Kisah Umar bin Khattab Masuk Islam usai Mendengar Bacaan Al-Qur'an

Kisah Umar bin Khattab Masuk Islam usai Mendengar Bacaan Al-Qur'an

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Sabtu, 05 Nov 2022 16:00 WIB
Ilustrasi Umar bin Khattab
Ilustrasi kisah Umar bin Khattab masuk Islam setelah mendengar bacaan Al-Qur'an. Foto: Ilustrasi ; Fauzan Kamil/detikcom
Jakarta -

Umar bin Khattab merupakan satu dari banyaknya sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW. Setelah Rasulullah SAW wafat, ia menjadi khalifah kedua menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam melanjutkan dakwah Islam.

Selain itu, tugas Umar bin Khattab selama menjadi khalifah juga mengarahkan kaum muslim sesuai Al-Qur'an dan sunah Nabi SAW, melanjutkan pemerintahan yang dibangun Rasulullah SAW, hingga memperluas wilayah kekuasaan Islam.

Ada sejumlah kisah menarik dari sosok Umar bin Khattab sebelum ia masuk Islam, yang dikutip dari buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW karya Yoli Hemdi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hati Umar bin Khattab Bergetar Mendengar Surah Al-Haqqah

Sebelum beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, Umar bin Khattab adalah orang yang sangat menentang Nabi Muhammad SAW.

Ia membenci Rasulullah SAW karena dianggap sebagai pemecah belah kesatuan masyarakat Makkah. Hal ini membuat orang tua berpisah dengan anaknya, istri menentang suaminya, antar saudara bertikai, dan antar suku berpisah.

ADVERTISEMENT

Suatu hari Umar bin Khattab bermalam di luar rumahnya dan pergi menuju Ka'bah. Saat itu ia mendapati Nabi Muhammad SAW sedang berdiri melakukan sholat dan membaca surah Al-Haqqah.

Seketika itu hatinya bergetar karena prasangka buruknya langsung dijawab dalam ayat-ayat yang dibacakan Rasulullah SAW.

Namun Umar berkata pada dirinya, "Demi Allah! ini (benar) adalah (ucapan) tukang syair sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Quraisy!"

Ketika Nabi Muhammad SAW membaca surah Al-Haqqah ayat 40-41, Umar berkata lagi pada dirinya, "Ini adalah (ucapan) tukang tenung (juru ilmu hitam)!"

Dilanjutkannya oleh Rasulullah dengan bacaan surah Al-Haqqah sampai akhir ayat.

Pada kemudian hari Umar berujar, "Ketika itulah Islam memasuki relung hatiku." Itulah awal benih-benih kebenaran Islam masuk ke hati Umar bin Khattab.

Amarah Umar bin Khatab Justru Membawanya kepada Islam

Amarah Umar bin Khattab memuncak saat adanya kisruh di Mekkah, dan ia menduga bahwa Nabi Muhammad SAW lah penyebabnya. Ia memutuskan bahwa Rasulullah SAW harus segera dibunuh agar Mekkah menjadi damai kembali.

Dengan pedang terhunus, ia menuju rumah Arqam bin Abi al-Arqam. Niatnya itu terhenti sejenak, ketika ia bertemu dengan Nu'aim bin Abdullah an-Nahham Al-'Adawiy. Pada riwayat lain disebutkan bahwa ia berpapasan dengan seseorang dari Bani Zahrah atau Bani Makhzum.

Orang itu bertanya, "Hendak kemana engkau, wahai Umar?" Dia menjawab, "Aku ingin membunuh Muhammad."

Orang itu bertanya lagi, "Kalau Muhammad engkau bunuh, bagaimana engkau akan merasa aman dari kejaran Bani Hasyim dan Bani Zahrah?"

Umar menjawab, "Menurutku, sekarang ini engkau sudah menjadi penganut ash-Shabiah (Islam) dan keluar dari agamamu."

Orang itu berkata kepadanya, "Maukah aku tunjukkan kepadamu yang lebih mengagetkan lagi, wahai Umar? Sesungguhnya saudara perempuan dan iparmu juga telah menjadi penganut ash-Shabiah dan meninggalkan agama mereka berdua yang sekarang ini!"

Mendengar hal tersebut , Umar segera mencari keduanya. Saat dia sampai di sana, dia menjumpai Khabbab bin al-Arat yang membawa lembaran bertuliskan ayat-ayat Al-Qur'an dan membacakannya kepada saudara perempuan dan ipar Umar bin Khattab.

Mendengar gerak-gerik kedatangannya, Khabbab menyelinap ke bagian belakang rumah, sementara saudara perempuan Umar menutupi shahifah tersebut.

Umar mendengar bacaan Khabbab terhadap mereka berdua ketika mendekati rumah, saat ia masuk, langsung bertanya, "Apa gerangan suara bisik-bisik yang aku dengar dari kalian?"

Keduanya menjawab, "Tidak, hanya sekadar perbincangan di antara kami."

Ia berkata, "Tampaknya, kalian berdua sudah menjadi penganut ash-Shabiah (Islam)."

Iparnya berkata, "Wahai Umar! Bagaimana pendapatmu jika kebenaran itu berada pada selain agamamu?"

Mendengar itu, Umar langsung melompat ke arah iparnya, lalu menginjak-injaknya dengan keras. Saudara perempuan juga ditampar oleh Umar, sehingga darah mengalir dari wajahnya.

Saudaranya berkata, "Wahai Umar! Jika kebenaran ada pada selain agamamu, maka bersaksilah bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan bersaksilah bahwa Muhammad adalah Rasulullah."

Ketika Umar melihat kondisi saudaranya yang berdarah, dia menyesal dan malu. Lalu ia berkata, "Berikan kitab yang ada di tangan kalian ini kepadaku dan bacakan untukku!"

Saudaranya berkata, "Sesungguhnya engkau itu najis, dan tidak ada yang boleh menyentuhnya melainkan orang-orang yang suci. Oleh karena itu, berdiri dan mandilah!"

Kemudian dia mandi, lalu mengambil kitab tersebut dan membaca surah Thaha ayat 14. Setelah membacanya, ia berkata, "Alangkah indah dan mulianya kalam ini! Kalau begitu, tolong bawa aku ke hadapan Nabi Muhammad!"

Kala Khabbab mendengar ucapan Umar, dia keluar dari persembunyiannya sembari berkata:

"Wahai Umar, bergembiralah karena sesungguhnya aku berharap engkaulah yang dimaksud dalam doa Rasulullah pada malam Kamis, Ya Allah! kokohkanlah Islam ini dengan salah seorang dari dua orang yang paling Engkau cintai, Umar al-Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam."

Umar bin Khattab berangkat, lalu sampai di rumah Arqam bin Abi al-Arqam, tempat Rasulullah SAW berada. Ia mengetuk pintu, seorang penjaga pintu mengintip dari celah-celah pintu tersebut dan melihat Umar menghunus pedang. Penjaga tersebut kemudian melapor kepada Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad SAW membuka pintu dan dengan cepat beliau memegang baju dan gagang pedang Umar, lalu menariknya dengan keras. Nabi bersabda,

"Tidakkah engkau akan berhenti dari tindakanmu, wahai Umar, hingga Allah menghinakanmu dan menimpakan bencana sebagaimana yang terjadi terhadap al-Walid bin al-Mughirah?"

Ia kaget juga kagum atas gerakan cepat dan ketegasan Rasul. Lalu ia berucap, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (Yang berhak disembah) selain Allah dan engkau adalah Rasulullah."

Umar bin Khattab pun masuk Islam, dan disambut dengan lantang takbir oleh penghuni rumah, hingga terdengar oleh orang yang berada di luarnya.

Ia mengabarkan keislamannya dengan terang-terang. Ia dengan pedang terhunus memasuki Ka'bah, mengabarkan pula keislamannya dan tiada yang berani menentangnya.




(kri/kri)
Kisah Sahabat Nabi

Kisah Sahabat Nabi

49 konten
Kisah para sahabat nabi ini terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Dari kisah tersebut tentunya banyak pelajaran yang dapat kita ambil dan juga teladani.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads