×
Ad

Penyebab Rezeki Seret Menurut Islam dan Cara Mengatasinya

Tia Kamilla - detikHikmah
Kamis, 20 Nov 2025 13:15 WIB
Berdoa memohon rezeki. Foto: Freepik
Jakarta -

Rezeki yang sempit atau seret memang sering menjadi masalah yang membuat banyak orang merasa khawatir. Meski sudah bekerja sekuat tenaga, tidak sedikit orang yang masih merasa rezekinya terbatas atau sulit. Pada dasarnya, semua rezeki yang kita terima berasal dari Allah SWT, hanya Allah SWT yang berhak untuk memudahkan atau menyulitkan hamba-Nya dalam mendapatkan rezeki. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Taha ayat 132:

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى

Wa'mur ahlaka biṣ-ṣalāti waṣṭabir 'alaihā, lā nas'aluka rizqā(n), naḥnu narzuquk(a), wal-'āqibatu lit-taqwā.

Artinya: "Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Kesudahan (yang baik di dunia dan akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa."

Selain faktor usaha, ada banyak hal lain yang bisa memengaruhi lancarnya rezeki. Berikut adalah beberapa penyebab rezeki seret menurut Islam dan cara mengatasinya supaya rezeki menjadi lancar dan berkah.

Penyebab-penyebab Rezeki Seret Menurut Islam

Salah satu faktor yang membuat rezeki menjadi seret adalah perbuatan maksiat. Kemaksiatan hanya akan mendatangkan kesusahan. Orang yang berbuat maksiat tidak akan mulia dalam hidupnya. Bahkan, pintu rezekinya akan disempitkan atau ditutup oleh Allah SWT. Bentuk-bentuk maksiat sangat beragam, berikut ini adalah beberapa bentuk maksiat yang menjadi penyebab rezeki kita seret:

1. Berbuat Syirik atau Menyekutukan Allah SWT

Menurut buku Maksiat: Penyebab Rezeki Seret dan Hidup Ruwet yang ditulis oleh Rizem Aizid, maksiat pertama yang dapat menutup pintu rezeki kita dan menjadikan hidup tidak mulia adalah syirik atau menyekutukan Allah SWT. Allah telah berfirman di dalam surat An-Nisa ayat 48 yang berbunyi:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

Innallāha lā yagfiru ay yusyraka bihī wa yagfiru mā dūna żālika limay yasyā'(u), wa may yusyrik billāhi fa qadiftarā iṡman 'aẓīmā(n).

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar."

Ayat di atas jelas Allah SWT menegaskan bahwa syirik adalah perbuatan yang paling hina dan sangat dibenci Allah SWT. Salah satu bahaya dari syirik adalah ditutupnya pintu rezeki.

2. Menyepelekan dan Meninggalkan Sholat

Masih mengutip buku sebelumnya, bentuk maksiat kedua yang bisa menutup pintu rezeki adalah meninggalkan sholat. Salat adalah ibadah wajib yang menjadi penghubung antara kita dan Allah SWT. Ketika kita sengaja meninggalkannya, pintu keberkahan dapat tertutup dan rezekinya menjadi tidak lancar.

3. Berbuat Zina

Berbuat zina termasuk maksiat besar yang dapat menghalangi datangnya rezeki. Islam melarang keras laki-laki dan perempuan yang bukan mahram untuk bersentuhan, berkumpul bersama, apalagi sampai berzina. Perbuatan ini merusak kehormatan diri dan keluarga. Ketika seseorang terjerumus dalam zina, hidupnya bisa menjadi tidak berkah dan rezekinya terasa seret.

4. Berkata Jorok

Allah SWT melarang hamba-Nya yang beriman untuk berkata jorok atau kotor. Perbuatan ini bisa membuat hidup pelakunya tidak mulia, rendah, dan membuat rezekinya seret. Dalam hadits Riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

"Sungguh, seorang hamba berbicara dengan suatu kalimat yang membawa keridhaan Allah SWT, dan ia tidak menyadarinya, tetapi Allah SWT mengangkatnya dengan beberapa derajat. Dan, sungguh seorang hamba berbicara dengan suatu kalimat yang membawa kemurkaan Allah SWT, dan ia tidak memedulikannya, tetapi ia menjerumuskannya ke Neraka Jahannam."

5. Mengingkari Amanah

Amanah adalah perintah-perintah yang telah Allah SWT percayakan kepada hamba-hamba-Nya. Apabila mereka melaksanakannya akan diberi pahala, dan jika meninggalkannya akan mendapat hukuman. Amanah dapat dibagi menjadi 3 kelompok:

-Hablum minnallah (hubungan dengan Allah SWT), yaitu sholat, puasa, zakat, sedekah, bekerja, berdoa, dan lainnya.

-Hablum minannas (hubungan dengan manusia), yaitu saat seseorang menitipkan barang, bersumpah, dan lainnya.

-Hablum min'alam (hubungan dengan alam), yaitu melestarikan, menjaga alam sekitar dan hal-hal positif lainnya.

Bagi seseorang yang melakukan maksiat dengan mengingkari Amanah, maka bisa ditutup pintu rezekinya dan dijadikan hidupnya tidak berkah.

6. Mengurangi Timbangan dan Takaran

Menurut buku Sunnah Allah dalam Menetapkan Rezeki dalam Perspektif Al-Qur'an karya Prof. Dr. HM. Hasballah Thaib, MA. & DR. H. Zamakhsyari Bin Hasballah Thaib, Lc., mengurangi dan mencurangi timbangan serta takaran merupakan salah satu bentuk memakan hak orang lain. Perilaku ini bisa membuat rezeki kita seret dan hidup kita menjadi tidak mulia. Selain itu, perilaku tersebut merupakan salah satu bentuk berbuat kerusakan di muka bumi yang pantas dihukum di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Huud ayat 85:

وَيٰقَوْمِ اَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ

Wa yā qaumi auful-mikyāla wal-mīzāna bil-qisṭi wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā'ahum wa lā ta'ṡau fil-arḍi mufsidīn(a).

Artinya: "Wahai kaumku, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil! Janganlah kamu merugikan manusia akan hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di bumi dengan menjadi perusak!"

7. Menunda Zakat dan Sedekah

Dari buku sebelumnya dijelaskan bahwa menahan atau menunda zakat dan sedekah menjadi salah satu penyebab Utama hilangnya keberkahan harta dan berkurangnya rezeki. Padahal, zakat dan sedekah bisa menambah rezeki kita. Hal ini terdapat di dalam Al-Qur'an surat Saba ayat 39:

قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗوَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Qul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u min 'ibādihī wa yaqdiru lah(ū), wa mā anfaqtum min syai'in fahuwa yukhlifuh(ū), wa huwa khairur-rāziqīn(a).

Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya." Suatu apa pun yang kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki."




(lus/lus)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork