Kisah Abdullah bin Mubarak Dihajikan oleh Malaikat

Kisah Abdullah bin Mubarak Dihajikan oleh Malaikat

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 01 Feb 2024 05:00 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
Ilustrasi Abdullah bin Mubarak (Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider)
Jakarta -

Abdullah bin Mubarak adalah seorang ulama termasyhur yang kita kenal sebagai ahli fiqih dan hadits. Beliau memiliki kisah perjalanan haji yang bisa menjadi inspirasi dan pelajaran bagi kita sebagai umat Islam.

Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas secara tuntas mengenai kisah Abdullah bin Mubarak yang cerita perjalanannya begitu inspiratif. Untuk mengetahui kisahnya, mari simak pembahasan di bawah ini sampai selesai!

Kisah Abdullah bin Mubarak

Abdullah bin Mubarak memiliki sebuah kisah perjalanan yang menakjubkan. Suatu hari, Abdullah bin Mubarak berniat untuk melaksanakan ibadah haji pada tahun tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari buku Kisah Orang-orang Sabar oleh Nasiruddin, Abdullah bin Mubarak, seorang ulama terkemuka, menemukan pencerahan tak terduga dalam perjalanan hajinya ketika terhenti di kota Kufah. Matahari yang hangat menyinari langkahnya ketika dia melihat seorang perempuan sederhana sedang mencabuti bulu itik.

Setelah melihat perempuan itu, beliau segera menghampiri dan bertanya kepada perempuan tersebut tentang apa yang sedang dilakukannya. Abdullah bin Mubarak bertanya apakah itu bangkai atau hasil sembelihan yang halal.

ADVERTISEMENT

Perempuan itu menjawab dengan jujur bahwa itu adalah bangkai yang dimakan oleh keluarganya. Sang Ulama tentu saja mengingatkan perempuan tersebut bahwa tindakan itu haram untuk dilakukan. Namun, perempuan itu menjawab dengan mengusir Sang Ulama.

Abdullah bin Mubarak kemudian pergi, tetapi beliau selalu kembali lagi kepada perempuan tersebut dan memberikan nasihat yang sama. Kemudian, perempuan itu menceritakan bahwa dia dan anaknya selama tiga hari tidak mendapatkan makanan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Hati Abdullah kemudian bergetar mendengar fakta tersebut. Tanpa menghakimi, Abdullah memberikan nasihat dan lebih dari itu, memberikan bantuan berupa keledai dan segala barang miliknya.

Tidak terasa, musim haji berlalu dan Abdullah bin Mubarak masih berada di Kufah. Abdullahpun gagal untuk melaksanakan ibadah haji di tahun tersebut.

Digantikan Malaikat

Dirangkum dari buku Menempuh Jalan ke Surga oleh Badiatul Muchlisin Asti, begitu tiba di kampung halamannya, Abdullah bertemu dengan kerabatnya yang baru saja pulang dari ibadah haji. Beliau mendoakan para kerabatnya "Semoga Allah menerima hajimu dan membalas segala usahamu."

Anehnya, mereka juga membalas dengan mengatakan hal yang sama "Semoga Allah menerima hajimu dan membalas segala usahamu. Bukankah kamu bertemu denganku pada saat menjalankan ibadah haji?"

Para tetangga dan kerabat Abdullah bin Mubarak juga memberikan kesaksian yang sama bahwa mereka bertemu dengannya saat ibadah haji. Padahal, Abdullah gagal menjalankan ibadah haji di tahun tersebut karena sedang berada di Kufah.

Abdullah bin Mubarak tentu merasa heran dengan kesaksian dari teman-temannya. Beliau terus memikirkan keanehan dari peristiwa ini. Sampai akhirnya, pertanyaan Abdullah terjawab melalui mimpi.

Dalam mimpinya, Abdullah bin Mubarak bertemu Nabi Muhammad SAW dan berkata padanya "Wahai hamba Allah, janganlah engkau heran. Sesungguhnya engkau telah menolong seseorang yang sengsara dari anakku, maka aku meminta Allah SWT agar Dia menciptakan malaikat yang serupa bentuknya denganmu untuk menghajikan kamu."

Keteladanan Abdullah bin Mubarak

Kisah Abdullah bin Mubarak tentunya bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Keteladanan Abdullah bin Mubarak tercermin dalam pengabdiannya kepada Allah SWT dan kebaikan kepada sesama. Malaikat yang diutus sebagai penggantinya menjadi bukti bahwa Allah SWT menghargai setiap tindakan kebaikan dan kepedulian yang dilakukan hamba-Nya.

Kisah Abdullah bin Mubarak memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. Ia mengajarkan bahwa ibadah bukan hanya terbatas pada ritual, tetapi juga pada kebaikan hati, kepedulian, dan keteladanan dalam tindakan sehari-hari. Semoga kisah inspiratif ini memberikan pencerahan dan memotivasi kita untuk menjalani hidup dengan nilai-nilai Islam yang mendalam dan bermanfaat bagi sesama.

Wallahu a'lam.




(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads