Nabi Musa lahir ketika Firaun berkuasa. Atas kehendak Allah SWT, ia bisa lahir dengan selamat. Tak hanya itu, Nabi Musa juga diangkat sebagai anak oleh Asiyah, istri Firaun.
Nabi Musa adalah keturunan Nabi Yakub dan Nabi Ishak. Nabi Musa diutus sebagai nabi untuk Bani Israil. Ia hidup di masa pemerintahan Firaun di Mesir.
Kisah tentang Nabi Musa juga banyak diceritakan dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Nama Nabi Musa juga disebutkan sebanyak 136 kali di dalam Al-Qur'an yang tersebar di 30 surat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip buku Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi sejak Nabi Adam Alaihissalam hingga Nabi Isa Alaihissalam oleh Ibnu Katsir, dikisahkan sejarah kelahiran Nabi Musa hingga ia diangkat sebagai anak oleh Asiyah, istri Firaun.
Nabi Musa Lahir saat Firaun Berkuasa
Nabi Musa lahir di tengah Bani Israil yang merupakan bagian dari kelompok masyarakat terbaik. Bani Israil dipimpin oleh seorang raja yang zalim, durhaka, melampaui batas, dan kafir.
Raja yang zalim itu memerintahkan rakyatnya untuk selalu patuh dan menyembah kepadanya. Firaun juga memerintahkan para prajuritnya untuk membunuh setiap anak laki-laki yang ada di wilayah kekuasaannya.
Raja melakukan tindakan sangat keji itu karena dilatarbelakangi oleh realita yang terjadi pada Bani Israil yang aktif mempelajari Kitab yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim . Di dalam Kitab itu dinyatakan bahwa akan lahir seorang anak laki-laki dari keturunan Ibrahim yang akan menghancurkan raja Mesir yang sedang berkuasa.
Hal ini termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Qashash ayat 4:
إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَآئِفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَآءَهُمْ وَيَسْتَحْىِۦ نِسَآءَهُمْ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَ
Artinya: "Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan."
Nabi Musa dilahirkan oleh ibunya pada tahun diberlakukannya peraturan kerajaan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir.
Hal ini membuat ibunda Musa merasa was-was dan ketakutan sehingga ia sangat berhati-hati ketika hendak melahirkan anaknya. Setelah melahirkan anak laki-lakinya, ibunda Musa mendapatkan ilham untuk menaruh anaknya itu di dalam peti. la pun segera meletakkan anaknya di dalam peti dan mengikatnya dengan tali.
Tempat tinggal ibunda Nabi Musa ini diketahui berada di dekat Sungai Nil.
Setelah melahirkan anak laki-lakinya itu, ibunda Musa masih sempat menyusuinya hingga ketika situasi dan kondisinya sangat mengkhawatirkan, ia segera meletakkan anak laki-lakinya itu ke dalam peti yang sudah dipersiapkan olehnya. Setelah itu, ia menghanyutkan peti yang berisi anaknya itu ke Sungai Nil.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qashash Ayat 7
وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ
Artinya: "Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul."
Nabi Musa Diangkat sebagai Anak oleh Istri Firaun
Para ahli tafsir berkata, "Para dayang memungut Musa dari tepi Sungai Nil dalam peti tertutup, tetapi mereka tidak berani membukanya. Akhirnya, mereka meletakkannya di hadapan istri Firaun yang bernama Asiyah binti Muzahim bin Ubaid bin ar-Rayyan bin Walid.
Sebagian ulama mengatakan bahwa istri Firaun berasal dari kalangan Bani Israil yang masih satu rumpun dengan Nabi Musa. Ada juga yang berpendapat bahwa Asiyah adalah bibi Nabi Musa sebagaimana dikatakan oleh as-Suhaili.
Wallahu alam.
Ketika Asiyah membuka penutup peti tersebut dan menyingkap kain penutupnya, ia melihat wajah bayi lelaki yang tidak lain adalah Musa. Wajah polosnya terlihat cerah memancarkan cahaya kenabian dan keagungan.
Saat melihat bayi itu, Asiyah langsung menyukai dan mencintainya hingga Firaun datang dan bertanya, "Siapa anak ini?" Bahkan, ketika Firaun memerintahkan agar menyembelih anak itu, Asiyah langsung menolak dan meminta suaminya itu agar tidak membunuh anak tersebut. Asiyah berkata, "la adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu."
Perkataan Asiyah ini diabadikan dalam Al-Qur'an surat Al-Qashash ayat 9
وَقَالَتِ ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Artinya: Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari.
Dalam ayat ini Allah SWT berfirman yang artinya, "Sedangkan mereka tidak menyadarinya." Ibnu Katsir menjelaskan maksud dari ayat ini, mereka tidak mengetahui apa yang dikehendaki Allah bahwa di tangan anak itulah terjadinya kehancuran masa depan Firaun dan bala tentaranya.
Nabi Musa Kembali pada Ibunya
Ketika Musa berada di rumah Firaun, para wanita yang berada di rumah itu ingin menyusuinya, tetapi Musa tidak mau menyusu pada mereka dan tidak pula mau makan. Mereka kebingungan dan berusaha keras untuk menyuapi Musa, tetapi Musa tetap saja tidak mau makan.
Berkaitan dengan hal ini, Allah berfirman dalam surat Al-Qashash ayat 12
۞ وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ ٱلْمَرَاضِعَ مِن قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰٓ أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُۥ لَكُمْ وَهُمْ لَهُۥ نَٰصِحُونَ
Artinya: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?".
Pada akhirnya, diutuslah beberapa orang untuk membawa Musa sambil mencari para perempuan dari berbagai kabilah dan yang ada di pasar-pasar untuk menyusui bayi itu, dengan harapan mereka mendapatkan perempuan yang cocok sehingga bayi itu mau menyusu.
Seorang saudara perempuan Musa mengetahui kabar itu dan ia berpura-pura tidak mengenal bayi yang sebenarnya adalah adiknya. Ia berkata, "Maukah aku tunjukkan kepada kalian keluarga yang akan memeliharanya untuk kalian dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?"
Para utusan kerajaan pun mengikuti saudara perempuan Musa itu menuju rumah ibunya Musa. Setibanya di rumah yang dituju, ibunya Musa segera menggendong untuk menyusui bayi itu. Bayi yang tiada lain adalah anaknya sendiri itu pun langsung mau menyusu dengan lahap.
Melihat hal itu, mereka merasa sangat puas dan gembira. Mereka pun melaporkan peristiwa yang sangat menggembirakan itu kepada Asiyah.
Selanjutnya, Asiyah meminta agar perempuan yang tidak lain adalah ibunya Musa itu untuk menetap bersamanya dan memohon kebaikan serta kesediaanya. Namun, perempuan itu menolaknya seraya berkata, "Sesungguhnya, aku mempunyai suami dan anak-anak yang tidak bisa aku tinggalkan. Akan tetapi, aku siap melakukannya jika bayi itu dibawa kepadaku (ke rumahku)."
Baca juga: Sosok Istri Firaun yang Dijamin Masuk Surga |
Akhirnya, Asiyah mengutus ajudan kerajaan untuk menyerahkan bayi itu kepada ibunya Musa untuk disusui secara rutin.
Asiyah kemudian memberikan berbagai macam fasilitas kepada ibu Musa berupa biaya nafkah sehari-hari, pakaian-pakaian bagus, dan beberapa hadiah istimewa lainnya sebagai kompensasi upah menyusui bayi itu. Akhirnya, Musa kembali ke pangkuan ibunya dan berada di bawah asuhannya. Allah telah menyatukan kembali bayi yang bernama Musa itu dengan ibunya sendiri.
Surat Al-Qashash ayat 13 menjelaskan peristiwa ini,
فَرَدَدْنَٰهُ إِلَىٰٓ أُمِّهِۦ كَىْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
Demikian kisah kelahiran Nabi Musa dan masa-masa kecilnya yang selamat dari kekejaman Firaun. Kelak Nabi Musa-lah yang akan membinasakan kekuasaan Firaun yang zalim.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
10 Negara yang Warganya Paling Rajin Berdoa, Indonesia Teratas