Kenapa Rasulullah Memerintahkan Meluruskan Shaf Sebelum Salat?

Kenapa Rasulullah Memerintahkan Meluruskan Shaf Sebelum Salat?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Kamis, 09 Okt 2025 19:15 WIB
Niat sholat berjamaah.
Shaf sholat (Foto: Masjid Pogung Raya/Unsplash)
Jakarta -

Dalam Islam, barisan ketika salat berjamaah disebut shaf. Rasulullah SAW memerintahkan kaum muslimin untuk meluruskan shaf sebelum salat.

Nabi Muhammad SAW sangat disiplin terkait kelurusan shaf saat salat. Beliau bahkan enggan memulai salat jika shaf para sahabat belum rapi, lurus dan rapat.

Rasulullah SAW bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Luruskan shaf, jangan berselisih. Nanti hati kalian juga akan berselisih." (HR Bukhari Muslim)

ADVERTISEMENT

Kenapa Shaf Harus Lurus Sebelum Salat Dimulai?

Menukil dari buku Kesempurnaan Shalat yang Terabaikan karya Anin, suatu hari Rasulullah SAW keluar dan langsung berdiri, ketika hendak takbir beliau melihat seseorang yang dadanya menonjol tidak lurus dalam berisan (shaf) itu. Lalu, beliau bersabda,

"Wahai hamba Allah, kamu sekalian harus meluruskan barisanmu atau biarkanlah Allah menyelisihkan antara kamu sekalian." (HR Muslim)

Nabi Muhammad SAW harus menegur jemaahnya yang tak lurus dan dadanya menonjol. Salat tidak dilangsungkan olehnya jika masih belum lurus.

Hal tersebut menunjukkan bahwa lurusnya seluruh makmum di dalam barisan salat sangat mempengaruhi pentingnya pelaksanaan salat. Jika shaf tidak lurus maka menggambarkan kesombongan dan enggan menaati perintah.

Diterangkan dalam buku Panduan Shalat Rasulullah oleh Imam Abu Wafa, ketika meluruskan shaf hendaknya muslim melekatkan bahu dengan makmum lain, begitu pula dengan kakinya. Dari Anas bin Malik RA, Nabi SAW bersabda,

"Luruskan barisan kalian, sesungguhnya saya bisa melihat kalian dari belakang punggungku, lalu salah satu kami meletakkan bahunya dengan bahu temannya dan melekatkan kakinya dengan kaki temannya." (HR Bukhari)

Melekatkan bahu dengan bahu dan kaki dengan kaki tidak bukan berarti harus berdesakkan. Hal ini disampaikan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin,

"Dan bukanlah yang dimaksud dengan merapatkan adalah saling berdesakan, namun hendaknya seorang muslim bermurah hati terhadap saudaranya jika ia menggerakkan ke kanan atau kek kiri, ke depan atau ke belakang sehingga barisan tetap menyatu dan menutup celah dan baginya dengan mendorong saudaranya dengan bahunnya, sungguh Rasulullah SAW bersabda,

"Orang yang paling baik dari kalian ialah orang yang paling bermurah hati dalam salat." (HR Abu Dawud)




(aeb/lus)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads