Salat Istisqa: Ibadah Memohon Turunnya Hujan Saat Kemarau Panjang

Salat Istisqa: Ibadah Memohon Turunnya Hujan Saat Kemarau Panjang

Indah Fitrah - detikHikmah
Kamis, 09 Okt 2025 12:31 WIB
Ilustrasi Muslim Salat
Ilustrasi salat. Foto: Getty Images/iStockphoto/shironosov
Jakarta -

Salat istisqa merupakan ibadah yang diajarkan dalam Islam ketika terjadi musim kemarau panjang. Melalui salat ini, umat Islam memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan sebagai rahmat dan keberkahan bagi bumi serta seluruh makhluk hidup.

Menurut buku Seri Fiqih Kehidupan susunan Ahmad Sarwat, istilah istisqa berasal dari kata dasar saqaa yang berarti "memberi minum." Dalam kamus Lisanul Arab, kata istisqa' bermakna thalabus-suqyaa yaitu "meminta air." Secara istilah syariat, salat istisqa berarti ibadah yang dilakukan khusus untuk meminta agar Allah SWT menurunkan hujan.

Dasar Hukum Salat Istisqa

Salat ini disyariatkan dalam Islam dan pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman dalam surah Nuh ayat 10-12:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ΩΩŽΩ‚ΩΩ„Ω’Ψͺُ Ψ§Ψ³Ω’ΨͺΩŽΨΊΩ’ΩΩΨ±ΩΩˆΩ’Ψ§ Ψ±ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ Ψ§ΩΩ†Ω‘ΩŽΩ‡Ω— ΩƒΩŽΨ§Ω†ΩŽ ΨΊΩŽΩΩ‘ΩŽΨ§Ψ±Ω‹Ψ§Ϋ™ ΩŠΩ‘ΩΨ±Ω’Ψ³ΩΩ„Ω Ψ§Ω„Ψ³Ω‘ΩŽΩ…ΩŽΨ§Ϋ€Ψ‘ΩŽ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩΩ…Ω’ Ω…Ω‘ΩΨ―Ω’Ψ±ΩŽΨ§Ψ±Ω‹Ψ§Ϋ™ ΩˆΩ‘ΩŽΩŠΩΩ…Ω’Ψ―ΩΨ―Ω’ΩƒΩΩ…Ω’ Ψ¨ΩΨ§ΩŽΩ…Ω’ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω ΩˆΩ‘ΩŽΨ¨ΩŽΩ†ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ ΩˆΩŽΩŠΩŽΨ¬Ω’ΨΉΩŽΩ„Ω’ Ω„Ω‘ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ Ψ¬ΩŽΩ†Ω‘Ω°Ψͺٍ ΩˆΩ‘ΩŽΩŠΩŽΨ¬Ω’ΨΉΩŽΩ„Ω’ Ω„Ω‘ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ Ψ§ΩŽΩ†Ω’Ω‡Ω°Ψ±Ω‹Ψ§Ϋ—

Artinya: Lalu, aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu."

ADVERTISEMENT

Rasulullah SAW juga pernah melaksanakan salat istisqa sebagaimana disebutkan dalam hadits:

Dari Abdullah bin Zaid Al-Mazani, bahwa Nabi SAW keluar kepada orang-orang untuk meminta diturunkan air hujan. Maka beliau salat bersama mereka dua rakaat dengan mengeraskan bacaannya. (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizy, Nasai, Ibnu Majah)

Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai hukumnya. Sebagian berpendapat bahwa salat istisqa sunnah muakkadah, sebagian lagi menyebutnya sunnah, dan ada yang mengatakan mubah. Namun, semua sepakat bahwa salat istisqa merupakan amalan yang dianjurkan saat terjadi kekeringan.

Ketentuan Salat Istisqa

Masih dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa As-Sayyid Sabiq dalam Fiqhus Sunnah menerangkan beberapa ketentuan pelaksanaan salat istisqa, yakni:

1. Disunnahkan Berjamaah

Salat ini dianjurkan dilakukan secara berjamaah, minimal dengan imam dan makmum. Lebih utama bila diikuti seluruh masyarakat, termasuk wanita dan anak-anak.

2. Dua Rakaat

Jumlah rakaatnya dua, dan bisa dilakukan kapan saja selama bukan pada waktu yang dilarang untuk salat.

3. Imam Mengeraskan Bacaan (Jahr)

Imam disunnahkan membaca dengan suara keras. Pada rakaat pertama membaca surah Al-A'la, dan pada rakaat kedua surah Al-Ghasyiyah setelah Al-Fatihah.

4. Khutbah

Disunnahkan menyampaikan khutbah sebelum atau sesudah salat. Rasulullah SAW juga pernah memindahkan selendang (rida') dari sisi kanan ke kiri saat berkhutbah.

5. Berdoa

Setelah salat, imam dan jamaah dianjurkan berdoa dengan mengangkat tangan, memohon agar Allah SWT segera menurunkan hujan.

Cara Pelaksanaan Salat Istisqa

Dalam buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap susunan Moh. Rifa'i, terdapat tiga bentuk pelaksanaan istisqa:

1. Berdoa kapan saja, di tempat mana pun.
2. Menyertakan doa istisqa dalam khutbah Jumat.
3. Melaksanakan salat dua rakaat disertai khutbah secara berjamaah.

Beberapa langkah yang dianjurkan sebelum pelaksanaan salat adalah:

- Berpuasa selama tiga hari sebelum salat dilaksanakan.
- Melakukan amal baik seperti sedekah, bertobat, memperbaiki hubungan antar sesama, dan menjauhi kezhaliman.
- Datang ke tanah lapang dengan pakaian sederhana, tanpa berhias atau memakai wewangian, serta memperbanyak istighfar.

Setelah salat selesai, khatib menyampaikan dua khutbah. Pada khutbah pertama, disunnahkan membaca istighfar sembilan kali, dan pada khutbah kedua tujuh kali.

Urutan Salat Istisqa

Mengutip dari laman resmi Kementerian Agama RI, urutan salat Istisqa adalah sebagai berikut:

  1. Jamaah berkumpul di tanah lapang tanpa azan dan iqamah.
  2. Niat salat istisqa dibaca dalam hati.
  3. Setelah takbiratul ihram, imam bertakbir tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua.
  4. Imam membaca Al-Fatihah dan surah pendek dengan suara jelas.
  5. Setelah rakaat kedua, imam duduk tahiyat akhir dan mengucapkan salam.
  6. Imam menyampaikan dua khutbah dengan cara berdiri dan sekali duduk di antaranya. Dalam khutbah ini, khatib mengajak umat Islam untuk bertobat, memperbanyak istighfar, dan memohon hujan penuh rahmat dari Allah SWT. Pada akhir khutbah, khatib menghadap kiblat, memindahkan selendang ke bahu yang berlawanan, serta mengangkat tangan seraya membaca doa.

Doa-doa Salat Istisqa

Dalam buku Super Lengkap Shalat Sunah karya Ubaidurrahim El-Hamdy, terdapat beberapa doa yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW untuk dibaca saat istisqa, di antaranya:

1. Doa 1

Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ψ§Ψ³Ω’Ω‚ΩΩ†ΩŽΨ§ ΨΊΩŽΩŠΩ’Ψ«Ω‹Ψ§ Ω…ΩΨΊΩΩŠΨ«Ω‹Ψ§ΨŒ Ω†ΩŽΨ§ΩΩΨΉΩ‹Ψ§ ΨΊΩŽΩŠΩ’Ψ±ΩŽ ΨΆΩŽΨ§Ψ±Ω‘ΩΨŒ ΨΉΩŽΨ§Ψ¬ΩΩ„Ω‹Ψ§ ΨΊΩŽΩŠΩ’Ψ±ΩŽ ؒجِلٍ.

Arab latin: Allāhumma asqinā ghaytsan mughītsan, nāfi'an ghayra ḍārrin, 'ājilan ghayra ājil.

Artinya: "Ya Allah turunkanlah kepada kami hujan yang menyejuk- kan, menggembirakan dan membawa manfaat serta tidak membawa mudharat, dengan segera tanpa ditunda." (HR Abu Dawud, Hakim, dan Baihaqi)

2. Doa 2

Ψ§Ω„Ω„Ω‡Ω…Ω‘ΩŽ اسْقِ ΨΉΩΨ¨ΩŽΨ§Ψ―ΩŽΩƒΩŽ ΩˆΩŽΨ¨ΩŽΩ‡ΩŽΨ§Ψ¦ΩΩƒΩŽΨŒ ΩˆΩŽΨ§Ψ΄Ω’Ψ±Ω Ψ±ΩŽΨ­Ω’Ω…ΩŽΩƒΩŽ ΩˆΩŽΨ£ΩŽΨ­Ω’ΩŠΩ Ψ¨ΩŽΩ„Ω’Ψ―ΩŽΩƒΩŽ Ψ§Ω„Ψ¨ΩŽΩŠΨͺِ

Arab latin: Allaahumas qi 'ibaadaka wa bahaa-imika, wan syur rah- mataka wa ahyi baldakal mayyit.

Artinya: "Ya Allah, hujanilah hamba-hamba-Mu dan juga binatang- binatang-Mu, tebarkanlah kasih sayang-Mu, dan hidupkanlah negeri-Mu yang mati (gersang) ini." (HR Abu Dawud)

3. Doa 3

Ψ§Ω„Ω’Ψ­ΩŽΩ…Ω’Ψ―Ω Ω„ΩΩ„Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ψ±ΩŽΨ¨Ω‘Ω Ψ§Ω„Ω’ΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ…ΩΩŠΩ†ΩŽΨŒ Ψ§Ω„Ψ±Ω‘ΩŽΨ­Ω’Ω…Ω°Ω†Ω Ψ§Ω„Ψ±Ω‘ΩŽΨ­ΩΩŠΩ…ΩΨŒ Ω…ΩŽΨ§Ω„ΩΩƒΩ ΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…Ω Ψ§Ω„Ψ―Ω‘ΩΩŠΩ†ΩΨŒ Ω„ΩŽΨ§ Ψ₯ΩΩ„Ω°Ω‡ΩŽ Ψ₯ΩΩ„Ω‘ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΩŠΩŽΩΩ’ΨΉΩŽΩ„Ω Ω…ΩŽΨ§ يُرِيدُ، Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ψ£ΩŽΩ†Ω’Ψͺَ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ω„ΩŽΨ§ Ψ₯ΩΩ„Ω°Ω‡ΩŽ Ψ₯ΩΩ„Ω‘ΩŽΨ§ Ψ£ΩŽΩ†Ω’Ψͺَ، Ψ£ΩŽΩ†Ω’Ψͺَ Ψ§Ω„Ω’ΨΊΩŽΩ†ΩΩŠΩ‘Ω ΩˆΩŽΩ†ΩŽΨ­Ω’Ω†Ω Ψ§Ω„Ω’ΩΩΩ‚ΩŽΨ±ΩŽΨ§Ψ‘ΩΨŒ Ψ£ΩŽΩ†Ω’Ψ²ΩΩ„Ω’ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω†ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ω’ΨΊΩŽΩŠΩ’Ψ«ΩŽΨŒ ΩˆΩŽΨ§Ψ¬Ω’ΨΉΩŽΩ„Ω’ Ω…ΩŽΨ§ Ψ£ΩŽΩ†Ω’Ψ²ΩŽΩ„Ω’Ψͺَ Ω„ΩŽΩ†ΩŽΨ§ Ω‚ΩΩˆΩ‘ΩŽΨ©Ω‹ ΩˆΩŽΨ¨ΩŽΩ„ΩŽΨ§ΨΊΩ‹Ψ§ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩ‰ Ψ­ΩΩŠΩ†Ω.

Arab latin: Al-αΈ₯amdu lillāhi rabbil-'ālamΔ«n, ar-raαΈ₯mānir-raαΈ₯Δ«m, māliki yaumid-dΔ«n. Lā ilāha illallāhu yaf'alu mā yurΔ«d. Allāhumma anta Allāhu lā ilāha illā anta, antal-ghaniyyu wa naαΈ₯nul-fuqarā'. Anzil 'alainal-ghaytsa, waj'al mā anzalta lanā quwwatan wa balāghan ilā αΈ₯Δ«n.

Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemu- rah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari Pem- balasan, (Al-Fatihah 2-4). Tiada Tuhan selain Allah Yang Melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Ya Allah, Engkau Allah yang tiada Tuhan selain Engkau. Engkau kaya dan kami tidak memliki apa-apa. Turunkanlah hujan kepada kami. Dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan kepada kami sebagai kekuatan yang menembus waktu." (HR Abu Dawud dan Hakim)




(inf/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads