Situasi di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, pada pukul 20.00 benar-benar hiruk-pikuk. Ribuan Jemaah yang akan menunaikan ibadah haji dari berbagai negara tumplek-blek di sana. Jusuf Hamka dan sekitar 500 jemaah asal Indonesia termasuk di antaranya, dan harus menunggu masuk pintu imigrasi sejam kemudian.
Rasa lelah mereka harus menghadapi ujian tambahan oleh sikap petugas keimigrasian yang bertele-tele. Mereka tak cuma kurang sigap tapi juga terkadang malah asyik ngobrol kanan-kiri, seolah mengabaikan antrean ribuan Jemaah.
"Sungguh menjengkelkan. Tapi apakah ini termasuk ujian kesabaran, hanya Allah yang tahu," tulis Jusuf Hamka dalam bukunya, "Babah Alun Naik Haji" yang diterbitkan Gramedia, 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Persoalan selanjutnya, ia melanjutkan, tak kalah berat. Mereka harus mencari koper dan barang-barang jinjingan yang ternyata ditumpuk seperti gunung.
Kala itu, 1984, belum ada sistem ban berjalan yang memudahkan dan membuat koper lebih aman dari potensi rusak. Setelah koper ditemukan, bea cukai akan memeriksa dengan cara yang seolah mengacak-acak seenaknya. Tak cuma pakaian, buku manasik haji pun diteliti isinya.
"Mereka khawatir kalau ajaran sesat masuk ke Saudi melalui buku," tulis Jusuf Hamka yang berhaji didampingi Mochtar Sum, aktor dan pengurus Himpunan Seni Budaya Indonesia.
Di bandara yang megah dan luas tersebut, kata Jusuf Hamka, terdapat keistimewaan bagi Jemaah haji Indonesia. Mereka bisa antre dengan tertib untuk mendapatkan satu boks makanan dari catering khusus.
Jusuf Hamka alias Babah Alun tak melulu berkisah tentang kualitas manajemen pelayanan haji yang belum baik. Dalam buku setebal 136 halaman ini juga memaparkan kondisi dari tempat-tempat yang dikunjunginya. Dia melengkapinya dengan sejarah tempat-tempat tersebut, seperti soal pengalamannya beribadah di Masjid Nabawi di Madinah dan mengunjungi Makam Nabi.
Tak hanya menguraikan pengalaman spiritualnya, Babah Alun juga menjelaskan tentang sejarah Masjid Nabawi yang didirikan oleh Nabi Muhammad.
Idealnya, buku ini dibaca sebelum berangkat haji atau umrah. Dengan pengetahuan tentang tempat-tempat yang dikunjungi dan sejarahnya, niscaya ibadah akan menjadi lebih khusyuk.
(dvs/jat)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Cara Praktis Buka 8 Pintu Rezeki Sesuai Ajaran Al-Qur'an