Kisah Malaikat yang Menolong Pasukan Muslim dalam Perang Khandaq

Kisah Malaikat yang Menolong Pasukan Muslim dalam Perang Khandaq

Devi Setya - detikHikmah
Kamis, 22 Des 2022 05:00 WIB
Ilustrasi Perang Badar
Ilustrasi Perang Khandaq. Foto: ilustrasi: Fauzan Kamil/detikcom
Jakarta -

Kisah malaikat yang membantu pasukan muslim ketika Perang Khandaq tercatat dalam Al-Qur'an. Allah SWT mengirimkan malaikat yang membantu menolong dan melindungi umat muslim dari serangan kaum kafir.

Pertempuran Khandaq atau dikenal juga dengan sebutan perang Al-Ahzab atau Pengepungan Madinah, terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah atau pada tahun 627 Masehi. Peristiwa ini tercatat dalam Al-Qur'an surah Al-Ahzab.

Pasukan umat muslim yang dipimpin Rasulullah SAW berhasil menang setelah mendapatkan pertolongan dari Allah. Pertolongan ini berupa para malaikat yang ditugaskan turut serta sebagai pasukan perang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip buku Berkenalan dengan malaikat yang ditulis oleh Abdul Hamid Kisyik menyebutkan Al-Allamah bin Katsir berkata, "Allah SWT berfirman memberitahukan nikmat, keutamaan, dan kebaikan-Nya yang telah dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dalam menghadapi dan mengalahkan musuh-musuhnya pada saat mereka terkepung. Hal itu terjadi pada tahun Khandaq, bulan Syawal tahun kelima Hijriah dalam pendapat yang sahih dan masyhur."

Penyebab Perang Khandaq

Perang Khandaq terjadi setelah seorang pemuka Yahudi bani Nadhir yang telah diusir Rasulullah SAW dari kota Madinah ke Khaibar, di dalamnya termasuk Salam bin Abi al-Haqiq, Salam bin Masykam dan Kinanah ibnar Rabi' keluar menuju kota Mekah.

ADVERTISEMENT

Mereka kemudian berkumpul dengan para pemuka Quraisy dan membujuk untuk memerangi Rasulullah dan menjanjikan kemenangan serta bantuan dari kelompok mereka sendiri. Kaum Quraisy menyetujui usulan mereka dan bersama-sama keluar untuk mengajak kaum Ghathfan bergabung. Mereka juga menyepakati usulan tersebut.

Kaum Quraisy keluar bersama para sekutunya di bawah pimpinan Abu Sufyan Shakhar bin Harb, dan kaum Ghathfan di bawah pimpinan Uyainah bin Hushun bin Badar dengan kekuatan sebesar sepuluh ribu orang.

Rasulullah SAW Perintahkan Pasukan Muslim Menggali Khandaq

Rasulullah mendengar kabar tentang serangan ini. Beliau kemudian segera memerintahkan kaum muslimin untuk menggali khandaq (lubang) di sekitar kota Madinah yang berhadapan ke timur kota.

Hal itu beliau lakukan atas saran Salman al-Farisi ra. Dengan penuh ketekunan kaum muslimin bersama Rasulullah SAW bekerja keras menggali dan memindahkan tanah serta batu-batu.

Beberapa waktu kemudian, kaum musyrikin datang dan membuat markas di sebelah timur kota di dekat Uhud. Lalu salah satu kelompok dari mereka turun ke dataran tinggi kota Madinah.

Rasulullah SAW keluar bersama kaum muslimin yang berkekuatan sekitar tiga ribu orang, ada beberapa ulama tafsir yang mengatakan tujuh ratus orang. Mereka menyandarkan punggung masing-masing ke bongkahan batu/tanah. Sementara, wajah mereka menghadap ke arah datangnya musuh.

Khandaq yang dibangun ini bertujuan sebagai benteng pertahanan. Lubang parit ini adalah bagian dari strategi perang umat muslim untuk menghindari pasukan berkuda.

Pengepungan dalam Perang Khandaq berlangsung selama 27 hari lamanya.

Penyerangan Kaum Kafir

Amru bin Abdi Wuddin al-Amiri, salah seorang pasukan berkuda dan pemberani yang tersohor pada zaman jahiliah, bersama beberapa orang prajurit berkuda berhasil melintasi khandaq dan menuju ke arah kaum muslimin.

Rasulullah segera memerintahkan beberapa prajurit berkuda untuk menghadapinya. Namun, tidak ada seorang pun yang berani memenuhi perintahnya. Lalu beliau memerintahkan Ali bin Abi Thalib yang kemudian segera keluar menghadapinya. Keduanya bertempur hingga akhirnya Ali bin Abi Thalib berhasil membunuh Amru bin Abdi Wuddin al-Amiri.

Allah kemudian mengirimkan angin topan yang berhembus sangat dahsyat ke arah para pengepung hingga tidak ada satu tenda pun yang tersisa. Seluruhnya hancur tertiup angin.

Angin ini yang membuat pasukan kafir lari, mereka meninggalkan ketakutan dan menderita kerugian,
sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Ahzab ayat 9:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَآءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanużkurụ ni'matallāhi 'alaikum iż jā`atkum junụdun fa arsalnā 'alaihim rīḥaw wa junụdal lam tarauhā, wa kānallāhu bimā ta'malụna baṣīrā

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan."

Menurut tafsir Ibnu Katsir, kalimat "Wa junuudun lam tarauhaa," adalah sebutan bagi para malaikat yang dikirimkan sebagai pasukan perang oleh Allah SWT.

Menurut tafsir Kemenag, surah Al-Ahzab ayat 9 berisi tentang pertolongan Allah kepada kaum mukmin pada perang khandaq.

Wahai orang-orang yang beriman! ingatlah akan nikmat Allah yang telah dia karuniakan kepadamu ketika bala tentara dari kaum musyrik dan yahudi bani quraizah datang kepadamu, lalu kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat terlihat olehmu, yaitu para malaikat yang memorak-porandakan barisan mereka. Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan dan akan memberi balasan yang setimpal atasnya.




(dvs/lus)

Hide Ads