Umar bin Khattab Menjadi Khalifah Atas Wasiat Abu Bakar Ash Shiddiq, Ini Kisahnya!

Umar bin Khattab Menjadi Khalifah Atas Wasiat Abu Bakar Ash Shiddiq, Ini Kisahnya!

Farah Ramadanti - detikHikmah
Kamis, 22 Jun 2023 05:00 WIB
Ilustrasi Umar bin Khattab
Foto: Ilustrasi ; Fauzan Kamil/detikcom
Jakarta -

Berbeda dengan khalifah sebelumnya, Abu Bakar Ash Shiddiq RA yang diangkat sebagai khalifah dengan cara demokratis melalui proses perdebatan yang panjang sebelum akhirnya disahkan, Umar bin Khattab RA memiliki cerita tersendiri terkait awal mula kepemimpinannya.

Sepeninggal Rasulullah SAW, para sahabat kemudian mengambil alih sebagai khalifah atau pemimpin. Termasuk Umar bin Khattab yang merupakan sahabat sekaligus ayah mertua Rasulullah dari istrinya Hafshah.

Proses pengangkatan khalifah Umar bin Khattab RA adalah dengan penunjukkan langsung. Ada surat wasiat yang dititahkan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq RA melalui juru tulis Utsman bin Affan RA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Abdul Wahhab an-Nujjar, cara pengangkatan seperti itu disebut thariqul ahad, yaitu seorang pemimpin yang memilih sendiri penggantinya setelah mendengar pendapat dari yang lain sebelum kemudian membaiat pemimpin pengganti tersebut.

Berdasarkan buku 365 Hari Bersama Sahabat Nabi SAW: Bercengkerama dengan Mereka Setiap Hari yang ditulis oleh Biru Tosca, tujuan ijtihad Abu Bakar Ash Shiddiq RA tersebut adalah untuk menghindari perselisihan umat Islam.

ADVERTISEMENT

Hal tersebut sah-sah saja sebab umat Islam sendiri juga rela membaiat khalifah yang diwasiatkan Abu Bakar Ash Shiddiq RA sebab khalifah pengganti bukan dari kerabat dan keturunan Abu Bakar Ash Shiddiq RA sendiri.

Sebelum wafat, Abu Bakar Ash Shiddiq RA berpesan dan berwasiat kepada Umar bin Khattab agar tetap meneruskan dan menjaga kepemimpinan Islam di Irak dan Syam yang telah dirintis sebelumnya.

Abu Bakar Ash Shiddiq RA juga berpesan agar kelak Umar selalu mengimbangi penyebutan ayat-ayat kasih sayang Allah sekaligus ayat-ayat tentang azab supaya umat muslim memiliki rasa harapan dan juga takut akan kehidupan akhirat.

Proses Pengangkatan Umar bin Khattab

Merangkum buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas VII tulisan H. Fida' Abdilah dan Yusak Burhanudin, ketika khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq RA jatuh sakit dan merasa hidupnya tidak akan lama lagi, beliau bermusyawarah dengan tokoh-tokoh muslim terkemuka.

Dalam musyawarah ini menggandeng sahabat Rasulullah yang senior, di antaranya adalah Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf dari kelompok Muhajirin, serta Asin bin Khudair dari golongan Anshar. Dari hasil musyawarah tersebut, muncul kesepakatan terkait orang yang layak menggantikan kedudukan Abu Bakar Ash Shiddiq RA. Orang tersebut ialah Umar bin Khattab.

Hasil musyawarah itu kemudian disampaikan kepada umat Islam dan mereka serentak menjawab, "Sami'na wata'na" yang berarti "Kami dengar dan kami patuhi." Dengan demikian, pengangkatan Umar bin Khattab RA sebagai khalifah adalah atas petunjuk Abu Bakar Ash Shiddiq RA dan disertai persetujuan musyawarah secara aklamasi.

Pidato Pertama dan Gelar Umar bin Khattab

Umar bin Khattab RA resmi diangkat menjadi khalifah pada tahun 13 H/634 M. Setelah dibaiat, Umar bin Khattab RA pun menyampaikan pidato pertamanya yang berisi visi dan misi kepemimpinan juga pesan-pesan pada umat muslim sebagaimana yang tertulis dalam buku Umar bin Khattab RA karya Abdul Syukur Al-Azizi.

"Wahai kaum muslimin, kalian semua memiliki hak-hak atas diriku yang selalu bisa kalian pinta. Salah satunya ialah jika seorang dari kalian memintakan haknya kepadaku, maka ia harus kembali hanya jika haknya sudah dipenuhi dengan baik. Hak kalian yang lainnya ialah permintaan kalian bahwa aku tidak akan mengambil apa pun dari harta negara maupun dari harta rampasan perang.

Kalian juga dapat memintaku untuk menaikkan upah dan gaji kalian seiring dengan meningkatnya uang yang masuk ke dalam kas negara, dan aku akan meningkatkan kehidupan kalian dan tidak akan membuat kalian sengsara. Juga merupakan hak apabila kalian pergi ke medan pertempuran, aku tidak akan menahan kepulangan kalian, dan ketika kalian sedang bertempur, aku akan menjaga keluarga kalian laksana seorang ayah.

Wahai kaum muslimin, bertakwalah selalu kepada Allah, maafkanlah kesalahan-kesalahanku dan bantulah aku dalam mengemban tugas ini. Bantulah aku dalam menegakkan kebenaran dan memberantas kebatilan. Nasihatilah aku dalam pemenuhan kewajiban-kewajiban yang telah diamanahkan oleh Allah SWT.

Dikutip sumber yang sama, disebutkan bahwa para sejarawan Islam mencatat jika gelar khalifah tidak lagi disematkan kepada Umar bin Khattab RA setelah peninggalan Abu Bakar Ash Shiddiq RA yang bergelar khalifah. Pasalnya, Umar bin Khattab sendiri memilih gelar khalifatu khalifati rasulillah (pengganti dari pengganti Rasulullah).

Akan tetapi, sering berjalannya waktu kepemimpinan Umar bin Khattab RA, gelar tersebut kemudian diubah menjadi Amirul Mukminin atau pemimpin orang-orang mukmin. Umar bin Khattab RA juga lah yang pertama kali mendapatkan gelar Amirul Mukminin.

Itulah proses bagaimana Umar bin Khattab RA terpilih menjadi khalifah penerus Abu Bakar Ash Shiddiq RA. Di masa kepemimpinannya, umat muslim mengalami banyak kemajuan melalui ide-ide dan gagasan Umar bin Khattab RA dalam pemerintahan dan sistem sosial.




(dvs/dvs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads