WITEX & WCAF 2025, Posisikan Pariwisata Islam Jadi Penggerak Ekonomi-Budaya Global

WITEX & WCAF 2025, Posisikan Pariwisata Islam Jadi Penggerak Ekonomi-Budaya Global

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 24 Agu 2025 22:02 WIB
World Islamic Tourism & Trade Expo (WITEX 2025) dan World Cultural & Arts Festival (WCAF 2025) yang berlangsung selama 3 hari resmi berakhir hari ini di Sunway Resort Hotel, Minggu (24/8/2025).
World Islamic Tourism & Trade Expo (WITEX 2025) dan World Cultural & Arts Festival (WCAF 2025) yang berlangsung selama 3 hari resmi berakhir hari ini di Sunway Resort Hotel, Minggu (24/8/2025). (Foto: Dok WITEX)
Jakarta -

World Islamic Tourism & Trade Expo (WITEX 2025) dan World Cultural & Arts Festival (WCAF 2025) yang berlangsung selama 3 hari resmi berakhir hari ini di Sunway Resort Hotel, Minggu (24/8/2025). Berakhirnya ajang berskala internasional itu menandai tonggak penting dalam memposisikan Malaysia sebagai pusat global untuk pariwisata, budaya, perdagangan, dan investasi Islam.

Dalam keterangan tertulis yang diterima detikHikmah, acara tersebut diselenggarakan sejak 22 Agustus 2025 lalu. Ajang internasional bergengsi tersebut telah mendapat sambutan yang luar biasa. Hal tersebut dibuktikan dengan lebih dari 25.000 pengunjung, 150 lebih peserta pameran, 300 pembeli hingga delegasi dari 12 negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu sorotan utama dari program tahun inia dalah KTT Menteri dan CEO, sebuah platform tingkat tinggi yang mempertemukan para menteri pariwisata global, pemimpin industri, CEO dan pembuat kebijakan untuk mengeksplorasi strategi kolaboratif bagi pertumbuhan pariwisata Islam serta peluang perdagangan berkelanjutan.

Dato' Sri Dr. Mohd Khalid Harun, Presiden Asosiasi Agen Tur & Perjalanan Malaysia (MATA) dan Ketua WITEX & WCAF 2025, menekankan dalam pidatonya bahwa KTT Menteri dan CEO tak hanya sekadar diskusi melainkan membentuk masa depan pariwisata Islam dan memposisikannya sebagai mesin penggerak yang kuat bagi perkembangan ekonomi dan budaya global.

ADVERTISEMENT

"KTT Menteri dan CEO bukan sekadar diskusi; ini tentang membentuk masa depan pariwisata Islam dan memposisikannya sebagai mesin penggerak yang kuat bagi perkembangan ekonomi dan budaya global. Dengan meningkatnya permintaan wisata halal dan pasar wisata Muslim global yang diperkirakan akan mencapai USD 300 miliar pada tahun 2030, KTT ini membuka jalan bagi kemitraan yang berdampak dan kemakmuran bersama," jelasnya.

Pada hari terakhir acara, ditampilkan berbagai presentasi menarik mengenai pariwisata Islam yang berfokus pada peluang, tantangan dan kisah sukses dari seluruh dunia. Dari Uzbekistan menyoroti warisan Jalur Sutranya sebagai magnet bagi wisata ramah muslim.

Negara Zambia memamerkan peluang investasi pariwisatanya, memposisikan dirinya sebagai garda terdepan baru Afrika untuk pariwisata Islam berkelanjutan dan infrastruktur perhotelan halal.

Lalu negara Kamboja mempromosikan situs bersejarahnya dengan layanan perhotelan halal yang ditingkatkan. Sementara itu, di negara Azerbaijan mempromosikan tentang destinasi kaya budaya dan warisan dengan infrastruktur ramah muslim.

Di Langkawi, Malaysia memperkenalkan visinya untuk menjadi destinasi wisata Islam dan ekowisata unggulan dalam program Visit Malaysia Year 2026.

Berlangsung secara bersamaan WCAF 2025 memamerkan kekayaan warisan global melalui pertunjukan, pengalaman kuliner dan pameran seni yang memperkuat komitmen Malaysia terhadap diplomasi budaya dan ekonomi kreatif.

Keberhasilan WITEX & WCAF 2025 dimungkinkan berkat dukungan dari Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya (MOTAC), MyCEB, Batik Air, Etiqa Takaful, Tourism Selangor dan berbagai mitra internasional.

Pameran dan festival ini menjadi pembuka program Visit Selangor Year 2025 dan Visit Malaysia Year 2026 yang memperkuat peran Malaysia sebagai pemimpin dalam pariwisata Islam serta titik temu global budaya, seni dan perdagangan.




(aeb/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads