Cobaan Nabi Ibrahim saat Harus Mengorbankan Putra Kesayangannya

Cobaan Nabi Ibrahim saat Harus Mengorbankan Putra Kesayangannya

Nilam Isneni - detikHikmah
Jumat, 24 Feb 2023 12:00 WIB
Nabi Ibrahim
Ilustrasi cobaan Nabi Ibrahim AS saat harus menyembelih putra kesayangannya. Foto: llustrasi: Mindra Purnomo
Jakarta -

Nabi Ibrahim AS termasuk 25 Nabi dan Rasul yang mendapat cobaan semasa berdakwah. Salah satu cobaan Nabi Ibrahim AS adalah ketika harus mengorbankan putra kesayangannya untuk disembelih.

Nabi Ibrahim AS termasuk rasul Ulul Azmi karena memiliki ketabahan yang luar biasa selama berdakwah. Hal ini turut dijelaskan Imam an-Nawawi dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin.

Disebutkan dalam buku Kisah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam: Ayahanda Para Nabi karya Abu Haafizh Abdurrahman bahwa Nabi Ibrahim AS dahulu lahir di sebuah negeri bernama Babilonia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negeri tersebut dipimpin oleh Raja Namrud, seorang raja yang sangat tamak. Ia bahkan memerintahkan para tukangnya untuk membuat patung-patung berhala sebagai sesembahan dan mengajak seluruh rakyatnya untuk menyembah berhala.

Pada suatu malam ia bermimpi bahwa ada anak kecil yang berjenis kelamin laki-laki mendekatinya. Anak laki-laki kecil tersebut ingin untuk melepaskan mahkota yang ada di kepala Raja Namrud. Raja Namrud sama sekali tak bisa berkutik meskipun ia mencoba sekuat tenaga namun nyatanya anak laki-laki kecil tersebut berhasil melepas mahkota miliknya dan membantingnya ke arah lantai hingga mahkota tersebut menjadi hancur berkeping-keping.

ADVERTISEMENT

Dari situlah, sifat jahat dan tamak ini muncul. Raja Namrud menjadi takut apabila kekuasaannya tersebut berhasil diduduki oleh orang lain. Sehingga, ia memutuskan untuk membunuh setiap anak laki-laki yang lahir di negeri tersebut.

Kejadian tersebut tepat pada kelahiran Nabi Ibrahim AS sehingga ibunya memutuskan untuk membuang Nabi Ibrahim AS ke tengah hutan. Sungguh malang nasib Nabi Ibrahim AS sudah sejak kecil ia terpaksa harus jauh dari kedua orang tuanya.

Singkat cerita setelah Nabi Ibrahim AS berhasil mengalahkan Raja Namrud yang tamak serta telah mendapatkan wahyu dari Allah SWT, ia pun menikah dengan Sarah istri pertamanya. Dari sinilah Nabi Ibrahim AS beserta dengan Sarah mendapatkan cobaan dari Allah SWT.

Cobaan Nabi Ibrahim AS ini ialah hingga memasuki usia tua belum juga dikaruniai seorang anak. Akhirnya Siti Sarah meminta Nabi Ibrahim AS untuk menikah lagi dengan wanita yang bernama Siti Hajar.

Dari pernikahannya dengan Siti Hajar, Nabi Ibrahim AS akhirnya memiliki seorang putra yang diberi nama Nabi Ismail AS. Meskipun demikian, Sarah tetap belum memiliki keturunan hingga pada akhirnya Allah SWT memberikan kuasa-Nya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT surah Al-Hijr ayat 51-53,

وَنَبِّئْهُمْ عَنْ ضَيْفِ اِبْرٰهِيْمَۘ ٥١ اِذْ دَخَلُوْا عَلَيْهِ فَقَالُوْا سَلٰمًاۗ قَالَ اِنَّا مِنْكُمْ وَجِلُوْنَ ٥٢ قَالُوْا لَا تَوْجَلْ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمٍ عَلِيْمٍ ٥٣

Artinya: "Kabarkanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka tentang tamu Ibrahim (malaikat) ketika mereka berkunjung ke (kediaman)-nya, lalu mengucapkan, "Salam." Dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu." (Mereka) berkata, "Janganlah merasa takut (karena) sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) anak laki-laki yang alim (Ishaq)."

Setelah mendapat berita kehamilan Sarah tersebut, ketika Nabi Ismail AS beranjak dewasa Nabi Ibrahim AS mendapatkan ujian kembali. Di mana Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail AS. Tentu membuatnya sangat terkejut dan bimbang.

Hal tersebut juga disampaikan oleh Allah melalui firman-Nya dalam surah Al-Shaffat ayat 102,

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Dalam buku yang berjudul Qashash al-Anbiyaa' karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan oleh Saefulloh MS, diceritakan bahwa Nabi Ibrahim AS adalah seorang yang patuh terhadap Tuhan-Nya.

Ia melaksanakan seluruh perintah Allah SWT untuk menunjukkan kepatuhan dan ketaatan kepada-Nya. Baik Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS semuanya berserah diri kepada Allah SWT. Meskipun berat dirasakan, mereka tetap percaya dan patuh akan perintah Allah SWT.

Melalui kuasa-Nya, Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya surah Ash-Shaffat ayat 107,

وَفَدَيْنَٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

Artinya: "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."

Itulah tadi cobaan Nabi Ibrahim AS usai dikaruniai putra di usianya yang sudah senja tetapi justru Allah SWT memintanya untuk menyembelih putranya itu.




(kri/kri)

Hide Ads