Abdullah bin Ubay merupakan orang munafik yang hidup pada zaman Rasulullah SAW. Ia pernah menyebar fitnah di kalangan umat Islam tentang istri Rasulullah SAW, Sayyidah Aisyah RA.
Disebutkan dalam buku Orang-Orang yang Memusuhi Nabi Muhammad SAW karya Kaha Anwar, nama aslinya adalah Abdullah bin Ubay bin Malik bin Harits bin Ubaid bin Malik bin Salim Al-Khazraji.
Abdullah bin Ubay memiliki nama panggilan Abu Hubab. Sementara itu, nama Salul merujuk pada garis keturunannya, yaitu nama neneknya yang berasal dari bani Khaza'ah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya menjadi orang yang terhormat dan penting di antara penduduk Yatsrib, terutama suku Aus dan Khazraj karena dialah orang yang berperan dalam meredakan ketegangan dan pertempuran di antara mereka.
Aus dan Khazraj merupakan dua bersaudara. Namun, keturunan mereka terpecah belah dan saling bermusuhan.
Rasulullah SAW mempersatukan kedua suku tersebut setelah hijrah ke Yatsrib. Bersamaan dengan ini, mimpi Abdullah bin Ubay menjadi pemimpin besar di antara mereka kandas.
Hal inilah yang membuat Abdullah bin Ubay memendam dendam kepada Nabi Muhammad SAW sampai-sampai tega berupaya merobohkan rumah tangga beliau dengan menyebar fitnah yang keji.
Kisah Abdullah bin Ubay Fitnah Sayyidah Aisyah RA
Suatu hari, rombongan kaum muslim kembali dari bani Musthaliq. Nabi Muhammad SAW memiliki kebiasaan untuk membawa dua istrinya ketika pergi berperang dengan cara diundi. Saat itu, undian jatuh kepada Ummu Salamah RA dan Aisyah RA.
Malam pun tiba, rombongan pun berhenti di suatu tempat untuk beristirahat sebentar. Aisyah RA keluar dari haudaj (kelambu yang dipasang di atas unta) untuk buang hajat.
Setelah itu, Aisyah RA kembali ke rombongan kaum muslimin lagi. Namun, ia menyadari kalung yang ia pakai tidak ada. Jadi ia kembali ke tempat sebelumnya untuk mencarinya.
Setelah menemukan kalung itu, Aisyah RA pun kembali menuju untanya namun ia tak mendapati siapa pun di sana karena rombongannya telah meninggalkannya. Mereka tidak merasa bahwa ada orang yang masih tertinggal.
Aisyah RA pun berinisiatif untuk menunggu di tempat karena hari sudah malam dan ia tak tahu daerah tersebut. Ia berharap ada yang menyadari ketidakhadirannya. Ia pun tertidur di tempat itu karena kelelahan.
Tak lama, Shafwan bin Mu'aththal pun menemukan Aisyah RA tertidur di tempat itu. Ia pun bergegas membangunkannya dan melanjutkan perjalanan dengan Aisyah RA yang menunggangi unta sedangkan dia menjadi pemandunya.
Akhirnya, sebelum matahari terbit, keduanya bisa menyusul rombongan muslim. Namun, kehadiran keduanya malah menjadi bahan fitnah oleh orang-orang munafik.
Benar, orang yang pertama kali menyebar fitnah adalah Abdullah bin Ubay. Ia berkata, "Demi Allah, tentu ia (Aisyah RA) tidak selamat darinya (Shafwan), dan ia (Shafwan) tentu tidak akan selamat darinya (Aisyah) juga. Perempuan nabimu bermalam dengan seorang laki-laki sampai pagi hari."
Orang-orang pun mulai percaya dengan perkataan Abdullah bin Ubay. Ia menambahkan pertanyaan-pertanyaan menggiring seperti, "Mengapa Aisyah pulang terlambat dan datang bersama dengan Shafwan, pemuda yang cakap serta dipercayai Muhammad?"
Kepercayaan Nabi Muhammad SAW akhirnya ikut goyah. Beliau pun menyelidiki kasus ini dan bertanya langsung kepada Aisyah RA tentang kebenarannya.
Tentu saja Aisyah RA adalah perempuan yang salihah dan suci. Ia tidak mungkin berbuat menyimpang kepada pemuda lain.
Akhirnya Allah SWT menurunkan sebuah ayat kepada Rasulullah SAW untuk menjelaskan semuanya. Ayat itu berbunyi,
"Sesungguhnya, orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula)." (QS An-Nuur: 11)
Nabi Muhammad SAW tidak menghukum Abdullah bin Ubay karena walaupun ia seorang muslim, namun dirinya adalah muslim yang munafik. Artinya, hukumannya beliau serahkan kepada Allah SWT.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza