Fathu Makkah adalah salah satu peristiwa paling bersejarah dalam Islam. Peristiwa ini tidak hanya menggambarkan kemenangan kaum muslimin dalam merebut kembali Kota Makkah, tetapi juga memperlihatkan betapa agungnya ajaran Islam tentang kasih sayang, sifat pemaaf, dan keadilan.
Untuk lebih memahaminya, berikut penjelasan mengenai makna Fathu Makkah, penyebab terjadi, dan hikmah dari peristiwa bersejarah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makna Fathu Makkah
Menurut buku Sejarah Kebudayaan Islam susunan Drs Imam Subchi MA, makna Fathu Makkah adalah penakluk Kota Makkah. Peristiwa ini berlangsung pada 10 Ramadan tahun 8 Hijriah atau bertepatan dengan 630 Masehi. Saat itu Rasulullah SAW beserta pengikutnya menjalankan ibadah puasa sampai waktunya berbuka.
Rasulullah SAW bersama pasukannya yang berjumlah 10.000 orang yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar, bani Aslam, bani Mazinah, bani Jahinah, bani Gaffan dan suku-suku lainnya bergerak menuju Kota Makkah. Adapun tujuan dari Fathu Makkah adalah:
1. Untuk mengembalikan Kota Makkah sebagai kota suci dan tanah yang diharamkan untuk menumpahkan darah.
2. Membersihkan Ka'bah dari kemusyrikan, berhala dan patung.
3. Memberi pelajaran bagi kaum kafir Quraisy.
Penyebab Terjadinya Fathu Makkah
Dijelaskan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Yusak Burhanudin dan Ahmad Fida', penyebab terjadinya Fathu Makkah berawal dari pelanggaran terhadap Perjanjian Hudaibiyah. Dalam perjanjian tersebut, kaum Muslim dan kaum Quraisy sepakat melakukan gencatan senjata. Namun, kaum Quraisy melanggar kesepakatan itu dengan memberikan bantuan kepada bani Bakr, sekutu mereka, untuk menyerang bani Khuza'ah yang merupakan sekutu umat Islam.
Serangan bani Bakr kepada bani Khuza'ah menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Karena itu, bani Khuza'ah datang menemui Nabi Muhammad SAW di Madinah untuk mengadukan pengkhianatan Quraisy serta meminta perlindungan. Setelah mendengar laporan tersebut, jelas bahwa kaum Quraisy telah membatalkan perjanjian yang sebelumnya telah disepakati.
Menyadari kesalahan mereka, kaum Quraisy mengutus Abu Sufyan ke Madinah untuk memperbaiki perjanjian. Sesampainya di Madinah, Abu Sufyan menemui Nabi Muhammad SAW dan meminta agar Perjanjian Hudaibiyah diperbarui. Namun, Nabi tidak mengabulkan permintaannya. Abu Sufyan kemudian mencoba meminta bantuan Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib, tetapi keduanya juga menolak. Gagal mendapatkan dukungan, ia pun kembali ke Makkah tanpa hasil.
Setelah terjadinya pengkhianatan itu, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk mempersiapkan penaklukan Makkah. Beliau memerintahkan para sahabat untuk menyiapkan perlengkapan perang secara diam-diam agar Quraisy tidak mengetahui rencana tersebut. Langkah ini dilakukan untuk menghindari pertumpahan darah.
Ketika pasukan Nabi Muhammad SAW memasuki Makkah, perlawanan yang terjadi sangat kecil. Umat Islam akhirnya berhasil menguasai kota suci tersebut dengan damai. Peristiwa kemenangan besar ini kemudian dikenal sebagai Fathu Makkah, yaitu pembebasan atau penaklukan Kota Makkah.
Kronologi Terjadinya Fathu Makkah
Masih merujuk sumber yang sama, kronologi terjadinya Fathu Makkah adalah setelah kaum Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiyah, Nabi Muhammad SAW mulai menyiapkan pasukan untuk menuju Makkah. Saat itu, seorang sahabat bernama Hatib bin Balta'ah sempat berkhianat dengan mengirim surat kepada Quraisy untuk membocorkan rencana umat Islam. Atas izin Allah SWT, Nabi mengetahui hal tersebut dan mengutus Ali bin Abi Thalib serta Zubair bin Awwam untuk mengambil surat itu. Surat itu berhasil diamankan, dan persiapan pasukan dilanjutkan.
Nabi Muhammad SAW kemudian berhasil mengumpulkan 10.000 pasukan dan membaginya ke dalam empat divisi untuk memasuki Makkah dari empat arah berbeda. Sebelum bergerak, Nabi berpesan agar pasukan tidak bertempur kecuali jika diserang. Tujuannya adalah agar penaklukan berlangsung damai.
Dalam perjalanan dan setibanya di Marr Az-Zahran, rombongan Nabi Muhammad SAW bertemu Abu Sufyan. Setelah berdialog, Abu Sufyan akhirnya memeluk Islam. Nabi pun memberinya kehormatan dengan menyampaikan bahwa siapa pun yang masuk ke rumah Abu Sufyan, menutup pintu rumahnya, atau berada di Masjidil Haram akan aman. Abu Sufyan segera kembali ke Makkah untuk mengumumkan hal tersebut, dan masyarakat Quraisy menaatinya.
Sebelum memasuki kota, Nabi Muhammad SAW kembali memberi pesan kepada para pasukannya:
1. Jangan membunuh orang kafir yang tidak melawan.
2. Jangan merampas senjata yang tidak digunakan untuk berperang.
3. Membersihkan Ka'bah dari semua berhala.
Keesokan harinya, pasukan Muslim memasuki Makkah hampir tanpa perlawanan, kecuali pasukan Khalid bin Walid yang sempat menghadapi kelompok kaum musyrik. Setibanya di kota, Nabi Muhammad SAW menghancurkan sekitar 360 berhala di sekitar Ka'bah. Setelah itu, Bilal diminta naik ke atas Ka'bah untuk mengumandangkan azan sebagai tanda kemenangan Islam.
Peristiwa ini membuat banyak tokoh Quraisy memeluk Islam, di antaranya Abu Sufyan bin Al-Harits, Suhail bin 'Amr, Al-Harits bin Hisyam, Shafwan bin Umayyah, dan 'Ikrimah bin Abu Jahl.
Hikmah Peristiwa Fathu Makkah
Mengacu sumber sebelumnya, berikut ini adalah beberapa hikmah yang bisa diambil untuk umat Islam dari peristiwa Fathu Makkah:
1. Menaklukan Makkah bukan untuk sombong atau balas dendam, tetapi untuk membela kehormatan Islam setelah kaum Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiyah. Ini mengajarkan bahwa setiap usaha meraih kemenangan harus diniatkan karena Allah SWT.
2. Rasulullah SAW menunjukkan akhlak yang baik dalam keadaan apa pun, bahkan saat perang. Hal ini menjadi contoh bahwa akhlak mulia adalah kunci keberhasilan dakwah Islam.
3. Umat Islam masuk ke Makkah dengan damai dan tanpa membalas kejahatan Quraisy, yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan sifat pemaaf dan tidak menyimpan dendam.
4. Rasulullah SAW membebaskan kaum Quraisy, dan sikap besar hati ini menjadi teladan bagi seluruh umat Islam.
5. Rasulullah SAW menghancurkan berhala-berhala di sekitar Ka'bah, sebagai tanda bahwa kebenaran pada akhirnya akan mengalahkan kesesatan.
(kri/kri)












































Komentar Terbanyak
Potret Keluarga Cendana Syukuran Gelar Pahlawan Nasional, Dihadiri Menag
Masjid Palestina Dibakar Pemukim Israel, Kecaman Dunia Menggema
Isi Resolusi PBB untuk Gaza yang Ditolak Hamas