan para sahabat pun terkejut. Aisyah RA segera menceritakan bahwa memang
benar sebelum ini ada seseorang datang mencari Rasulullah SAW tetapi orang itu segera pulang ke Yaman karena teringat akan ibunya yang sudah tua dan sakit.
Rasulullah SAW lalu bersabda, "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais Al Qarni), perhatikanlah bahwa ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya." Beliau juga bersabda untuk meminta doa dan istighfar dari Uwais Al Qarni karena dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi.
Bertahun-tahun kemudian, setelah tiba masa kepemimpinannya sebagai kalifah, Umar bin Khattab RA teringat akan sabda Rasulullah SAW mengenai Uwais Al Qarni. Beliau dan Ali RA pun berupaya untuk mencari Uwais Al Qarni.
Suatu ketika, akhirnya Umar bin Khattab RA dan Ali RA bertemu Uwais ketika ia pergi ke Madinah dengan rombongan dari Yaman. Keduanya pun segera menemui Uwais.
Ketika berjabatan, Umar bin Khattab RA segera membalikkan tangan Uwais untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Ternyata tanda tersebut memang ada, membuktikan bahwa memang benar ia adalah penghuni langit.
Umar bin Khattab RA dan Ali RA pun segera meminta doa dari Uwais Al Qarni. Uwais enggan seraya berkata, "Sayalah yang harus meminta doa dari kalian." Setelah terus didesak oleh dua sahabat besar ini, Uwais Al Qarni akhirnya mendoakan keduanya.
Setelah itu, Umar bin Khattab RA berjanji kepada Uwais untuk memberinya uang sebagai biaya hidupnya. Akan tetapi, Uwais menolaknya dengan lembut seraya berkata, "Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi."
Setelah kejadian itu, nama Uwais pun kembali tenggelam, seakan-akan ia tidak dikenal oleh penduduk bumi.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi