Gus Yahya Diminta Mundur, Mantan Khatib Aam Syuriah Dorong Percepat Muktamar

Gus Yahya Diminta Mundur, Mantan Khatib Aam Syuriah Dorong Percepat Muktamar

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikHikmah
Minggu, 23 Nov 2025 13:00 WIB
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Foto: Hanif Hawari/detikHikmah
Jakarta -

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) diminta mundur oleh Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar. Menanggapi situasi ini, mantan Khatib Aam Syuriyah PBNU periode 2010-2015, Malik Madaniy, mendesak agar Muktamar selanjutnya segera digelar.

Malik Madaniy menilai, keributan di tubuh PBNU saat ini adalah imbas jangka panjang dari drama politik internal yang terjadi pada Muktamar sebelumnya. Yakni antara Ketum dan Sekjen PBNU.

"Diakui atau tidak, situasi PBNU yang kisruh sekarang ini adalah buntut dari drama kolosal Muktamar Alun-alun Jombang tahun 2015. Di antara tokoh pemain lapangannya yang utama pada waktu itu adalah orang yang sekarang menjadi Ketum dan Sekjen PBNU," ungkap Malik Madaniy kepada wartawan, Minggu (23/11/2025), dilansir detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, persekutuan antara Ketum dan Sekjen saat ini dinilai tidak didasari keikhlasan untuk membesarkan NU. Hal ini dibuktikan dengan pecah kongsi mereka akibat kepentingan pribadi dan kelompok.

ADVERTISEMENT

Akibat pecah kongsi tersebut, menurut Malik Madaniy, tata kelola organisasi PBNU menjadi lumpuh. Salah satu contoh yang disorotnya adalah terbengkalainya penerbitan Surat Keputusan (SK) pengesahan pengurus wilayah dan cabang yang tidak kunjung diterbitkan.

Situasi diperparah dengan langkah Rais Aam PBNU yang turun tangan secara langsung. Menurut Malik, keputusan Miftachul Akhyar untuk meminta mundur Gus Yahya dari jabatannya tidak mengeluarkan solusi. Hal itu justru malah memperkeruh keadaan.

"Turun tangannya Rais Aam dengan dalih membersihkan PBNU dari pengaruh Zionis internasional tidak mendinginkan situasi, bahkan semakin memperparah konflik. Karena dilakukan dengan cara-cara yang tidak mengindahkan tata aturan organisasi yang benar," katanya.

Melihat konflik yang semakin dalam, Malik Madaniy mendorong agar Muktamar harus segera dilaksanakan. Syaratnya, pihak yang berkonflik disarankan tidak mencalonkan diri.

"Muktamar harus segera dilaksanakan dengan catatan ketiganya tidak boleh mencalonkan diri atau dicalonkan. Karena mereka telah gagal menakhodai NU dengan benar, bahkan nyaris membawa NU ke jurang perpecahan," tutur Malik.

Ketiga pihak yang dimaksud merujuk pada Ketum, Sekjen, dan Rais Aam. Malik Madaniy pun menyebut nama KH Ma'ruf Amin dan KH Asep Saifuddin Chalim sebagai sosok yang sangat layak untuk memimpin NU ke depan.

Baca selengkapnya di sini.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads