Menembus Batas Gaza: Kisah Mahasiswa Palestina di UIII

Menembus Batas Gaza: Kisah Mahasiswa Palestina di UIII

Devi Setya - detikHikmah
Jumat, 19 Sep 2025 07:15 WIB
Kisah Mahasiswa Palestina di UIII
Bayan Ali Muhammad Hassan Mahasiswa Palestina di UIII asal Gaza Foto: Dok. UIII
Jakarta -

Pendidikan sering kali dipandang sebagai jalan menuju masa depan yang lebih baik. Namun, bagi Bayan Ali Muhammad Hassan, seorang mahasiswa asal Gaza, Palestina, pendidikan bukan sekadar ambisi pribadi, melainkan urat nadi harapan yang menghidupkan mimpi banyak orang di tengah keterbatasan.

Bayan datang dari Gaza, sebuah wilayah yang setiap harinya diwarnai dengan perjuangan, ketidakpastian, dan keterbatasan akibat konflik yang berkepanjangan. Meski demikian, semangatnya untuk melanjutkan pendidikan tidak pernah surut. Ia kini tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), tepatnya di Fakultas Studi Islam, Program Magister Turath (Islam Klasik).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melanjutkan Jejak Akademik

Dilansir dari laman resmi UIII, Kamis (18/9/2025) perjalanan akademis Bayan dimulai dari Universitas Al-Azhar Gaza, tempat ia menempuh pendidikan di Fakultas Pendidikan dengan fokus pada Studi Islam. "Saya memilih program ini karena melanjutkan jalur yang saya mulai di Universitas Al-Azhar Gaza, tempat saya lulus dari Fakultas Pendidikan dengan fokus Studi Islam," ujar Bayan. "Setelah melakukan riset, saya menemukan bahwa UIII menyediakan lingkungan akademik yang suportif, dengan para profesor yang kompeten dan kurikulum yang komprehensif."

Keputusan untuk melanjutkan studi di Indonesia bukanlah langkah sembarangan. Setelah melakukan riset, Bayan menemukan bahwa UIII menawarkan lingkungan akademik yang suportif, kurikulum yang komprehensif, serta profesor-profesor yang kompeten. Semua hal itu semakin meyakinkannya bahwa perguruan tinggi yang berlokasi di Depok ini adalah tempat yang tepat untuk menumbuhkan kapasitas akademisnya.

ADVERTISEMENT

UIII, Lebih dari Sekadar Kampus

Bagi Bayan, UIII bukan hanya institusi akademik biasa. Ia memandang universitas ini sebagai ruang untuk memperkuat keterampilan, mengasah pemikiran kritis, sekaligus mengembangkan dirinya sebagai akademisi. "Saya yakin kuliah di UIII akan memungkinkan saya untuk lebih produktif dalam penelitian dan publikasi," ungkapnya penuh keyakinan.

Visi akademis yang ia usung adalah menghubungkan kajian Islam klasik dengan perspektif Islam kontemporer. Menurutnya, sinergi antara keduanya sangat penting untuk menjawab berbagai tantangan intelektual yang berkembang di dunia modern.

Kisah Harapan dari Gaza

Di balik semangat belajarnya, terdapat kisah pribadi tentang ketahanan, keimanan, dan tekad. Perjalanan Bayan dari Gaza menuju Depok bukan hanya perjalanan fisik, melainkan perjalanan membawa harapan bagi banyak anak muda Palestina. Ia adalah simbol bahwa meskipun lahir di tanah penuh kesulitan, kesempatan untuk berkontribusi dalam ilmu pengetahuan dan perdamaian tetap terbuka.

Melalui beasiswa dan dukungan yang diperoleh, Bayan kini menjadi bagian dari komunitas global di UIII. Kehadirannya memperkaya dinamika kampus sekaligus menjadi inspirasi bahwa pendidikan mampu menembus batas-batas geografis maupun politik.

Dengan mahasiswa seperti Bayan yang datang dari berbagai penjuru dunia, UIII semakin mengukuhkan misinya sebagai rumah akademis global. Universitas ini menjadi tempat di mana kisah perjuangan diubah menjadi kisah harapan, tempat di mana mimpi akademis tumbuh, serta tempat di mana kontribusi terhadap perdamaian dunia dirajut melalui ilmu pengetahuan.

Kisah Bayan Ali Muhammad Hassan dari Gaza adalah bukti nyata bahwa pendidikan bukan hanya tentang individu, tetapi juga tentang memberi makna bagi sebuah bangsa, bahkan bagi kemanusiaan secara keseluruhan.




(dvs/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads