Iran dan Mesir Ingin Bentuk NATO Versi Islam Imbas Serangan Israel di Qatar

Iran dan Mesir Ingin Bentuk NATO Versi Islam Imbas Serangan Israel di Qatar

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Rabu, 17 Sep 2025 13:15 WIB
Liga Arab hingga negara-negara muslim ingin buat aliansi pertahanan seperti NATO.
Liga Arab hingga negara-negara muslim ingin buat aliansi pertahanan seperti NATO. (Foto: AFP)
Jakarta -

Iran dan Mesir menyerukan pembentukan aliansi pertahanan bersama negara-negara muslim yang mirip dengan NATO di kawasan Timur Tengah. Hal ini dilakukan sebagai respon dari serangan Israel ke Doha yang menewaskan lima anggota Hamas serta seorang petugas keamanan Qatar beberapa waktu lalu.

Dilansir dari Newsweek pada Rabu (17/9/2025), para pejabat Arab dan Iran memperingatkan bahwa kegagalan dalam bertindak bisa membuat negara-negara di Timur Tengah rentan terhadap operasi Israel lebih lanjut.

Usulan pembentukan NATO versi Islam dijelaskan dalam pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Qatar, Senin (15/9) lalu. Mesir dan Iran menjadi yang terdepan mendorong lahirnya pakta militer tersebut. Ini menjadi langkah serius dalam beberapa dekade terakhir menuju pembentukan perjanjian kolektif di dunia Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latar belakang dari terdorongnya usulan tersebut antara lain adanya serangan terhadap target di Iran pada awal tahun 2025, operasi militer yang masih berlangsung di Gaza, serta serangan terbaru ke ibu kota Qatar di Doha yang jadi mediator konflik selama ini.

ADVERTISEMENT

Para pemimpin muslim kini menyoroti Israel sebagai sumber instabilitas regional. Para pejabat Arab maupun Iran memperingatkan bahwa tanpa langkah yang tegas, negara-negara Timur Tengah akan terus rentan terhadap operasi militer Israel di masa mendatang.

Pertemuan darurat OKI dipandang sebagai momentum krusial untuk menguji apakah seruan persatuan muslim dapat diwujudkan dalam kerangka pertahanan bersama yang nyata.

Mesir sebagai angkatan bersenjata terbesar di dunia Arab kini mengajukan gagasan pembentukan komando militer gabungan berbasis di Kairo. Pejabat senior Iran juga mendorong lahirnya koalisi yang lebih luas.

Eks Komandan Garda Revolusi Iran yang bernama Mohsen Rezai memperingatkan bahwa negara-negara seperti Arab Saudi, Turki dan Iran dapat menjadi target berikutnya jika blok muslim gagal bertindak tegas.

"Satu-satunya solusi adalah membentuk koalisi militer," tegasnya.

Seruan semacam itu juga diungkap oleh ulama senior Iran, Jalal Razavi-Mehr. Ia mendesak pembentukan satu angkatan bersenjata Islam dengan doktrin pertahanan dan ofensif bersama.

Tetapi, dari kalangan diplomasi nada lebih hati-hati juga disuarakan. Mehdi Shoushtari dari Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan masih terlalu dini untuk memformalkan pakta semacam itu.

Pakistan menjadi satu-satunya negara muslim yang mempunyai senjata nuklir. Mereka mengajukan usulan pembentukan gugus tugas bersama demi memantau tindakan Israel serta menyiapkan langkah pencegahan maupun ofensif secara terkoordinasi.

Apabila usulan NATO berhasil terwujud, maka bisa berpotensi mengubah peta keseimbangan kekuatan di Timur Tengah serta menguji kembali peran Amerika Serikat sebagai penjamin keamanan regional.

Sebagai informasi, North Atlantic Treaty Organization atau dikenal dengan istilah NATO merupakan aliansi politik dan militer internasional pada bidang keamanan. Ini sudah terbentuk sejak tahun 1949.

Organisasi yang beranggotakan 30 negara dari Amerika Utara dan Eropa ini adalah para anggota yang setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads