Abbas bin Abdul Muthalib namanya. Paman nabi yang satu ini disebut sebagai orang yang paling kesepian usai wafatnya Rasulullah SAW.
Abbas merupakan saudara bungsu dari ayah Nabi Muhammad. Mengutip dari buku Abbas bin Abdul Muthalib yang ditulis oleh Arief Priambudi, perbedaan umur Abbas dan Rasulullah hanya berkisar dua sampai tiga tahun.
Keduanya sangat akrab, terlebih usia mereka tidak terpaut jauh. Sosok Abbas dikenal sebagai seorang yang pemurah, selalu menjaga dan menghubungkan tali silaturahmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Abbas juga disebut sebagai orang yang cerdas. Saking cerdasnya, Abbas memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan Quraisy, ia tak gentar membela Nabi Muhammad dari berbagai bencana dan kejahatan kaum Quraisy.
Berkaitan dengan Abbas, ada sebuah kisah menarik. Diceritakan dalam buku Dahsyatnya Ibadah, Bisnis, dan Jihad Para Sahabat Nabi yang Kaya Raya susunan Ustaz Imam Mubarok Bin Ali, pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab terjadi paceklik yang hebat bersamaan dengan kemarau ganas.
Masyarakat berbondong-bondong datang kepada khalifah Umar untuk mengadukan kesulitan dan kelaparan yang menimpa daerahnya masing-masing. Umar lantas meminta para kaum muslimin untuk membantu sesama, penguasa di berbagai daerah diperintahkan mengirim kelebihan daerah ke pusat.
Ka'ab lalu menemui Umar bin Khattab sambil berkata, "Wahai amirul mukminin! Biasanya Bani Israil kalau menghadapi bencana semacam ini, mereka meminta hujan dengan kelompok para nabi mereka,"
Mendengar hal itu, Umar lalu menjawab, "Inilah paman Nabi Muhammad SAW dan saudara kandung ayahnya. Lagi pla, ia adalah pimpinan Bani Hasyim,"
Paman Rasulullah yang dimaksud ialah Abbas bin Abdul Muthalib. Selanjutnya, Umar segera pergi menemui Abbas dan menceritakan kesulitan yang dialami oleh masyarakat.
Setelah itu, Umar dan Abbas naik ke atas mimbar seraya berdoa, "Ya Allah, kami menghadapkan diri kepada-Mu bersama dengan paman nabi kami dan saudara kandung ayahnya, maka turunnkanlah hujan-Mu dan janganlah kami sampai putus asa,"
Kemudian, Abbas memulai berdoa dengan memuja Allah SWT,
"Ya Allah, Engkau yang mempunyai awan, dan Engkau pula yang mempunyai air. Sebarkanlah awan-Mu dan turunkanlah air-Mu kepada kami. Hidupkanlah semua tumbuhan dan suburkanlah semua air susu. Ya Allah, Engkau tidak mungkin menurunkan bencana kecuali karena dosa, Engkau tidak akan mengangkat bencana kecuali lantara taubat. Kini, umat ini sudah menghadapkan diri kepada-Mu, maka turunkanlah hujan kepada kami," (HR Bukhari dari Anas bin Malik).
Atas izin dan kuasa Allah, setelah doa tersebut dipanjatkan turunlah hujan lebat. Orang-orang lalu bersyukur dan mengucapkan selamat kepada Abbas, "Selamat kepadamu wahai Saqi Haramain yang mengurusi minuman orang di Makkah dan Madinah!"
Dijelaskan dalam buku Pelajaran Agama Islam yang ditulis oleh Hamka bahwa memohon kepada Allah SWT dengan memakai seseorang sebagai perantara diperbolehkan. Hal ini disebut dengan wasilah yang artinya perantara.
Dalam surat Al Maidah ayat 35, Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wabtagū ilaihil-wasīlata wa jāhidụ fī sabīlihī la'allakum tufliḥụn
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan,"
Hal inilah yang juga mendorong Umar bin Khattab untuk mempersilahkan Abbas selaku paman Rasulullah untuk membacakan doa permohonan turunnya hujan. Doa tersebut diriwayatkan dari hadits riwayat Bukhari.
Itulah kisah mengenai paman Nabi Muhammad yang diminta Umar untuk berdoa agar hujan turun. Semoga cerita di atas dapat mempertebal keimanan kita, Aamiin.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal