Ternyata Begini Cara Islam Pertama Kali Masuk ke Indonesia

Ternyata Begini Cara Islam Pertama Kali Masuk ke Indonesia

Tia Kamilla - detikHikmah
Sabtu, 08 Nov 2025 09:00 WIB
Malacca - Scanned 1890 Engraving
Malaka - Ukiran hasil pemindaian tahun 1890. Foto: Getty Images/benoitb
Jakarta -

Islam menjadi agama dengan jumlah pemeluk terbesar di Indonesia saat ini. Namun, tahukah detikers bagaimana awal mula Islam masuk dan berkembang? Prosesnya ternyata tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui perjalanan yang panjang.

Ada banyak teori tentang cara masuknya Islam di Indonesia. Disebutkan dalam buku Sejarah SMP/MTs Kls VII (KTSP) karya Dr. Nana Nurliana Soeyono dan Dra Sudarini Suhartono, agama Islam sudah menyebar di kepulauan Nusantara pada abad ke-16. Sumber lain menyebut Islam pertama kali masuk Nusantara sejak abad ke-7.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini ditandai dengan adanya beberapa puluh makan muslim kuno di sekitar Troloyo, Trowulan, dan Gresik di Jawa Timur.

Cara Agama Islam Pertama Kali Masuk ke Indonesia

Terdapat empat cara agama Islam pertama kali bisa masuk ke Indonesia. Di antaranya dari jalur perdagangan, jalur perkawinan, jalur pendidikan, dan politik. Berikut penjelasan lebih lengkapnya merangkum dari sumber sebelumnya dan buku Sejarah Kebudayaan Islam karya H. Fida' Abdilah dan Yusak Burhanudin.

ADVERTISEMENT

1. Melalui Jalur Perdagangan

Secara geografis, wilayah Nusantara berada di dekat Selat Malaka. Selat Malaka sangat strategis untuk jalur perdagangan internasional karena Malaka merupakan pintu gerbang keluar masuk kapal perniagaan India, Persia, dan Timur Tengah.

Para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, Irak, Gujarat, Benggala (anak benua India), dan Sri Lanka terpaksa tinggal di bandar-bandar pesisir Laut Jawa dan Sumatera. Mereka diberi tempat oleh penguasa setempat sehingga membentuk suatu komunitas yang sering disebut dengan perkampungan Pakojan, yaitu kampung yang khusus untuk para pedagang muslim.

Mereka singgah beberapa waktu untuk menurunkan dan mengisi barang dagangannya kembali, bahkan mereka tinggal berbulan-bulan di Malaka.

Pada saat itulah mereka mengadakan pertemuan dengan para pedagang dan penduduk Nusantara. Mereka menyebarkan agama Islam sekaligus kebudayaannya.

Selain itu, mereka mengajak sesama pedagang untuk mengenal, memahami, dan memeluk agama Islam. Melalui kegiatan ini banyak penduduk yang tertarik dengan agama Islam, lalu menjadi pemeluk agama Islam.

Selain itu, Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan karena terdapat kesibukan lalu lintas perdagangan yang sudah ada sejak abad ke-7 sampai abad ke-16.

Saat itu banyak pedagang dari Arab, Persia, dan India yang saling berhubungan langsung dengan pedagang dari wilayah Indonesia bagian Barat, Tenggara, dan Timur.

2. Melalui Jalur Perkawinan

Masih mengacu sumber sebelumnya, para pedagang pada zaman dahulu masih menggunakan kapal layar yang digerakkan oleh angin. Ketika para pedagang muslim singgah di salah satu pelabuhan di Indonesia, mereka harus menetap selama 3-6 bulan.

Para pedagang tersebut menunggu perubahan arah angin yang akan mengantar kapal-kapal mereka ke tujuan berikutnya. Saat menetap itulah, banyak pedagang muslim yang melaksanakan pernikahan dengan perempuan setempat sehingga terbentuk keluarga-keluarga muslim di berbagai tempat di sekitar pelabuhan.

Ada dua faktor yang mendorong terjadinya proses perkawinan antara para pedagang muslim dan perempuan pribumi. Pertama, Islam tidak membedakan status sosial, baik kaya atau miskin, orang biasa atau golongan bangsawan.

Kedua, pandangan rakyat pribumi (penduduk beragama Hindu) masih mengenal perbedaan status sosial atas dasar pembagian kasta. Hal ini lebih mendorong mereka untuk memeluk agama Islam yang tidak mengenal kasta.

3. Melalui Jalur Pendidikan

Penyebaran agama Islam serta nilai-nilai yang Islam melalui pendidikan dilakukan setelah masyarakat muslim pribumi terbentuk. Kegiatan pendidikannya diselenggarakan oleh para ulama, kiai, dan guru agama. Mereka mendirikan pondok pesantren untuk mendidik penduduk. Penyebaran Islam melalui pendidikan dilakukan melalui berbagai cara, yaitu:

Pengajaran di Pesantren

Pengajar Islam di pesantren dilakukan oleh para kiai. Semakin terkenal kiai yang mengajar di sebuah pesantren itu, semakin besar pula pengaruh pesantren tersebut di tengah masyarakat.

Beberapa pesantren yang terkenal di antaranya adalah pesantren Ampel Denta milik Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Pesantren Sunan Giri milik Sunan Giri, yang kebanyakan muridnya berasal dari Maluku. Di samping mengajar di pesantren-pesantren para kiai juga sering kali menjadi penasihat para raja atau bangsawan.

Kesenian

Para kiai atau ulama menggunakan kesenian wayang kulit untuk mengajarkan Islam kepada masyarakat. Mereka mengganti tokoh-tokoh wayang dengan tokoh-tokoh Islam atau tokoh yang islami. Isi cerita wayang pun diganti dengan kisah-kisah islami tentang tauhid dan akidah.

Selain kesenian wayang kulit, penyebaran agama Islam di Indonesia terlihat pula dalam kesenian Islam, seperti peninggalan seni bangunan, seni pahat, seni musik, dan seni sastra. Hasil-hasil seni ini dapat pula dilihat pada bangunan masjid-masjid kuno di Demak, Cirebon, Banten, dan Aceh.

Budaya

Penyebaran Islam melalui budaya adalah dengan mengganti isi budaya lokal dengan jiwa tauhid tanpa mengubah bentuk luarnya. Misalnya, upacara pemberian sesaji untuk roh leluhur atau roh halus diubah menjadi pembacaan doa untuk keluarga yang sudah meninggal dunia, dan pembacaan mantra-mantra untuk mengusir roh jahat diubah dengan bacaan Al-Qur'an.

Selain itu, para pedagang juga mengembangkan seni budaya berunsur Islam, seperti pantun dan syair, musik Melayu, serta lagu-lagu Jawa yang sebelumnya berunsur Hindu atau Buddha.

Ilmu Tasawuf

Pendidikan Islam yang diberikan oleh para kiai ada juga yang berupa ilmu tasawuf. Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tasawuf lebih memudahkan orang yang telah mempunyai dasar ketuhanan lain untuk mengerti dan menerima ajaran Islam.

Ajaran tasawuf ini banyak dijumpai dalam cerita-cerita babad dan hikayat masyarakat setempat. Beberapa tokoh penyebar tasawuf yang terkenal adalah Hamzah Fansuri, Syamsudin, Syaikh Abdus Shamad, dan Nuruddin ar-Raniri.

4. Melalui Jalur Politik

Proses islamisasi penduduk Indonesia melalui jalur politik berjalan setelah banyak para bangsawan kerajaan masuk Islam. Para ulama membujuk raja untuk memeluk Islam. Mereka pun berusaha mendirikan wilayah-wilayah kekuasaan Islam.

Kemudian, wilayah kekuasaan Islam berubah menjadi kerajaan Islam. Salah satunya adalah daerah Demak yang berubah menjadi Kerajaan Demak.

Kerajaan ini menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Dalam perkembangannya, Kerajaan Demak tumbuh menjadi pusat penyebaran agama Islam ke berbagai daerah di Indonesia, seperti ke Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan

Proses Panjang masuknya Islam ke Indonesia ini menunjukkan bahwa Islam diterima dengan terbuka oleh masyarakat Nusantara karena nilai-nilai keadilan, kesederhanaan, dan persaudaraan yang diajarkannya. Dari proses inilah Islam berkembang pesat hingga menjadi agama terbesar di Indonesia seperti sekarang.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads