Kena Kotoran Burung Merpati di Masjidil Haram, Apakah Najis?

Kena Kotoran Burung Merpati di Masjidil Haram, Apakah Najis?

Kristina - detikHikmah
Selasa, 14 Okt 2025 10:15 WIB
ilustrasi burung merpati
Burung merpati. Foto: thinkstock
Jakarta -

Kawanan burung merpati banyak dijumpai di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Tak hanya di halaman, burung-burung ini juga beterbangan di sekitar Ka'bah. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah kotoran burung merpati najis?

Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mazhab fikih terkait hukum kotoran burung merpati. Perbedaan ini muncul karena klasifikasi binatang yang halal dimakan.

Dijelaskan dalam kitab Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah karya Syekh Abdurrahman Al-Juzairi terjemahan Shofa'u Qolbi Djabir dkk, mazhab Syafi'i mengatakan semua kotoran hewan yang dimakan dagingnya adalah najis, tanpa ada perincian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, mazhab Hanafi memandang semua kotoran hewan yang dagingnya dimakan adalah najis yang ringan (mukhaffafah). Namun, ada pengecualian untuk kotoran burung menurut pendapat ini. Burung yang terbang seperti merpati dan pipit maka motorannya suci, sementara yang tidak terbang seperti ayam, itik, dan angsa tergolong najis ringan.

Dua mazhab lainnya, Maliki dan Hambali, menyatakan semua kotoran hewan yang dagingnya boleh dimakan adalah suci. Namun, mazhab Maliki masih membagi berdasarkan kebiasaan makanan hewan itu. Apabila terbiasa makan makanan najis, kotorannya ikut najis. Kotoran ayam juga termasuk najis jika makanannya diragukan. Sedangkan burung merpati kotorannya suci.

ADVERTISEMENT

Dari keterangan tersebut diketahui mayoritas ulama menghukumi kotoran burung merpati suci. Hanya mazhab Syafi'i yang menghukuminya najis.

Sejarah Burung Merpati di Masjidil Haram

Burung merpati di Masjidil Haram punya banyak julukan, seperti merpati tempat suci, merpati demam, dan merpati sunyi. Peneliti sejarah Makkah, Samir Ahmed Barqah, mengatakan julukan tersebut berkaitan dengan keyakinan keselamatan mereka selama berada di Makkah.

"Merpati di Masjidil Haram disebut merpati demam karena cara mereka berkeliaran di sekitar Tanah Suci Allah yang aman. Mereka disebut merpati tempat suci karena mereka sangat yakin akan keselamatannya di Makkah," kata Barqah dilansir Arab News pada 20 Juni 2023.

Barqah menyebut merpati di Masjidil Haram memiliki ciri khusus yang berbeda dengan jenis merpati dan burung lain di dunia. Ciri-ciri tersebut meliputi bentuknya yang indah, warnanya yang unik, mata tajam, dan leher panjang. Kawanan merpati itu juga tidak takut pada pengunjung, sekalipun lokasi di sana padat.

Merpati suci juga tidak membuang kotorannya di Ka'bah dan sekitarnya. Hal itu yang kemudian membuatnya semakin diapresiasi oleh jemaah maupun pengurus masjid.

Beberapa orang berdiri di antara burung-burung merpati yang terbang di bulevar sekitar Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Rabu (18/6/2025). Ratusan burung merpati liar yang terbang bebas menjadi daya tarik di area tersebut bagi para pengunjung ANTARA FOTO/Andika Wahyu/tom.Beberapa orang berdiri di antara burung-burung merpati yang terbang di bulevar sekitar Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Rabu (18/6/2025). Ratusan burung merpati liar yang terbang bebas menjadi daya tarik di area tersebut bagi para pengunjung ANTARA FOTO/Andika Wahyu/tom. Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu

Konon, merpati di Masjidil Haram berasal dari keturunan merpati di Gua Tsur yang membuat sarang ketika peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. Allah SWT kemudian menghadiahkan mereka keturunan dan membiarkan mereka hidup dengan aman di Tanah Suci Makkah.

Sementara itu, sejarawan Syekh Mohammed Tahir Al-Kurdi menyebut asal-usul merpati suaka berasal dari keturunan burung ababil yang diutus Allah SWT menghancurkan pasukan Abrahah.

Burung merpati tak hanya bertengger di kawasan Masjidil Haram, tetapi juga di Masjid Nabawi, Madinah.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads