Kisah Mush'ab bin Umair dan ibunya sangat menginspirasi banyak umat Islam. Dirinya rela berpisah dengan ibunda yang paling dia cintai demi memeluk agama Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Mush'ab bin Umair adalah pemuda yang sangat terkenal di Makkah. Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Urip Widodo dalam bukunya yang berjudul 30 Kisah Inspirasi Al-Qur'an.
Mush'ab bin Umair lahir dari suku paling terhormat di antara orang-orang Quraisy, yakni Hisyam bin Abdu Manaf. Oleh sebab itu, dirinya hidup dalam kecukupan dan keberlimpahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tubuhnya selalu dibaluti dengan kain-kain mahal nan halus, beserta perhiasan-perhiasannya. Tak ayal, banyak gadis-gadis mendambakannya dan banyak pula orang tua menginginkan dia sebagai menantu.
Rasulullah SAW sempat memuji Mush'ab bin Umair dengan berkata, "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih bagus potongan rambutnya di Makkah ini selain rambut Mush'ab bin Umair."
Selain itu semua, hal yang paling penting mengenai Mush'ab bin Umair adalah bahwa dirinya sangat menyayangi dan menghormati ibunya. Kapan saja ibunya memanggil, dia akan menghampiri. Apa pun yang ibunya pinta, dia akan segera memberikan.
Begitu pula dengan ibunya. Mush'ab bin Umair pun menjadi anak kesayangan ibunya. Apa saja yang Mush'ab bin Umair minta, ibunya pasti juga akan menuruti.
Namun, hidayah Islam akhirnya masuk ke dalam hati Mush'ab bin Umair. Dikutip dari buku Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid, ia pun diam-diam pergi ke rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam untuk mengikuti kajian bersama Rasulullah SAW.
Mush'ab bin Umair kemudian memeluk Islam dan menjadi pemuda yang lebih bijaksana dan memiliki hati yang sangat teguh. Setelah masuk Islam, tidak ada yang ditakuti di bumi ini oleh Mush'ab bin Umair kecuali takutnya kepada ibunya.
Khunnas binti Malik adalah nama dari ibu Mush'ab bin Umair yang memiliki kepribadian keras dan kuat. Oleh sebab itu, dirinya menjadi wanita yang disegani dan ditakuti.
Mush'ab bin Umair memutuskan untuk merahasiakan keislamannya pada orang lain, terutama ibunya. Namun, tentu saja hal ini tidak akan bertahan lama. Hingga sang ibu mengetahui berita mengenai dirinya yang sudah memeluk agama Islam dari Utsman bin Thalhah.
Mush'ab bin Umair diperintah untuk menghadap ibunya, keluarga, dan para pembesar Makkah. Dengan penuh keteguhan, dirinya membacakan Al-Qur'an kepada kerumunan itu untuk mengisinya dengan hikmah, kemuliaan, keadilan, dan takwa.
Ibunya bermaksud menghentikan Mush'ab bin Umair dengan sebuah tamparan keras. Namun, tangan yang hendak digunakan untuk menampar itu berubah menjadi lemas dan tidak jadi mengenai wajah anaknya.
Ibu Mush'ab bin Umair melakukan berbagai cara untuk menghentikan anaknya dari menyembah selain berhala. Salah satunya dengan mengurung anaknya di dalam rumah.
Berkat pertolongan Allah SWT dan keteguhan hatinya, Mush'ab bin Umair akhirnya bisa mengelabui ibunya dan para penjaga untuk pergi hijrah ke Habasyah dengan penuh ketaatan. Mush'ab bin Umair rela melepaskan harta benda, kenyamanan, keberlimpahan, dan bahkan orang tua, dan ibunya yang amat ia cintai, demi tetap bertahan dalam cinta Allah SWT di agama Islam.
Ibunya masih ingin Mush'ab bin Umair untuk kembali ke rumahnya dan menjadi anak kesayangannya dengan melepas agama Islam, namun tentu saja hal ini dia tolak dengan penuh keyakinan. Sang ibu akhirnya menyerah dengan anaknya yang lebih memilih agama Islam daripada menyembah berhala.
Ia mengusir Mush'ab bin Umair seraya berkata, "Pergilah semaumu. Aku bukan lagi ibumu!"
Mush'ab bin Umair mendekati ibunya kemudian berkata, "Wahai Ibunda, sungguh Ananda hendak memberi nasihat kepada Bunda karena Ananda sungguh merasa kasihan kepadamu. Karena itu, bersaksilah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."
Dengan penuh emosi dan amarah, ibu Mush'ab bin Umair menjawab, "Demi bintang, sekali-kali aku takkan pernah masuk ke dalam agamamu. Sungguh otakku bisa menjadi rusak dan akalku akan dianggap lemah."
Akhirnya, Mush'ab bin Umair tetap berpegang teguh pada akidah dan tauhid Islamnya. Sedangkan ibunya tetap berada dalam kemusyrikan tanpa hidayah di hatinya.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza