Abu Bakar As-Shiddiq RA adalah khalifah pertama yang memerintah sepeninggalan Rasulullah SAW. Pada masa kepemimpinannya, ia memerintahkan untuk membakar hidup-hidup para pelaku homoseksual.
Hukuman mati dengan cara dibakar bagi para penyuka sesama jenis yang ditetapkan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ini dijelaskan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Ath-Thuruq Al-Hukmiyyah fi As-Siyasah Asy-Syar'iyyah, sebuah kitab yang memuat tentang hukum-hukum dalam memutuskan perkara.
Diceritakan, alasan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA menetapkan hukuman ini karena ia ingin para pelaku homoseksual merasakan panasnya api dunia sebelum merasakan panasnya api neraka. Para sahabat lain juga mengatakan bahwa pemerintah boleh membakar kaum homoseksual jika sudah menjadi ketetapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu, Khalid bin Al-Walid RA mengirim surat kepada Abu Bakar ash-Shiddiq RA yang isinya di beberapa wilayah Arab, terdapat seorang lelaki yang "dinikahi" sebagaimana wanita juga "dinikahi."
Untuk menjawab surat itu, Abu Bakar RA kemudian meminta saran dari para sahabat Radhiyallahu Anhum, termasuk di antaranya Ali bin Abu Thalib RA yang merupakan sahabat paling keras pendapatnya.
Ali RA berkata, "Dosa ini tidak dilakukan oleh umat manapun selain satu umat (umat Nabi Luth). Karena itu, Allah menurunkan azab-Nya sebagaimana yang juga kalian tahu. Aku berpendapat, mereka dibakar saja."
Setelah mendengar saran Ali RA, Abu Bakar RA mengirimkan surat balasan kepada Khalid RA yang isinya memerintahkan agar membakar pelaku homoseksual, "Dia (pelaku homoseksual) dibakar." Khalid RA pun membakar orang tersebut, sebagaimana diceritakan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dari jalur Shafwan bin Sulaim dengan derajat hadits mursal.
Khalifah lain yang menerapkan hukuman serupa dengan Abu Bakar ash-Siddiq RA adalah Abdulah bin Zubair. Ia membakar para pelaku homoseksual. Hal yang sama juga dilakukan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik.
Perilaku menyimpang dalam skala besar pernah terjadi pada masa Nabi Luth AS. Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa menceritakan, kaum Nabi Luth AS adalah penyuka sesama jenis. Hingga Allah SWT menurunkan azab kepada mereka.
Kisah homoseksual kaum Nabi Luth AS diceritakan dalam Al-Qur'an surah Al Qamar ayat 33-40. Allah SWT berfirman,
ΩΩΨ°ΩΩΨ¨ΩΨͺΩ ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΨ·Ω Ϋ’Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩΨ°ΩΨ±Ω Ω£Ω£ Ψ§ΩΩΩΩΨ§Ω Ψ§ΩΨ±ΩΨ³ΩΩΩΩΩΨ§ ΨΉΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΨΩΨ§Ψ΅ΩΨ¨ΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩΨ§Ω Ψ§Ω°ΩΩ ΩΩΩΩΨ·Ω ΫΩΩΨ¬ΩΩΩΩΩΩ°ΩΩΩ Ω Ψ¨ΩΨ³ΩΨΩΨ±ΩΫ Ω£Ω€ ΩΩΩΨΉΩΩ ΩΨ©Ω Ω ΩΩΩΩ ΨΉΩΩΩΨ―ΩΩΩΨ§Ϋ ΩΩΨ°Ω°ΩΩΩΩ ΩΩΨ¬ΩΨ²ΩΩΩ Ω ΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΨ±Ω Ω£Ω₯ ΩΩΩΩΩΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΨ±ΩΩΩΩ Ω Ψ¨ΩΨ·ΩΨ΄ΩΨͺΩΩΩΨ§ ΩΩΨͺΩΩ ΩΨ§Ψ±ΩΩΩΨ§ Ψ¨ΩΨ§ΩΩΩΩΨ°ΩΨ±Ω Ω£Ω¦
ΩΩΩΩΩΩΨ―Ω Ψ±ΩΨ§ΩΩΨ―ΩΩΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΨΆΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ·ΩΩ ΩΨ³ΩΩΩΨ§Ω Ψ§ΩΨΉΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ°ΩΩΩΩΩΩΩΨ§ ΨΉΩΨ°ΩΨ§Ψ¨ΩΩΩ ΩΩΩΩΨ°ΩΨ±Ω Ω£Ω§ ΩΩΩΩΩΩΨ―Ω Ψ΅ΩΨ¨ΩΩΨΩΩΩΩ Ω Ψ¨ΩΩΩΨ±ΩΨ©Ω ΨΉΩΨ°ΩΨ§Ψ¨Ω Ω ΩΩΨ³ΩΨͺΩΩΩΨ±ΩΩΫ Ω£Ω¨ ΩΩΨ°ΩΩΩΩΩΩΩΨ§ ΨΉΩΨ°ΩΨ§Ψ¨ΩΩΩ ΩΩΩΩΨ°ΩΨ±Ω Ω£Ω© ΩΩΩΩΩΩΨ―Ω ΩΩΨ³ΩΩΨ±ΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩΨ±ΩΨ§Ω°ΩΩ ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΨ±Ω ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩ Ω ΩΩΨ―ΩΩΩΩΨ±Ω ΰ£ Ω€Ω
Artinya: "Kaum Luth pun telah mendustakan peringatan-peringatan. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka badai batu, kecuali pengikut Luth. Kami menyelamatkan mereka sebelum fajar menyingsing sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Sungguh, dia (Luth) benar-benar telah memperingatkan mereka akan hukuman Kami, tetapi mereka membantah peringatan itu.
Sungguh, mereka benar-benar telah membujuknya berkali-kali (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka). Lalu, Kami butakan mata mereka. Maka, rasakanlah azab-Ku dan peringatan-peringatan-Ku! Sungguh, pada esok harinya mereka benar-benar ditimpa azab yang terus-menerus. Maka, rasakanlah azab-Ku dan peringatan-peringatan-Ku! Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur'an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?"
(kri/lus)












































Komentar Terbanyak
Cak Imin Sebut Indonesia Gudang Ulama
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan