Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI

Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 18 Sep 2025 17:00 WIB
Ketum PBNU Gus Yahya
Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya (Foto: dok. Istimewa/situs resmi PBNU)
Jakarta -

Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, secara terbuka kembali menyampaikan permohonan maaf atas kontroversi kehadiran Peter Berkowitz, akademikus pro-Zionis, sebagai pembicara di acara kampus pada 23 Agustus 2025. Permintaan maaf ini dikeluarkan setelah muncul petisi yang menuntut pencopotannya dari MWA UI.

Menanggapi petisi dan tuntutan tersebut, Gus Yahya menyampaikan permohonan maaf setulus-tulusnya kepada seluruh sivitas akademika UI. Ia mengakui kurangnya kecermatan dalam memeriksa latar belakang narasumber yang diundang.

"Saya menyesal atas kelalaian ini. Dengan penuh kerendahan hati, saya memohon maaf kepada pimpinan UI, dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan alumni," ujar Gus Yahya dalam pernyataan resmi yang diterima detikcom, Kamis (18/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berkomitmen untuk menerapkan mekanisme pengecekan yang lebih ketat dan melibatkan berbagai pihak agar setiap langkah sejalan dengan nilai luhur dan reputasi Universitas Indonesia," lanjutnya.

Ia juga menegaskan kembali komitmennya, baik secara pribadi maupun sebagai bagian dari MWA UI, untuk berdiri teguh bersama bangsa Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Sebagai bukti komitmen, Gus Yahya menyatakan dukungan penuhnya terhadap pembentukan UI-Palestine Center dan siap berkontribusi untuk pengembangannya.

ADVERTISEMENT

"Semoga Universitas Indonesia senantiasa menjadi kampus unggul, berintegritas, dan kebanggaan bangsa," tutup Gus Yahya.

Latar Belakang Masalah

Mengutip change.org, peristiwa ini berawal saat acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) UI dihebohkan oleh kehadiran Peter Berkowitz sebagai pembicara. Latar belakang Berkowitz yang terafiliasi dengan Zionisme memicu keresahan di kalangan mahasiswa dan alumni UI, yang dikenal sebagai kampus dengan dukungan kuat terhadap kemerdekaan Palestina.

Universitas Indonesia Student for Justice in Palestine (UI SJP), sebuah komunitas kolektif mahasiswa yang peduli Palestina, langsung merespons dengan berbagai aksi. Mulai dari aksi 'UI Tolak Zionisme', audiensi dengan pihak rektorat, diskusi pembentukan UI Palestine Center (UIPC), dan penyusunan proposal public lecture untuk mengundang Profesor asal Palestina.

Setelah dilacak, Gus Yahya, yang juga Ketua Umum PBNU, dikonfirmasi sebagai pihak yang bertanggung jawab mengundang Berkowitz. Gus Yahya mengakui kelalaiannya dan sudah meminta maaf kepada rektor UI dan masyarakat.

Namun, permintaan maaf itu dinilai belum cukup. UI SJP pun akhirnya membuat petisi yang berjudul "Dukung Pencopotan Yahya Cholil Staquf dari Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia". Hingga kini, petisi tersebut sudah ditandatangani oleh 2.814 orang sejak dibuat 12 September 2025.

Petisi ini dibuat untuk mencegah kejadian serupa terulang dan membersihkan nama besar UI dari afiliasi Zionisme. karena UI SJP menyoroti rekam jejak Gus Yahya yang disebut banyak beririsan dengan tokoh dan agenda Zionisme.

Di antaranya yaitu mengundang Berkowitz sebagai pembicara pada akademi kepemimpinan nasional NU 2025, mengundang Berkowitz ke forum agama G20 tahun 2022, hingga kunjungan PBNU ke Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu pada tahun 2018.

Tindakan dan rekam jejak tersebut, menurut UI SJP, telah mencoreng sembilan nilai luhur UI, khususnya nilai keadilan dan kemartabatan.




(hnh/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads