Kisah Umar bin Khattab dan Perempuan Penjual Susu yang Jadi Menantunya

Kisah Umar bin Khattab dan Perempuan Penjual Susu yang Jadi Menantunya

Devi Setya - detikHikmah
Jumat, 10 Feb 2023 05:00 WIB
Arab woman with veil against orange yellow sky
Ilustrasi perempuan penjual susu yang jujur. Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets
Jakarta -

Umar bin Khattab bukan hanya dikenal sebagai sahabat Rasulullah SAW yang setia, ia juga merupakan pemimpin yang adil bagi rakyatnya. Umar juga dikenal sebagai sosok yang sering mencari tahu kondisi rakyatnya ketika malam hari tiba.

Hampir setiap malam selama menjabat khalifah, Umar bin Khattab berjalan menelusuri setiap pelosok kota Madinah. Dia berjalan di tengah malam dari rumah ke rumah melihat keadaan umat Islam. Ia berkeliling sambil menyamar agar tak ada seorangpun yang mengenalinya.

Kebiasaannya ini dilakukan untuk mengetahui apakah masih ada sebagian umat yang dipimpinnya menangis kerena kelaparan. Ia tak mau ada orang yang kelaparan di bawah kepimpinannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip buku Kisah dan 'Ibrah oleh Syofyan Hadi, diceritakan bahwa suatu malam ketika sedang keliling di rumah umat muslim, Umar sampai di sebuah rumah yang dihuni oleh seorang perempuan tua dan seorang anak gadisnya.

Mereka adalah penjual susu dari rumah ke rumah di kota Madinah. Di tengah malam itu, Umar bin Khattab mendengar percakapan mereka berdua.

ADVERTISEMENT

Ibunya berkata, "Wahai anakku! Bangunlah dan campurkanlah susu ini dengan air agar kita bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Nanti pagi-pagi sekali kamu berangkatlah untuk menjualnya".

Anaknya menjawab,"Wahai Ibuku, janganlah kita lakukan itu, apakah ibu tidak takut ada yang melihat kita?".

Ibunya kembali menjawab, "Anakku, tidak akan ada yang melihat kita, bukankah ini tengah malam? Semua orang sudah tidur lelap. Jika engkau takut kepada khalifah, maka khalifah juga sudah tidur dan dia tidak ada di sini".

Anaknya berkata, "Wahai ibuku! Walaupun tidak ada seorangpun yang melihat kita termasuk khalifah, akan tetapi Allah pasti melihat kita".

Mendengar jawaban anaknya itu, sang ibu sadar akan kesalahannya dan meminta ampun kepada Allah.

Kekaguman Umar bin Khattab pada Kejujuran Penjual Susu

Khalifah Umar bin Khattab yang sejak tadi mendengarkan percakapan antara ibu dan anak itu merasa kagum akan kesalehan anak gadis tersebut. Kepada pembantunya Umar berkata, "Saya akan kawinkan anak itu dengan putera saya Ashim".

Keesokan harinya Umar bin Khattab bersama rombongan datang ke rumah perempuan itu, dan melamar puterinya untuk menjadi isteri Ashim. Sejak saat itu, resmilah perempuan shalihah tersebut menjadi menantu khalifah.

Menurut banyak sumber-sumber sejarah, khalifah Umar bin Abdul Aziz salah seorang khalifah bani Umayyah yang sangat terkenal
kesalehan dan keadilannya, bahkan disebut sebagai khalifah ar Rasyidun ke lima adalah cucu dari wanita penjual susu ini dan cicit dari Umar bin Khattab.

Dari perkawinan mereka lahirlah Abdul Aziz ayah Umar bin Abdul Aziz yang pernah menjabat sebagai gubernur di Mesir pada masa kekuasaan Umayyah.

Allah Maha Melihat Perbuatan Hamba-Nya

Dari kisah di atas dapat diambil pelajaran bahwa seorang mukmin harus yakin bahwa tidak satupun dari perbuatan, perkataan, bahkan gerak hatinya yang luput dari pengetahuan Allah SWT. Semua yang keluar dari diri seseorang secara pasti akan dicatat oleh penjaga-penjaganya yang sudah dipersiapkan Allah SWT.

Sebagaimana termaktub dalam surat Ar-Ra'd Ayat 11

لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads