Siapa yang tidak tahu Khalid bin Walid? Sahabat Nabi Muhammad SAW yang satu ini merupakan seorang pejuang sekaligus panglima perang Islam yang tersohor pada masanya.
Saking hebatnya, Khalid bin Walid tidak pernah kalah dalam setiap peperangan yang ia pimpin. Oleh sebab itu, Khalid menyandang gelar Saifullah al-Maslul yang berarti Pedang Allah yang Terhunus.
Penakluk Persia dan Romawi ini memiliki banyak keistimewaan yang tidak dimiliki oleh panglima lainnya, seperti dikutip dari buku Para Panglima Perang Islam yang ditulis oleh Rizem Aizid. Salah satu keistimewaannya yaitu berhasil menyatukan Arabia untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Bahkan, ia berhasil membentuk entitas politik yang bersatu dan disebut sebagai kekhalifahan. Selain itu, Khalid bin Walid juga menjadi satu-satunya panglima tertinggi pada masa Nabi Muhammad SAW dan para penerusnya.
Ide-idenya yang cemerlang, taktik perangnya yang jitu, hingga keperkasaannya yang tiada tara membuatnya menjadi sosok yang sangat hebat. Khalid bin Walid juga menjadi juru tulis Rasulullah SAW, gelarnya sendiri adalah Abu Sulaiman.
Profil Singkat Khalid Bin Walid
Khalid bin Walid lahir pada tahun 592 M. Ia merupakan anak dari pasangan Walid bin Mughirah dan Lababah ash-Shaghri binti al-Harits bin Harb. Ayahnya berasal dari Bani Makhzhum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy.
Khalid bin Walid merupakan salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Paman-pamannya juga tergolong sebagai kaum yang terpandang di Quraisy.
Ayah Khalid bin Walid memiliki kebun buah-buahan yang membentang dari Mekkah sampai Thaif. Berdasarkan silsilahnya, ia bersaudara dekat dengan Rasulullah SAW. Ini dikarenakan Sayyidah Maimunah yang merupakan istri Rasulullah SAW adalah bibinya dari pihak ibu.
Masuk Islamnya Khalid Bin Walid
Kehebatan dan keberanian Khalid di medan perang terlihat ketika ia memimpin pasukan Quraisy pada Perang Uhud. Saat itu, ia menjabat sebagai panglima pasukan berkuda kaum Quraisy dan berhasil mengalahkan kaum muslimin.
Taktik yang Khalid gunakan adalah memanfaatkan kelemahan musuh. Ketika kaum muslimin berlomba-lomba mengambil harta rampasan perang karena menganggap musuh kalah, dari arah belakang pasukan Khalid menyerang balik kaum muslimin secara mendadak.
Serangan itu membuat pasukan muslimin kalah telak dan kemenangan menjadi milik kaum Quraisy.
Usai Perang Uhud, Khalid bin Walid menyatakan diri masuk Islam. Dengan demikian, jabatan yang ia peroleh sama seperti seblumnya, yaitu panglima perang.
Khalid bin Walid tidak pernah mengalahkan Rasulullah SAW. Setiap perang yang dipimpin, Khalid berhasil memperoleh kemenangan.
Prestasi tersebut kian berlanjut hingga masa pemerintahan Abu Bakar. Kala itu, Khalid ditugaskan untuk memperlas wilayah Islam dan membuat kalang kabut pasukan Romawi dan Persia.
Peperangan yang Dipimpin oleh Khalid bin Walid
Pada era Nabi Muhammad SAW, pertempuran yang dipimpin oleh Khalid bin Walid ialah Perang Mu'tah, pembebasan Mekkah, Pertempuran Hunain, Pengepungan Thaif, Pertempuran Tabuk, dan Haji Wada'.
Ketika Perang Mu'tah, Khalid kehilangan sembilan pedangnya. Inilah yang menyebabkan dirinya memperoleh gelar Pedang Allah yang Terhunus oleh Rasulullah SAW.
Sementara itu, pada peristiwa pembebasan Mekkah atau Fatu Mekkah pada tahun 630 M, Khalid bin Walid memiliki andil yang cukup besar dalam mengobarkan semangat pasukannya.
Kemudian, di era Khalifah Abu Bakar, Khalid bin Walid memimpin sejumlah pertempuran, seperti Pertempuran Riddah, Pertempuran Yamamah, serta penaklukan Persia dan Romawi.
Sejak Rasulullah SAW wafat, banyak kaum muslim yang keluar dari Islam atau murtad. Selain itu, banyak juga yang mengaku sebagai nabi selanjutnya dan kemudian diberantas oleh Khalifah Abu Bakar.
Salah satu pemberantasan tersebut dilakukan melalui Pertempuran Yamamah yang melawan Musailamah al-Kadzdzab, seseorang yang mengaku nabi.
Dalam Pertempuran Yamamah, pasukan muslim di bawah pimpinan Khalid berhasil mengalahkan kaum murtad yang jumlahnya lebih banyak tiga kali lipat ketimbang jumlah pasukan muslim.
Sementara itu, ketika penaklukan Persia dan Romawi, Khalid bersama 18.000 pasukan muslim berhasil menguasai wilayah Persia dengan cepat. Bahkan, ia meraih empat pertempuran secara perturut-turut dengan cepat, yaitu Pertempuran chains, Pertempuran Sungai, Pertempuran Walaja dan Pertempuran Ullais.
Teladan yang Diperoleh dari Kisah Khalid Bin Walid
Sepak terjang Khalid bin Walid seagai panglima perang Islam tidak diragukan lagi. Kisahnya ini menyimpan banyak pelajaran penting yang bisa diteladani oleh umat muslim, salah satunya tidak takabur.
Meski kehebatannya tidak diragukan lagi, Khalid tidak pernah membanggakan diri dan bersikap sombong. Dirinya tetap rendah hati dan tawadhu.
Selain itu, teladan lainnya yang dapat diperoleh dari kisah Khalid bin Walid ialah ikhlas dalam berjuang. Meski sempat dipecat sebagai panglima oleh Khalifah Umar, Khalid tidak kecewa dan memberontak.
Menurutnya, semua posisi jabatan adalah sama, yang membedakan hanya keikhlasan dalam memperjuangkan kebenaran. Dengan demikian, ia menerima keputusan Khalifah Umar dengan lapang.
Simak Video "Video: Kemenkopukm soal Kasus Ayam Widuran: Belum Bisa Komen Banyak"
(aeb/lus)