Lagi, Israel Langgar Gencatan Senjata dan Tewaskan 28 Warga Gaza

Lagi, Israel Langgar Gencatan Senjata dan Tewaskan 28 Warga Gaza

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Kamis, 20 Nov 2025 15:31 WIB
Israel-Palestina: Ratusan ribu warga Palestina mengungsi akibat gempuran serangan udara Israel, PPB menyerukan dibukanya koridor kemanusiaan
Ilustrasi warga Gaza Palestina yang terkena serangan Israel (Foto: BBC World)
Jakarta -

Israel kembali meluncurkan serangan udara ke Gaza hingga menewaskan 28 orang. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Rabu (19/11) kemarin menyebut setidaknya ada 77 warga Palestina yang terluka dalam aksi pemboman, data ini merupakan jumlah korban awal.

Menurut laporan Al Jazeera, serangan tersebut menjadi pelanggaran terbesar gencatan senjata yang sudah disepakati sebelumnya sejak bulan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan keterangan Hani Mahmoud dari Al Jazeera, serangan Israel itu menargetkan tiga lokasi spesifik yang termasuk wilayah al-Mawasi di Gaza selatan, dekat Khan Younis. Israel juga menyerang sebuah persimpangan di wilayah Shujayea, kota Gaza timur, tempat banyak keluarga Palestina mengungsi serta bangunan di lingkungan Zeitoun yang menyebabkan 10 orang termasuk satu keluarga tewas imbas dari serangan tersebut.

"Seorang ayah, seorang ibu, dan tiga anak mereka tewas di dalam bangunan ini," ujar Mahmoud.

ADVERTISEMENT

Pemboman Israel itu bahkan belum berhenti sejak gencatan senjata antara Israel-Hamas yang berlaku pada 10 Oktober 2025 lalu.

"Warga Palestina di seluruh Gaza telah menghadapi kengerian setiap hari," sambung Mahmoud.

Militer Israel mengatakan pihaknya melancarkan serangan pada Rabu (19/11) lalu terhadap target-target Hamas di seluruh Gaza. Ini menjadi tanggapan atas inside pasukannya yang diserang di Khan Younis, wilayah selatan daerah tersebut.

"(Tentara) akan terus bertindak tegas untuk menghilangkan segala ancaman terhadap Negara Israel," ungkapnya.

Meski begitu, Hamas menolak klaim pasukan Israel yang ditembaki. Hamas menyebut tindakan Israel sebagai upaya yang lemah dan transparan untuk membenarkan kejahatan dan pelanggarannya di Gaza.

"Kami menganggap ini sebagai eskalasi berbahaya yang digunakan penjahat perang (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu untuk melanjutkan genosida terhadap rakyat kami," kata kelompok Palestina dalam sebuah pernyataan.

Serangan hari Rabu di Gaza bertepatan dengan serangkaian serangan Israel di Lebanon, ketegangan meningkat pesat setelah pengeboman Israel terhadap kamp pengungsi Palestina di selatan negara itu menewaskan lebih dari selusin orang pada hari Selasa.

Serangan ini juga terjadi selang beberapa hari usai Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengesahkan resolusi yang mendukung rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump untuk Gaza, termasuk pengerahan apa yang disebut "pasukan stabilisasi internasional"

Resolusi tersebut memberi lampu hijau bagi pembentukan "dewan perdamaian" untuk mengawasi pemerintahan di wilayah pesisir tersebut, karena AS dan Israel menuntut Hamas melepaskan kendali atas Gaza.

Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya di Gaza telah menolak rencana tersebut. Mereka mengatakan bahwa rencana itu menetapkan kerangka kerja yang bertentangan dengan "kehendak nasional".

Kelompok hak asasi manusia Palestina, Al-Haq, meminta anggota DK PBB untuk memberikan suara menentang resolusi tersebut, dengan peringatan bahwa hal itu dapat mengarah pada penghinaan dan penolakan terhadap penentuan nasib Palestina sendiri.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads