Apa Itu Akhlak? Begini Penjelasannya dalam Islam

Apa Itu Akhlak? Begini Penjelasannya dalam Islam

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 27 Okt 2025 09:30 WIB
Ilustrasi Muslim
Ilustrasi muslim yang berakhlak (Foto: Getty Images/ferlistockphoto)
Jakarta -

Dalam ajaran Islam, akhlak menempati kedudukan yang sangat penting. Bahkan, diutusnya Nabi Muhammad SAW ke bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia.

Akhlak sejatinya adalah pondasi utama di dalam berdirinya agama. Lantas, apa sebenarnya definisi dari akhlak, dan mengapa ia begitu fundamental?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Akhlak

Secara umum, akhlak dapat diartikan sebagai sifat atau karakter yang tertanam dalam jiwa seseorang, yang mendorongnya untuk berbuat atau bertindak secara spontan tanpa perlu pertimbangan akal dan pikiran. Dengan kata lain, akhlak adalah bagian dari kepribadian yang sudah menyatu dalam diri seseorang.

Menurut Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam buku Akhlak Islam, akhlak secara bahasa berasal dari kata "Khuluq" yang artinya tingkah laku, tabiat, atau perangai.

ADVERTISEMENT

Pada hakikatnya, khuluq atau akhlak sudah melekat sebagai citra batin, mencakup jiwa, sifat-sifat, dan atribut dasar yang ada pada diri manusia.

Imam Al Ghazali juga memberikan penjelasan mengenai akhlak. Akhlak adalah sifat yang mengakar di jiwa, menghasilkan tindakan yang dilakukan secara mudah dan spontan, tanpa perlu dipikirkan lagi.

Ini menunjukkan bahwa akhlak adalah sifat yang bersifat spontan dan konsisten.

Dua Jenis Akhlak dalam Islam

Secara garis besar, Islam membagi akhlak menjadi dua jenis utama yang menjadi pedoman hidup seorang muslim. Menukil buku Pendidikan Akhlak dalam Al Qur'an: Studi Tarbawi Perspektif Syaikh Nawawi al-Bantani karya Badrudin, dkk, dua jenis akhlak tersebut adalah:

1. Akhlakul Mahmudah (Akhlak Terpuji)

Akhlakul mahmudah adalah jenis akhlak yang wajib dimiliki dan dipertahankan setiap muslim. Karakter terpuji ini mencakup: sabar, jujur, rendah hati, dermawan, sopan, gigih, adil, bijaksana, lembut, santun, dan tawakal.

2. Akhlakul Mazmumah (Akhlak Tercela)

Ini adalah karakter buruk yang harus dihindari oleh umat manusia karena dapat merusak diri sendiri dan hubungan sosial. Contoh akhlakul mazmumah meliputi; sifat sombong, iri, dengki, tamak, hasad, takabur, dan ghibah (menggunjing).

Manfaat Memiliki Akhlak Terpuji

Seorang muslim yang memiliki akhlakul mahmudah akan mendapatkan keberkahan dan manfaat besar, baik di dunia maupun di akhirat.

Salah satu manfaat terbesarnya adalah dicintai oleh Rasulullah SAW. Hal ini dijelaskan dalam hadits:

Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang paling aku cintai dan paling dekat dengan tempat aku kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling aku benci dan tempatnya paling jauh dari aku kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong." (HR Tirmidzi).

Manfaat lain dari akhlak mulia adalah:

  • Beratnya timbangan kebaikan di hari kiamat kelak.
  • Mampu mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat (karena konsistensi dalam kebaikan).

Tujuan Akhir dari Akhlak

Kewajiban memiliki akhlak terpuji bukan hanya sekadar untuk menjaga hubungan sesama manusia, tetapi memiliki tujuan akhir yang mendalam dan spiritual.

Imam Al Ghazali dalam karyanya Ma'ârij al-Quds fî Madârij Ma'rifat al-Nafs menjelaskan tujuan akhir akhlak:

"Tujuan akhir dari akhlak adalah memutuskan diri kita dari cinta kepada dunia, dan menanamkan dalam diri kita cinta kepada Allah SWT. Maka tidak ada sesuatu yang lebih dicintai selain berjumpa dengan Allah SWT dan tidak menggunakan semua hartanya kecuali karena dan untuk Allah SWT."

Cara Memperbaiki Akhlak

Upaya memiliki akhlak terpuji dapat dimulai dari hal-hal sederhana:

  1. Menjaga lisan dengan cara bertutur kata yang baik, sopan santun, dan tidak berbicara kasar.
  2. Membantu sesama
  3. Menjaga rahasia atau aib orang lain
  4. Jujur
  5. Mengendalikan diri dari sifat-sifat tercela, seperti kikir, sombong, dengki, dan prasangka buruk.

Dengan memahami apa itu akhlak dan berupaya menanamkan sifat terpuji, seorang muslim berkesempatan meraih derajat tertinggi di sisi Allah SWT.

Wallahu a'lam.




(hnh/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads