Tiga Golongan yang Tidak Akan Masuk Surga, Siapa Mereka?

Tiga Golongan yang Tidak Akan Masuk Surga, Siapa Mereka?

Indah Fitrah - detikHikmah
Rabu, 27 Agu 2025 06:30 WIB
A man looking up at a huge ghostly horned demon appearing out the mist. On a moody day in the countryside. With a grunge, blurred edit.
Foto: Getty Images/David Wall
Jakarta -

Setiap muslim tentu mendambakan surga sebagai tempat kembali yang penuh kenikmatan. Namun, Rasulullah SAW melalui sejumlah hadits memperingatkan bahwa ada golongan tertentu yang diharamkan Allah untuk masuk ke dalam surga. Peringatan ini tidak hanya sebagai ancaman belaka, melainkan juga sebagai peringatan agar setiap hamba menjauhi dosa besar yang bisa menutup pintu kebaikan.

Dalam buku Jalan Menuju Hidup Berkah karya Muhammad Suhud, disebutkan sebuah hadits Rasulullah SAW:

"Ada tiga orang yang Allah haramkan untuk masuk surga, yaitu pecandu minuman keras, orang yang berbuat durhaka (kepada orang tua), dan mucikari yang membiarkan kekejian terjadi pada keluarganya." (HR. Ahmad)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam riwayat lain, disebutkan peringatan serupa dengan sedikit perbedaan redaksi. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Ada tiga orang yang tidak akan masuk surga, yaitu orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya, pecandu minuman keras, dan orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya." (HR. Ahmad, an-Nasa'i, dan Hakim)

ADVERTISEMENT

Lantas, siapa saja golongan yang dimaksud?

Tiga Golongan yang Tidak Akan Masuk Surga

1. Pecandu Minuman Keras

Islam menegaskan bahwa khamar atau minuman keras termasuk dosa besar. Bukan hanya merusak akal, tapi juga dapat membuka pintu kepada berbagai kemaksiatan lain. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Maidah ayat 90:

ŲŠŲ°Ų“Ø§ŲŽŲŠŲ‘ŲŲ‡ŲŽØ§ Ø§Ų„Ų‘ŲŽØ°ŲŲŠŲ’Ų†ŲŽ Ø§Ų°Ų…ŲŽŲ†ŲŲˆŲ’Ų“Ø§ Ø§ŲŲ†Ų‘ŲŽŲ…ŲŽØ§ Ø§Ų„Ų’ØŽŲŽŲ…Ų’ØąŲ ŲˆŲŽØ§Ų„Ų’Ų…ŲŽŲŠŲ’ØŗŲØąŲ ŲˆŲŽØ§Ų„Ų’Ø§ŲŽŲ†Ų’ØĩŲŽØ§Ø¨Ų ŲˆŲŽØ§Ų„Ų’Ø§ŲŽØ˛Ų’Ų„ŲŽØ§Ų…Ų ØąŲØŦŲ’ØŗŲŒ ؅ؑؐ؆ؒ ØšŲŽŲ…ŲŽŲ„Ų Ø§Ų„Ø´Ų‘ŲŽŲŠŲ’ØˇŲ°Ų†Ų ŲŲŽØ§ØŦŲ’ØĒŲŽŲ†ŲØ¨ŲŲˆŲ’Ų‡Ų Ų„ŲŽØšŲŽŲ„Ų‘ŲŽŲƒŲŲ…Ų’ ØĒŲŲŲ’Ų„ŲØ­ŲŲˆŲ’Ų†ŲŽ

Arab latin: Yā ayyuhal-laÅŧÄĢna āmanÅĢ innamal-khamru wal-maisiru wal-anášŖÄbu wal-azlāmu rijsum min 'amalisy-syaiᚭāni fajtanibÅĢhu la'allakum tufliá¸ĨÅĢn(a).

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa minuman keras adalah sesuatu yang najis dan harus dijauhi. Seseorang yang terus-menerus tenggelam dalam candu minuman keras bisa kehilangan kesadaran, merusak diri, dan melupakan kewajiban kepada Allah. Karena itu, Rasulullah SAW menyebut pecandu khamar termasuk golongan yang diharamkan masuk surga.

2. Durhaka kepada Orang Tua

Berbakti kepada orang tua adalah salah satu kewajiban terbesar dalam Islam, bahkan disebut setelah perintah untuk menyembah Allah. Sebaliknya, durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar yang mendapat laknat dari Allah SWT.

Dalam buku Dosa Besar Kecil yang Terabaikan Penyebab Siksa Azab Kubur yang Pedih terbitan Lembar Langit Indonesia, terdapat hadits Rasulullah SAW:

"Allah melaknat orang yang durhaka kepada orang tua. Allah melaknat orang yang mencaci bapaknya. Allah melaknat orang yang mencaci ibunya." (HR. Ibnu Hibban, shahih)

Bahkan, ada hadits lain yang menegaskan bahwa azab bagi anak durhaka dipercepat di dunia. Rasulullah SAW bersabda:

"Semua dosa ditunda (siksanya) oleh Allah semau-Nya hingga hari Kiamat, kecuali durhaka kepada orang tua. Sesungguhnya dosa durhaka disegerakan siksanya bagi pelakunya." (HR. Hakim dari Abu Bakar)

Hal ini menunjukkan betapa besarnya dosa durhaka. Tidak hanya menutup jalan ke surga, tetapi juga mengundang keburukan di dunia sebelum akhirat.

3. Seseorang yang Membiarkan Kekejian pada Keluarganya

Golongan terakhir yang disebutkan dalam hadits adalah dayyuts, yakni seorang laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu (ghirah) terhadap kehormatan keluarganya, bahkan membiarkan perbuatan keji atau zina terjadi di lingkungannya.

Dalam buku Majdi Muhammad Asy-Syahawi terbitan Niaga Swadaya, disebutkan sebuah hadits Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada suami yang dayyuts pada hari kiamat, dan tidak akan memasukkannya ke surga." (HR. Ahmad, an-Nasa'i, dan Al-Hakim)

Dayyuts adalah suami atau kepala keluarga yang tahu keluarganya melakukan perbuatan maksiat, tetapi diam dan tidak menegurnya. Sikap ini menunjukkan hilangnya rasa tanggung jawab menjaga kehormatan keluarga, padahal menjaga keluarga dari perbuatan keji adalah amanah besar di sisi Allah.




(inf/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads