Sejarah Hajar Aswad, Dibawa Malaikat Jibril Diserahkan pada Nabi Ibrahim

Sejarah Hajar Aswad, Dibawa Malaikat Jibril Diserahkan pada Nabi Ibrahim

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Kamis, 01 Feb 2024 08:00 WIB
A Saudi policeman stands alert beside Al-Hajar al-Aswad, the black stone, at right, a Muslim holy relic which according to Islamic tradition dates back to the time of Adam and Eve, at the Grand Mosque, a day before the annual hajj pilgrimage, Saturday, July 17, 2021. The pilgrimage to Mecca required once in a lifetime of every Muslim who can afford it and is physically able to make it, used to draw more than 2 million people. But for a second straight year it has been curtailed due to the coronavirus with only vaccinated people in Saudi Arabia able to participate. (AP Photo/Amr Nabil)
Foto: AP/Amr Nabil
Jakarta -

Hajar Aswad merupakan batu suci yang berasal dari surga. Hajar Aswad digunakan untuk menyempurnakan Kakbah. Ketika sedang mengunjungi Kakbah, semua muslim ingin menciumnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad dari batu-batuan surga, dan tidak ada suatu benda di bumi yang turunnya dari surga selain batu ini." (HR Ath-Thabrani)

Disebutkan juga dalam riwayat lain, dari Abdullah bin Umar RA, "Hajar Aswad turun dari langit, kemudian diletakkan di atas bukit Abi Qubais sebagai Kristal putih sampai empat puluh tahun. Kemudian diletakkan di atas pilar bangunan (meninggikan dinding Kakbah) oleh Nabi Ibrahim." (HR Thabrani)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, bagaimana sejarah tentang Hajar Aswad? Berikut sejarah Hajar Aswad dan keistimewaannya.

Sejarah Hajar Aswad

Dirangkum dari buku Sejarah Hajar Aswad & Maqam Ibrahim: Kisah Lengkap Batu dari Surga dan Jejak Kaki Nabi Ibrahim oleh Said Muhammad Bakdasy, ketika bangunan Kakbah semakin tinggi, Nabi Ismail AS mendekatkan sebuah Maqam (tempat berdiri) kepada Nabi Ibrahim AS sehingga ia dapat berdiri untuk membangun Kakbah. Maqam tersebut terus dipindah-pindahkan oleh Nabi Ismail AS hingga akhirnya sampai pada Rukun Hijir.

ADVERTISEMENT

Nabi Ibrahim AS berkata kepada Nabi Ismail AS, "Ambilkan saya sebuah batu untuk diletakkan di sini, agar nanti menjadi tanda dimulainya tawaf untuk umat manusia." Nabi Ismail AS pun pergi mencari sebuah batu untuk ayahnya.

Ketika Nabi Ismail AS pergi, Malaikat Jibril mendatangi Nabi Ibrahim dengan membawa Hajar Aswad. Allah SWT telah menitipkan Rukun tersebut kepada Gunung Abu Qubais, ketika Allah SWT menenggelamkan bumi di masa Nabi Nuh AS. Allah SWT berkata, "Jika kau melihat kekasih-Ku sedang membangun rumah-Ku, maka keluarkan Hajar Aswad untuknya."

Setelah Nabi Ismail AS tiba dengan membawa sebuah batu, ia bertanya, "Wahai ayahku, dari mana engkau mendapatkan batu ini?" Nabi Ibrahim AS menjawab, "Batu ini didatangkan oleh orang yang tidak membuatku harus bersusah payah untuk mendapatkan batumu. Batu ini dibawa oleh Jibril."

Setelah Malaikat Jibril meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya dan mulai dibangun oleh Nabi Ibrahim AS, Hajar Aswad memancarkan sinar yang sangat terang. Sinar tersebut menerangi Timur dan Barat, Yaman dan Syam.

Karakteristik Hajar Aswad

Merujuk pada sumber sebelumnya, Hajar Aswad adalah batu yang turun dari langit. Dulunya Hajar Aswad berwarna putih. Namun Hajar Aswad berubah menjadi hitam karena dosa orang-orang musyrik.

Ukuran Hajar Aswad sekitar satu dzira' (hasta). Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin 'Ash RA, ia berkata, "Hajar Aswad dahulu lebih putih dari susu dan panjangnya seukuran tulang hasta."

Namun, Hajar Aswad mengalami kerusakan karena perusakan (vandalisme) yang dilakukan pada masa dahulu dan karena dimakan usia. Potongan-potongan Hajar Aswad kemudian digabungkan menggunakan lilin, misik, dan anbar lalu disatukan kembali dengan Hajar Aswad.

Keistimewaan Hajar Aswad

Merujuk pada buku Makkah: Kota Suci yang Dirindukan Ummat oleh Rizem Aizid, mencium Hajar Aswad adalah Sunnah. Jika tidak bisa menyentuh atau menciumnya, maka yang dapat dilakukan adalah dengan melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad.


Beberapa keistimewaan Hajar Aswad yaitu:

  1. Disunnahkan mencium Hajar Aswad atau mengangkat tangan ke arahnya ketika memulai thawaf
  2. Hajar Aswad dapat memberikan syafaat di hari kiamat kelak
  3. Hajar Aswad merupakan tangan kanan Allah SWT di muka bumi. Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad tangan Allah di bumi."
  4. Hajar Aswad berada di tempat yang paling mulia di Ka'bah
  5. Hajar Aswad memberikan kesaksian di hari kiamat terhadap orang-orang yang telah memberikan mengangkat tangan (istilam) padanya
    Orang yang mengangkat tangannya (istilam) pada Hajar Aswad sama halnya dengan bersalaman dengan Allah SWT
  6. Hajar Aswad merupakan disyariatkan memulai thawaf.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads