Salat Istikharah Kapan Dilakukan? Ini Waktu Terbaiknya

Salat Istikharah Kapan Dilakukan? Ini Waktu Terbaiknya

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 13 Sep 2025 20:00 WIB
Niat sholat tarawih
Ilustrasi salat Istikharah (Foto: Unsplash/Bimbingan Islam)
Jakarta -

Dalam menjalani kehidupan, manusia sering dihadapkan pada berbagai pilihan yang tidak mudah untuk ditentukan. Mulai dari hal sederhana hingga keputusan besar yang dapat memengaruhi masa depan.

Tidak jarang, keraguan muncul dan membuat hati terasa bimbang dalam menentukan langkah terbaik. Dalam kondisi seperti ini, seorang Muslim dianjurkan untuk menyerahkan urusannya kepada Allah SWT.

Salah satu cara Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk memohon petunjuk adalah dengan salat istikharah. Melalui salat ini, kita meminta Allah untuk menunjukkan pilihan terbaik dan memberikan ketenangan hati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waktu Salat Istikharah

Menurut buku Rahasia Shalat Istikharah yang ditulis M Shodiq Mustika, pada dasarnya, salat istikharah dapat dilakukan kapan saja, baik di siang maupun malam hari. Namun, ada waktu-waktu yang lebih utama untuk berdoa agar permohonan kita lebih mustajab.

ADVERTISEMENT

Salat istikharah akan lebih baik jika dilakukan pada sepertiga malam terakhir, waktu yang dianggap paling mustajab untuk berdoa. Waktu ini dikenal sebagai saat di mana doa seorang hamba lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT.

Selain itu, suasana di sepertiga malam terakhir biasanya lebih tenang dan hening. Kondisi ini membantu kita untuk lebih khusyuk dalam beribadah, sehingga doa dan permohonan petunjuk bisa dipanjatkan dengan hati yang lebih ikhlas.

Cara Melakukan Salat Istikharah

Tata cara salat istikharah sama seperti salat sunnah lainnya. Setelah selesai, seorang Muslim dianjurkan untuk memuji Allah SWT, bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, lalu membaca doa istikharah.

Agar lebih mudah dipahami, berikut langkah-langkah salat istikharah sebagaimana dijelaskan dalam buku Shalat Sunnah Hikmah dan Tuntunan Praktis karya Nasrul Umam Syafi'i dan Lukman Hakim:

1. Membaca niat

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Usholli sunnatal istikhooroti rok'ataini lillahi ta'aalaa

Artinya: "Aku niat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta'ala."

2. Takbiratul ihram
3. Membaca surat Al-Fatihah
4. Membaca surat pendek dari Al-Qur'an
5. Rukuk
6. I'tidal
7. Sujud pertama
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah
9. Sujud kedua
10. Berdiri kembali untuk melanjutkan rakaat kedua
11. Membaca surat Al-Fatihah
12. Membaca surat pendek dari Al-Qur'an
13. Rukuk
14. I'tidal
15. Sujud pertama
16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah
17. Sujud kedua
18. Duduk tasyahud akhir
19. Mengucapkan salam

Doa Setelah Salat Istikharah

Setelah melaksanakan salat istikharah, dianjurkan untuk memanjatkan doa sebagai penyempurna ibadah. Doa ini berfungsi untuk memohon bimbingan Allah SWT dalam menentukan pilihan yang sedang dihadapi.

Sebagaimana disebutkan dalam buku Sukseskan Bisnismu dengan 21 Amalan Sunnah yang Terbukti Dahsyat karya Ahmad Jarifin, terdapat doa khusus setelah shalat istikharah, berikut bacaan lengkapnya.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ وَعَـاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَبَارِكْ لِي فِيهِ ثُمَّ يَسِّرْهُ لِي وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ عَاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ أَيْنَـــمَا كَانَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Arab latin: Allâhumma shalli wa sallim 'alâ sayyidina muḫamamdin, Alḫamdulillâhi rabbil 'âlamîn. Allâhumma innî astakhîruka bi 'ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta'lamu wa lâ a'lamu, wa anta 'allâmul ghuyûb. Allahumma fa-in kunta ta'lamu hâdzal amra khairun lî fî dînî wa dun-yâya wa 'âqibati amrî 'âjilihi wa âjilihi faqdurhu lî wa bârik lî fîhi tsumma yassirhu lî. Wa in kunta ta'lamu anna hâdzal amra syarrun lî fî dînî wa dun-yâya wa 'âqibati amrî 'âjilihi wa âjilihi fashrifnî 'anhu washrfhu 'annî waqdur liyal khaira haitsu kâna ainamâ kânû innaka 'alâ kulli syai-in qadîr. Wa shallallâhu 'alâ sayyidina muḫamamdin, walḫamdulillâhi rabbil 'âlamîn.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah dengan pengetahuan-Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan sementara aku tidak mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib.

Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam bagi agamaku, kehidupanku, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku, maka takdirkanlah hal tersebut untukku. Mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku, maka palingkanlah aku darinya dan palingkanlah dia dariku. Takdirkanlah yang terbaik untukku apa pun keadaannya. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Bisa atas segala sesuatu."

Wallahu a'lam.




(hnh/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads